Duniaindustri.com (Juli 2022)– Bank Indonesia (BI) menegaskan hingga saat ini terus mendalami rencana penerbitan Central Bank Digital Currency (CBDC) atau mata uang digital yang diterbitkan oleh bank sentral. Dari rangkaian proses yang dijalankan, rencana penerbitan CBDC berada pada tahap untuk mengeluarkan white paper pengembangan digital rupiah pada akhir tahun ini.
Deputi Gubernur BI, Doni P. Joewono, menjelaskan bahwa latar belakang rencana penerbitan CBDC karena saat ini perkembangan digitalisasi sangat pesat sehingga mendorong pertumbuhan aset kripto yang juga sangat cepat. Sementara regulasi yang menyangkut aset kripto saat ini sangat terbatas dan minim.
"Aset kripto memiliki potensi untuk mengembangkan inklusi dan efisiensi sistem keuangan, namun di sisi lain juga berpotensi menimbulkan sumber risiko baru yang dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi, moneter, dan sistem keuangan. Guna mengatasi risiko terhadap stabilitas dari aset kripto tersebut, dibutuhkan kerangka regulasi untuk mengatasinya," ucap Doni dalam keterangannya, kemarin.
Menurut dia, saat ini mayoritas bank sentral dunia telah mulai melakukan tahapan riset dan percobaan untuk pengembangan CBDC sesuai dengan karakteristik negaranya masing-masing. Selain itu, dukungan dan masukan industri juga merupakan masukan penting bagi bank sentral dalam merencanakan desain CBDC .
"Berbagai bank sentral berhati-hati dan terus mempelajari kemungkinan dampak dari CBDC tersebut, termasuk Indonesia," ulasnya.
Eksplorasi penerbitan CBDC dilakukan berdasarkan enam tujuan yaitu menyediakan alat pembayaran digital yang risk-free menggunakan central bank money. Kemudian memitigasi risiko non-sovereign digital currency. Selanjutnya memperluas efisiensi dan ketahapan sistem pembayaran, termasuk cross border.
"Berikutnya memperluas dan mempercepat inklusi keuangan. Lalu menyediakan instrumen kebijakan moneter baru dan memfasilitasi distribusi fiscal subsidy," pungkasnya. (*/berbagai sumber/tim redaksi 09/Safarudin/Indra)
Market database Manufacturing data Market research data Market leader data Market investigation Market observation Market intelligence Monitoring data Market Survey/Company Survey Multisource compilation data Market domestic data Market export data Market impor data Market directory database Competitor profilling Market distribution data Company database/directory Mapping competition trend Profiling competitor strategy Market data analysist Historical data Time series data Tabulation data Factory directory database Market segmentation data Market entry strategy analysist Big data processor Financial Modeling/Feasibility Study Price trend analysist Data business intelligence Customized Direktori Database
* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 256 database, klik di sini ** Butuh competitor intelligence, klik di sini *** Butuh copywriter specialist, klik di sini **** Butuh content provider (branding online), klik di sini ***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini
Database Riset Data Spesifik Lainnya:
Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 256 database, klik di sini
Duniaindustri.com (Juli 2022)– Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan inflasi pada bulan Juni 2022 secara tahun kalender year on year (yoy) melonjak cukup signifikan yaitu sebesar 4,35 persen. Angka tersebut jauh lebih tinggi dibanding inflasi pada Mei 2022 year on year sebesar 3,55%. Sementara secara year to date tingkat inflasi sebesar 3,19 persen dan inflasi secara bulanan month to month (mtom) sebesar 0,61 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Margo Yuwono, mengatakan pemicu tingginya inflasi adalah meningkatnya harga berbagai kebutuhan pangan terutama sayur - sayuran di berbagai wilayah di Indonesia. Secara rinci penyumbang inflasi terbesar berasal dari kelompok makanan, minuman dan tembakau. Cabe merah andil inflasi 0,24 persen, cabe rawit andilnya 0,10 persen dan bawang merah andilnya 0,08 persen.
"Kenaikan inflasi pada kelompok bahan makanan karena adanya cuaca yang anomali di bulan Juni. Ini (inflasi Juni 2022 secara tahun kalender) merupakan inflasi tertinggi sejak Juni 2017 dimana saat itu inflasinya sebesar 4,37 persen," ungkap Margo, kemarin.
Tercatat kelompok pengeluaran itu memberikan andil terhadap inflasi pada Juni 2022 sebesar 0,47 persen dengan tingkat inflasinya 1,77 persen. Kemudian inflasi juga disumbang oleh kelompok pengeluaran transportasi sebesar 0,04 persen dengan besaran inflasinya sendiri 0,30 persen.
"Komoditas dominan yang menyebabkan kelompok transportasi cukup besar andil inflasi karena adanya kenaikan tarif angkutan udara dengan andil 0,03 persen. Kenaikan ini dipicu oleh kenaikan harga avtur dan adanya izin dari pemerintah untuk melakukan penyesuaian biaya serta ada kenaikan permintaan akibat ada kelonggaran perjalanan," sambung Margo.
Berdasarkan komponen, inflasi yang terjadi di bulan Juni 2022 lebih besar dipengaruhi oleh komponen harga bergejolak. Tingkat inflasi dari komponen ini sebesar 2,51 persen dengan andilnya mencapai 0,44 persen. Penyebab dari minyak goreng, cabe merah, cabe rawit dan bawang merah yang melonjak tinggi.
Kemudian penyumbang kedua adalah komponen inti dengan andil sebesar 0,12 persen dengan tingkat inflasi mencapai 0,19 persen. Sementara yang ketiga adalah komponen harga yang diatur pemerintah dengan andil 0,05 persen dan tingkat inflasinya sebesar 0,27 persen.
"Harga yang diatur pemerintah berasal dari tarif angkutan udara dan rokok filter, juga ada kenaikan tarif listrik yang kedepan akan memacu inflasi di bulan Juli 2022," pungkas dia.
Kemudian dari 90 kota yang dipantau BPS, terdapat 85 kota mengalami inflasi dan hanya 5 kota yang terjadi deflasi. Untuk inflasi tertinggi terjadi di Gunungsitoli sebesar 2,72 persen. Sedangkan inflasi terendah terjadi di Pontianak sebesar 0,07 persen. Sementara untuk deflasi tertinggi terjadi di Kendari sebesar -0,61 persen dan deflasi terendah di Tanjung Pandan sebesar -0,03 persen. (*/tim redaksi 09/Safarudin/Indra)
Market database Manufacturing data Market research data Market leader data Market investigation Market observation Market intelligence Monitoring data Market Survey/Company Survey Multisource compilation data Market domestic data Market export data Market impor data Market directory database Competitor profilling Market distribution data Company database/directory Mapping competition trend Profiling competitor strategy Market data analysist Historical data Time series data Tabulation data Factory directory database Market segmentation data Market entry strategy analysist Big data processor Financial Modeling/Feasibility Study Price trend analysist Data business intelligence Customized Direktori Database
* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 256 database, klik di sini ** Butuh competitor intelligence, klik di sini *** Butuh copywriter specialist, klik di sini **** Butuh content provider (branding online), klik di sini ***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini
Database Riset Data Spesifik Lainnya:
Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 256 database, klik di sini
Duniaindustri.com (Juli 2022)– PT Ogawa Indonesia, entitas anak usaha Ogawa Co Ltd asal Jepang, akan menambah investasi US$ 7 juga secara bertahap periode 2022-2027. Investasi tersebut ditujukan guna peningkatan kapasitas, optimasi teknologi, dan penerapan industri 4.0 serta menjadikan PT Ogawa Indonesia sebagai hub di Asia untuk produksi flavor dan fragrance.
Hal itu terungkap dalam rangkaian lawatan Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita ke Jepang saat melakukan pertemuan dengan perusahaan industri yang bergerak di bidang flavors and fragrances. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 74 Tahun 2022 tentang Kebijakan Industri Nasional Tahun 2020 – 2024, industri atsiri merupakan salah satu prioritas nasional dalam pengembangan di sektor industri hulu agro. Penguatan sektor industri atsiri perlu dilakukan di sektor hilir untuk produksi bahan baku atau bahan penolong bagi industri terkait, serta penguatan di sektor antara (intermediate) untuk mendukung pemenuhan kebutuhan bahan baku industri pengolahan atsiri.
“Terdapat empat komoditas utama minyak atsiri yang menjadi prioritas pengembangan sektor atsiri nasional, yaitu minyak Nilam, minyak Serai Wangi, minyak Cengkih, dan minyak Pala,” kata Menperin saat bertemu dengan jajaran direksi Ogawa & Co., Ltd. di Tokyo, Jepang, kemarin.
Menperin mengemukakan, pihaknya terus memacu industri hilir atsiri untuk menguasai riset inovasi teknologi produk dan proses produksi agar mampu mengikuti laju daur hidup produk atsiri yang sangat cepat. Selain itu, industri atsiri didorong untuk memperkuat aspek keberlanjutan (sustainability) dan ramah lingkungan, sehingga bisa berdaya saing global dan memenuhi kebutuhan konsumen saat ini.
“Kami meminta Ogawa International dapat membuat semacam pusat riset atsiri hulu-hilir di indonesia. Hal ini agar Ogawa dapat memperluas atau menghilirkan minyak atsiri di pabrik Karawang,” ungkapnya. Di Karawang, pabrik PT. Ogawa Indonesia memiliki total kapasitas produksi sebesar 3.440 ton per tahun.
Menperin menambahkan, Ogawa akan bekerja sama dengan perguruan tinggi seperti IPB University dalam rangka kegiatan penelitian dan pengembangan bahan baku flavors and fragrances. “Pada tahun 2022-2027, secara bertahap mereka akan melakukan investasi sebesar USD7 juta guna peningkatan kapasitas, optimasi teknologi dan penerapan industri 4.0. Investasi ini akan menjadikan PT Ogawa Indonesia sebagai hub di Asia untuk produksi flavor dan fragrance,” paparnya.
President & CEO Ogawa & Co., Ltd., Yutaka Ogawa menyampaikan, PT. Ogawa Indonesia telah menerima manfaat dari teknologi R&D dan pengetahuan bidang manufaktur dari Ogawa Jepang, yang memiliki pengalaman lebih dari 110 tahun di industri rasa (flavors) dan wewangian (fragrances).
“Ogawa berusaha untuk menyediakan produk dan layanan berkualitas tinggi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Ogawa sangat menghargai dan selalu menyambut bergabung dengan penelitian dan pengembangan kerja dengan pelanggan,” paparnya.
Sementara itu, Representative President Director PT. Ogawa Indonesia, Takashi Hamaguchi mengatakan, pihaknya berperan sebagai lokasi manufaktur utama untuk rasa dan wewangian ke pasar Asia dan memasok bahan-bahan yang berasal dari Asia Tenggara. “PT. Ogawa Indonesia menyediakan sejumlah besar bahan alami yang tumbuh di Asia Tenggara untuk grup Ogawa,” tuturnya.
Bahkan, banyak produk dari PT. Ogawa Indonesia telah mendapatkan sertifikasi Halal. Pada tahun 2010, PT. Ogawa Indonesia memperoleh sertifikat Halal Assurance System (HAS). Selain itu, telah memiliki sertifikasi Sistem Jaminan Halal (SJH).
Dapat insentif fiskal
Di Tokyo, Menperin Agus juga melakukan pertemuan dengan jajaran direksi Takasago International Corporation. “Kami mendorong investasi baru dan perluasan industri hilir atsiri, termasuk untuk Takasago Indonesia dan Takasago International,” ujarnya.
Guna menarik investasi tersebut, Pemerintah Indonesia menawarkan fasilitas insentif fiskal berupa tax allowance yang diatur melalui Peraruran Pemerintah Nomor 78 Tahun 2019. Sementara itu, Kemenperin telah memasukkan industri hilir minyak atsiri (IHMA) sebagai sektor pionir yang bisa mendapatkan fasilitas perpajakan berupa super tax deduction.
Pemerintah Indonesia juga memberlakukan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk produk atsiri serta Standar Kompetensi Kerja Industri Atsiri Nasional. “Kami pun aktif berpartisipasi dalam pameran sektor industri atsiri baik berskala dalam dan luar negeri untuk promosi investasi dan pembangunan citra industri,” ungkap Agus.
President & CEO Takasago International Corporation Satoshi Masumura menyampaikan, Takasago merupakan grup perusahaan flavors and fragrances terbesar di Jepang yang berdiri sejak tahun 1920. Perusahaan telah beroperasi di 28 negara dengan 25 pabrik dan 13 pusat riset.
Pabrik Takasago di Indonesia yang berlokasi di Cikarang memproduksi flavors and fragrances. Selain itu, di Purwokerto, Takasago memiliki fasilitas kebun dan pengolahan awal minyak atsiri. Lini bisnis Takasago adalah pembuatan dan penjualan flavors and fragrances, bahan aroma, dan fine chemical.
“Kekuatan Takasago adalah kemampuan riset dan pengembangan inovasi produk baru,” ujarnya. Takasago Indonesia juga berkomitmen untuk mengalokasikan 10% nilai investasi untuk pengembangan metode produksi dan rekayasa produk yang ramah lingkungan untuk mengurangi konsumsi sumber daya energi.
Market Leader Global
Indonesia memang menjadi ‘surga’ sumber daya alam. Lihat saja, perusahaan yang beroperasi di Indonesia telah menjadi market leader dunia dengan pangsa pasar sekitar 60%. Raihan yang cukup menakjubkan bukan.
Setelah ditelusuri lebih lanjut, ternyata perusahaan asal Indonesia itu mengembangan produk hilir minyak atsiri. Adalah PT. Indesso Aroma telah menjadi pemain ekspor produk industri hilir minyak atsiri berkelas dunia melalui cabang internasional yang beroperasi di Malaysia, Singapura, dan Tanzania (Afrika). Produsen hilir minyak atsiri ini mempunyai tiga pabrik pengolahan, yaitu di Purwokerto (first processing) serta di Cileungsi-Bogor dan Ungaran-Jawa Tengah (Second and further processing).
Perusahaan tersebut juga mempunyai perusahaan joint venture dengan Firmenich Swiss dalam memproduksi produk hilir flavor and fragrance, yang berlokasi di dekat pabrik Cileungsi. Dalam menjalankan operasionalnya, PT. Indesso Aroma mengedepankan mekanisme kemitraan bersama petani rakyat yang menjunjung tinggi aspek sustainability, equality, dan responsible collaboration.
Vice President of Research & Development Division PT. Indesso Aroma Leo Seno Broto menyampaikan, perusahaan yang berdiri sejak tahun 1968 sebagai pabrik distilasi minyak cengkeh sederhana ini telah menjadi pemimpin pasar di Asia Tenggara dalam industri Flavor & Fragrance (F&F) serta Food and Wellness Solutions.
“Saat ini, kami adalah pemimpin pasar global untuk produk turunan minyak cengkeh, yang menguasai market share 60%. Selain itu, kami telah melayani lebih dari 2.000 pelanggan di Indonesia dan ekspor ke lebih dari 50 negara,” ungkapnya saat menerima kunjungan kerja Plt. Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika, akhir pekan lalu.
Leo menyampaikan, kinerja gemilang tersebut merupakan capaian perusahaan yang berfokus pada strategi bisnis yang konsisten dan berkelanjutan, dalam hal pengolahan sumber daya alam atsiri di Indonesia. “Jadi, kami fokus untuk memanfaatkan dan mengolah sumber daya alam kita yang kaya ini sebagai bahan baku menjadi beragam produk hilir yang bernilai tambah tinggi,” ujarnya.
Selain itu, dalam upaya meningkatkan nilai tambah, perusahaan fokus terhadap peningkatan inovasi. “Sehingga produk kami berdaya saing tinggi, karena kami fokus pada pemenuhan pasar ekspor. Sebanyak 90% produk kami diekspor, meliputi sekitar 45% pasar Amerika Serikat, sekitar 35% di Eropa, dan sisanya menyebar ke negara-negara lain,” sebutnya.
Leo menambahkan, perusahaan juga fokus terhadap upaya kepedulian lingkungan dan proses yang berkelanjutan. “Kami menginisiasi model bisnis yang tertelusur, transparan, dan adil, menghubungkan petani dengan end-user melalui kontrak mutual jangka panjang. Lebih dari 3.600 petani telah kami bina dengan melibatkan 20 partner dalam hal penyediaan bahan baku dengan mendukung konsep ekonomi sirkular,” tandasnya.
Bahan baku minyak atsiri yang digunakan PT. Indesso Aroma adalah minyak cengkeh, minyak daun cengkeh, minyak gagang cengkeh, dan minyak serai wangi. Sumber atsiri lainnya, yaitu minyak kakao, merica hitam, minyak jeruk purut, minyak sereh dapur, dan minyak jahe. PT. Indesso Aroma juga menjalin kemitraan dengan pekebun atsiri rakyat, yaitu menyerap produksi minyak atsiri (hasil penyulingan bagian tanaman atsiri) dengan kontrak pasokan atau kualitas tertentu termasuk melalukan pembinaan sustainable/traceability agar sesuai dengan standar pasar internasional.
Kementerian Perindustrian terus mendorong pengembangan sektor industri hilir minyak atsiri (IHMA) agar bisa lebih berdaya saing. Apalagi, Indonesia punya potensi ketersediaan bahan baku yang beragam, bahkan menjadi rumah bagi sekitar 40 jenis tanaman atsiri dari 99 jenis tanaman atsiri di dunia. Hal ini merupakan potensi bagi peningkatan nilai tambah ekonomi melalui industri pengolahan dalam negeri.
“Indonesia sebagai negara iklim tropis memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, sehingga bisa menjadi episentrum untuk pengembangan sektor IHMA. Masih ada peluang besar untuk memperluas usaha atau meningkatkan investasinya dalam rangka membuka banyak kesempatan lapangan kerja,” kata Plt. Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika saat melakukan kunjungan kerja di PT. Indesso Aroma, Cileungsi, Bogor, Jumat (15/10).
Plt. Dirjen Industri Agro mengemukakan, minyak atsiri telah digunakan sebagai bahan baku industri untuk bahan perasa (essence), perisa (flavor) dan wewangian (fragrance). Total produksi minyak atsiri utama Indonesia mencapai 8.500 ton pada tahun 2020.
Beberapa jenis minyak atsiri tropis Indonesia antara lain minyak cengkeh, sereh wangi, nilam, pala, akar wangi, dan kayu putih. “Selain itu, produk olahan minyak atsiri juga dipergunakan untuk bahan baku industri jamu dan fitofarmaka, seperti minyak jahe dan minyak adas. Seluruh jenis produk turunan minyak atsiri dipercaya mempunyai khasiat positif untuk kesehatan,” paparnya.
Putu menyampaikan bahwa pihaknya telah mengidentifikasi potensi nilai ekonomi yang besar dari sektor IHMA. Di sektor hilir, terdapat pemain besar global yang telah mengoperasikan pabrik olahan minyak atsiri. Di sektor hulu atau perkebunan, terdapat ratusan ribu petani atsiri yang menjadi pemasok bahan baku industri.
“Dengan demikian, rantai nilai hulu-hilir di sektor IHMA menjadi terintegrasi. Melalui rantai nilai hulu-hilir yang terintegrasi ini, akan tercipta nilai ekonomi yang harmonis, termasuk berperan dalam membangkitan ekonomi rakyat di pedesaan melalui program kemitraan industri,” tuturnya.
Putu menyatakan, kunci pengembangan sektor IHMA agar bisa lebih berdaya saing antara lain melalui riset dan inovasi, formulasi produk, serta memanfaatkan teknologi terkini dalam produksi untuk menghasilkan aneka produk hilir yang bernilai tambah tinggi.
“Upaya tersebut perlu didukung dengan fasilitas riset yang memadai, SDM kompeten, dan kemampuan capturing and delivering value to market yang kuat, sehingga Indonesia menjadi produsen berbagai produk turunan minyak atsiri berskala dunia,” imbuhnya.
Putu menambahkan, perlunya pemberian materi pelajaran di bangku sekolah terkait pengenalan tanaman atsiri, proses produksi minyak atsiri, dan produk-produk hilir minyak atsiri, karena produk hilir olahan minyak atsiri kerap digunakan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
“Contohnya adalah parfum, sabun mandi, pasta gigi, bumbu mi instan, produk makanan dan minuman, hingga kosmetik itu mengandung minyak atsiri. Jadi, sering kita tidak sadari, mulai bangun sampai tidur lagi, kita jumpai produk olahan minyak atsiri tersebut,” sebutnya.
Oleh karena itu, melalui program edukasi mengenai potensi budidaya bahan baku dan peluang bisnis di sektor IHMA ini, Indonesia akan bisa menumbuhkan lebih banyak produsen olahan minyak atsiri yang andal di kancah global. “Perlu sosialisasi atau kampanye yang masif sehingga produk olahan minyak atsiri bisa menjadi tren gaya hidup di tengah masyarakat seperti produk olahan kopi,” tandasnya.(*/tim redaksi 09/Safarudin/Indra)
Market database Manufacturing data Market research data Market leader data Market investigation Market observation Market intelligence Monitoring data Market Survey/Company Survey Multisource compilation data Market domestic data Market export data Market impor data Market directory database Competitor profilling Market distribution data Company database/directory Mapping competition trend Profiling competitor strategy Market data analysist Historical data Time series data Tabulation data Factory directory database Market segmentation data Market entry strategy analysist Big data processor Financial Modeling/Feasibility Study Price trend analysist Data business intelligence Customized Direktori Database
* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 256 database, klik di sini ** Butuh competitor intelligence, klik di sini *** Butuh copywriter specialist, klik di sini **** Butuh content provider (branding online), klik di sini ***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini
Database Riset Data Spesifik Lainnya:
Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 256 database, klik di sini