Selasa, 19 Januari 2016

Ultrajaya Rajai 46% Pasar Susu UHT

PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ), emiten produsen susu ultra high temperature (UHT) dan teh siap minum (ready to drink tea), menguasai 46,1% pasar susu UHT di Indonesia, terbesar di negeri ini, dan 64,6% pasar teh siap minum dalam kemasan karton, menurut data yang diperoleh duniaindustri.com. Volume pasar susu cair diperkirakan tumbuh 2% pada 2015, sedangkan teh siap minum tumbuh lebih tinggi sebesar 6%.

Dengan pangsa pasar yang besar, Ultrajaya merupakan market leader di industri susu UHT dan teh siap minum. Ultrajaya menyisihkan sejumlah kompetitor di industri susu UHT antara lain Frisian Flag yang berada di posisi kedua dengan pangsa pasar 19%, Indomilk 16%, Real Good 5%, Milo 5%, Clevo 4%, Diamond 1%, dan produsen lainnya 4%.



Sedangkan di segmen teh siap minum, Ultrajaya mengungguli Sosro yang berada di peringkat kedua dengan pangsa 21%, Teh Gelas 7%, Fruit Tea 3%, dan produsen lain 5%.

Ultrajaya menguasai pangsa 46,1% pasar susu cair UHT dengan beberapa line up produk yakni Ultra Milk, Low Fat Hi Cal, Ultra Mimi, dan susu kental Cap Sapi. Hingga kuartal III 2015, segmen produk susu perusahaan mencatatkan penjualan Rp 2,12 triliun atau berkontribusi 64,9% dari total penjualan. Sedangkan di segmen teh siap minum, line up produk perusahaan yakni Teh Kotak Jasmine Reguler dan Less Sugar serta Teh Kotak Rasa. Hingga kuartal III 2015, segmen teh dan minuman kesehatan mencatatkan penjualan Rp 826 miliar atau menyumbang 25,3% dari total penjualan.

Dengan pangsa pasar yang besar, Ultrajaya merupakan market leader di industri susu UHT dan teh siap minum.

Konsumsi susu cair di Indonesia mencapai 13,91 liter per kapita, tergolong rendah dibanding negara-negara ASEAN lain yakni Malaysia 54,11 liter per kapita, Thailand 34,04 liter per kapita, Filipina 14,56 liter per kapita. Segmen UHT membentuk segmen terbesar susu cair. Konsumsi susu cair di Indonesia berpotensi terus tumbuh ditopang urbanisasi dan peningkatan pendapatan, serta tren kebugaran dan kesehatan.






Hingga kuartal III 2015, Ultrajaya mencatatkan kinerja yang positif, meskipun di tengah perlambatan ekonomi. Kinerja ini didorong oleh tiga faktor utama, yaitu penjualan yang tahan krisis, harga susu tanpa lemak (skim milk) yang lebih rendah, dan penurunan utang.

Hingga September 2015, Utrajaya mencatatkan penjualan Rp 3,27 triliun, tumbuh 13,54% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 2,88 triliun. Sedangkan laba bersih tercatat Rp 393,55 miliar, melonjak 90,9% dari sebelumnya Rp 206,14 miliar.

“Sejak akhir 2014, penjualan Ultrajaya memang relatif solid. Penjualan yang stabil ditambah harga bahan baku yang lebih rendah telah meningkatkan margin penjualan dari 25,8% pada akhir 2014 menjadi 31,3% pada kuartal III-2015,” ungkap analis KDB Daewoo Securities Dang Maulida dalam risetnya.(*)



Sumber: klik di sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar