Market Research and Motorcycle Industry Data (Brand Sales Trend Motorcycles Per Province) which was released in August 2016 showing all information, data, independent research, as well as projected markets and trends motorcycles in Indonesia. From the start of the market value (market size), sales trends, the ratio of ownership, number of population, as well as the composition of the motorcycle market research and data presented in this industry.
Market Research and Motorcycle Industry Data (Brand Sales Trend Motorcycles Per Province) was started from the beginning by showing highlights macroeconomic Indonesia, covering GDP growth from 2014 to 2019, the trend of inflation, population, middle-class consumer trends, the potential of the local market, as well as trends GDP per capita. (Page 2-4)
Furthermore, market research showing trends car and motorcycle sales in Indonesia 2005-2019 (estimate) in an interesting graphic. (Page 5) Motorcycle sales grew by the highest percentage in the period 2006-2011 historically from 4.42 million units to 8.01 million units.
Trends in the competitive landscape of the market share per brand motorcycle clearly presented with an interesting diagram on page 6. Data on the number of motors operating described on page 7 complete with the track record of the period 2006-2016, supplemented with average growth trends and market penetration rate and classification consumer views of their income.
Beginning on page 8, duniaindustri.com make independent research specifically related to the motor industry from Indonesia picture motor industry globally (page 8), population and market value (market size) Indonesian motor industry (page 9), motorcycle ownership ratio compared to the total population (page 10), and the motor market analysis 2015 (page 11).
The composition of the motorcycle segment with an attractive graphical display on page 12. Then, motorcycle sales trends per region in Indonesia in detail described on page 13, complete with a sales volume per island in the country.
This research followed by analysis by province motorcycle sales and market share of each brand (brand). Analysis was equipped with motorcycle sales trends in 10 provinces which became the largest market in Indonesia, complete with a market share of each brand of motorcycle. (Pages 14-16)
Top 10 provinces with the largest motorcycle sales in Indonesia are also presented in a fairly long period (2012-2015) to show trends in a comprehensive manner. (Pages 17-20)
In addition, the data showing motor components industry in Indonesia, especially the motorcycle wheel industry, from manufacturers and brand competition wheels, wheels industry market structure in Indonesia, as well as the market value of the motorcycle wheel industry in this country. (Pages 21-25)
Market Research and Motorcycle Industry Data (Brand Sales Trend Motorcycles Per Province) also displays the policy direction (grand strategy) government to develop a two-wheeler industry, investment opportunities, as well as regulation and incentives. (Pages 26-29)
Market Research and Motorcycle Industry Data (Brand Sales Trend Motorcycles Per Province) as much as a 30 page pdf is derived from various sources such as industry associations namely the Association of Indonesian Motorcycle Industries (AISI), the regulator in Indonesia such as BPS, Ministry of Industry, Investment Coordinating Board, the Police , the World Bank, as well as a motor company. Index of industry data is a new feature in duniaindustri.com featuring dozens of selected data according to the needs of users. All data is presented in pdf form so easily downloaded after users perform processes according to the procedure, ie click buy (purchase), click checkout, and fill out the form. Duniaindustri.com priority to the legitimacy and validity of the source of the data presented.(*)
Source: click here
* Need others industrial database in Indonesia, click here
** Need trading hub in Indonesia, click here
*** Wants to invest in Indonesia, click here
Selasa, 23 Agustus 2016
Minggu, 21 Agustus 2016
Cari Kumpulan E-book dan Data Industri Semen
Industri semen merupakan salah satu industri yang dibutuhkan untuk
infrastruktur, konstruksi, dan properti. Dengan karakteristik seperti
itu, tidak heran industri semen tumbuh pesat di negara-negara berkembang seperti Asia Pasifik.
Untuk mendukung hal itu, Duniaindustri.com memiliki sedikitnya tujuh data dan riset industri semen yang dapat dengan mudah didownload. Simak ulasannya berikut ini:
(1) Riset Pasar dan Analisis Oversupply Semen (2016-2019)
(2) Riset Pasar dan Analisis Peta Persaingan Industri Semen (NEW Version)
(3) Riset Peta Persaingan Industri Semen 2015-2017
(4) Data dan Outlook Industri Semen 2003-2019
(5) Data Investasi Baru, Kapasitas, serta Tren Penjualan Semen 2013-2017
(6) Data Industri Semen di Asia Tenggara, Pangsa Pemain, dan Pertumbuhan Pasar
(7) Data Komparasi Konsumsi Semen dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (10 tahun terakhir)
(8) Strategi Ekspansi dan Kapasitas Produksi BUMN Semen Terbesar
(9) Kajian Komprehensif Tiga Pemimpin Pasar Semen Indonesia
Berikut ini rinciannya satu per satu:
1) Riset Pasar dan Analisis Oversupply Semen (2016-2019) ini dirilis per Agustus 2016 menampilkan seluruh informasi mengenai kondisi kelebihan pasokan (oversupply) industri semen di Indonesia. Fokus utama pembahasan dalam riset independen, data, analisis, kajian, dan outlook komprehensif ini terkait kondisi oversupply semen dan strategi para pemain.
Riset Pasar dan Analisis Oversupply Semen (2016-2019) ini dimulai dengan tren permintaan (demand) semen 2003-2016, dikaitkan dengan kapasitas terpasang (instaled capacity), serta pertumbuhan konsumsi. (halaman 2) Dengan melihat tren jangka panjang sejak 2003, terlihat kapasitas semen domestik terus di atas tingkat konsumsi lokal, sehingga Indonesia tidak defisit pasokan semen. Oversupply terjadi saat pertumbuhan permintaan di bawah ekspektasi.
Pada halaman 3 ditampilkan grafis terkait proyeksi kondisi oversupply semen 2016-2020. Pertumbuhan kapasitas terpasang semen akan terjadi paling tinggi pada 2017, sementara estimasi produksi riil akan menyesuaikan. Tingkat permintaan semen diproyeksi tumbuh berkisar 4% (estimasi terendah), 6% (estimasi moderat), dan 8% (estimasi tertinggi) periode 2016-2020.
Kondisi oversupply semen juga dijabarkan lebih lanjut pada halaman 4 dengan komparasi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia periode 1993-2015. Duniaindustri.com membuat analisis eksklusif terkait kondisi oversupply semen untuk proyeksi 2016-2017. (halaman 5-6)
Pada halaman 7, dipaparkan faktor kunci pendorong tingkat permintaan (demand) semen di Indonesia, antara lain anggaran infrastruktur, perumahan, potensi pasar, serta bonus demografi penduduk kelas menengah. Pengembangan proyek-proyek infrastruktur dijabarkan lebih detail pada halaman 8-9 dan dilengkapi dengan korelasinya terhadap tingkat konsumsi semen per kapita di Indonesia.
Pengaruh proyek infrastruktur terhadap konsumsi semen juga terlihat dari perubahan porsi penjualan semen dari kemasan zak (bag) kepada partai besar (bulk) periode 1997-2016. (halaman 11-12)
Riset Pasar dan Analisis Oversupply Semen (2016-2019) ini juga dilengkapi dengan data peta persaingan merek semen per daerah, market leader per daerah, serta perubahan dan pertumbuhannya hingga 2016. (halaman 13)
Pada halaman 14-20, dijelaskan strategi market leader semen untuk mengatasi kondisi oversupply dan persaingan yang makin ketat. Pada halaman 21 ditampilkan tingkat konsumsi semen di negara-negara ASEAN. Riset ini juga dilengkapi dengan strategi pemain dengan pangsa pasar kedua dan ketiga dalam menghadapi kondisi oversupply semen di pasar lokal.
Riset Pasar dan Analisis Oversupply Semen (2016-2019) sebanyak 32 halaman ini berasal dari riset duniaindustri.com dengan dukungan data yang berasal dari Kementerian Perindustrian, Asosiasi Semen Indonesia (ASI), BPS, Bank Dunia, dan sejumlah perusahaan semen di Indonesia. Indeks data industri merupakan fitur terbaru di duniaindustri.com yang menampilkan puluhan data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh data disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah didownload setelah users melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik beli (purchase), klik checkout, dan isi form. Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan. Terima kasih.(*)
2) Riset Pasar dan Analisis Peta Persaingan Industri Semen (NEW Version) ini dirilis per Juni 2016 menampilkan riset independen, data, analisis, kajian, dan outlook secara komprehensif terkait seluruh informasi mengenai peta persaingan di industri semen di Indonesia, mencakup highlights dan profil ringkas pemain-pemain baru di industri ini sejak 2015-2017, tren permintaan/kebutuhan (demand) di pasar lokal, perkembangan investasi atau ekspansi baru, hingga analisis prediksi persaingan pangsa pasar pemain baru dan pemain existing, serta prospek dan tantangan industi ini ke depan.
Data ini dimulai dengan menampilkan highlights industri semen sejak 2014-2016, mencakup kapasitas terpasang, kapasitas produksi, pertumbuhan pasar semen domestik, utilisasi pabrik semen domestik, serta konsumsi domestik, ekspor, dan impor. Kapasitas domestik pada 2015 dengan 9 pemain mencapai 80,4 juta ton. Tambahan kapasitas dari 4 pemain baru pada 2016 sebesar 8,7 juta ton menjadi 89,7 juta ton. (halaman 2)
Pada halaman 3 ditampilkan chart (infografik) terkait lokasi pabrik-pabrik pemain baru dan pemain existing di industri semen. Data itu dijabarkan kembali pada halaman 4 dengan tabel yang lengkap terkait kapasitas terpasang pemain existing semen periode 2013-2017, terkait ekspansi pemain existing, nilai investasi, kapasitas tambahan, kapasitas terpasang, dan jenis proyek. Di samping itu, juga dijabarkan pemain baru 2013-2017 lengkap dengan lokasi pabrik, kapasitas terpasang, nilai investasi, tahapan operasional, serta mitra usaha dan jenis proyek.
Di halaman 4 ditampilkan tren pertumbuhan konsumsi semen domestik dan pangsa pasar pemain-pemain existing periode 2014-2015 per daerah. Dengan hadirnya pemain baru yang membangun pabrik baru, peta persaingan akan makin ketat seperti ditampilkan pada halaman 5-6. Persaingan pangsa pasar semen di Pulau Jawa ditampilkan lebih detail pada halaman 7. Di halaman 8-13 ditampilkan profil singkat pemain-pemain baru di industri semen Indonesia, mencakup nama perusahaan, merek semen, tahun berdiri, kapasitas produksi per tahun, hingga jaringan distribusi.
Di halaman 14-18, duniaindustri.com secara eksklusif membuat kajian atau analisis independen terkait peta persaingan dan proyeksi pangsa pasar per daerah, serta strategi pasar dari pemain baru. Pulau Jawa dan Pulau Kalimantan akan menjadi fokus persaingan pangsa pasar semen antara pemain baru versus pemain existing.
Di halaman 19 ditampilkan proyeksi pertumbuhan permintaan domestik, kapasitas produksi, kapasitas terpasang, serta pergerakan laju perekonomian Indonesia periode 2014-2019. Di halaman 20-21 dijabarkan segmentasi pasar semen nasional serta tren konsumsi semen per kapita di Indonesia.
Riset ini diberi labe new version karena terdapat sejumlah pembaruan, misalnya gambaran khusus (market intelligence) terhadap pemain baru yang kinerjanya meroket, terutama karena pangsa pasarnya naik signifikan. Pada halaman 23-24, ditampilkan hasil market intelligence dari duniaindustri.com terhadap pemain baru semen yang berpotensi mengubah pangsa pasar nasional.
Kemudian, hasil market intelligence itu dikomparasi dengan strategi para market leader yang telah lebih dahulu exist sehingga memberikan gambaran terhadap perkembangan masa depan. Juga ditampilkan data market leader industri semen nasional, mulai dari sejarah berdiri, kapasitas produksi, komposisi pemegang saham, anak usaha, lokasi pabrik semen (cement mill, kiln, packing plant), strategi ekspansi ke depan, volume penjualan dan kinerja keuangan.
Riset Peta Persaingan Industri Semen (NEW Version) sebanyak 44 halaman ini berasal dari riset duniaindustri.com dengan dukungan data yang berasal dari Kementerian Perindustrian, Asosiasi Semen Indonesia (ASI), BPS, WHO dan Bank Dunia, dan sejumlah perusahaan semen di Indonesia. Indeks data industri merupakan fitur terbaru di duniaindustri.com yang menampilkan puluhan data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh data disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah didownload setelah users melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik beli (purchase), klik checkout, dan isi form. Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan. Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada duniaindustri.com.
Indeks database industri merupakan fitur terbaru di duniaindustri.com yang menampilkan puluhan data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh data disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah didownload setelah users melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik beli (purchase), klik checkout, dan isi form. Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan. Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada duniaindustri.com.(*)
3) Riset Peta Persaingan Industri Semen 2015-2017 (pemain existing versus pemain baru) ini menampilkan riset independen, data, analisis, kajian, dan outlook secara komprehensif terkait seluruh informasi mengenai peta persaingan di industri semen di Indonesia, mencakup highlights dan profil ringkas pemain-pemain baru di industri ini sejak 2015-2017, tren permintaan/kebutuhan (demand) di pasar lokal, perkembangan investasi atau ekspansi baru, hingga analisis prediksi persaingan pangsa pasar pemain baru dan pemain existing, serta prospek dan tantangan industi ini ke depan.
Data ini dimulai dengan menampilkan highlights industri semen sejak 2014-2016, mencakup kapasitas terpasang, kapasitas produksi, pertumbuhan pasar semen domestik, utilisasi pabrik semen domestik, serta konsumsi domestik, ekspor, dan impor. Kapasitas domestik pada 2015 dengan 9 pemain mencapai 80,4 juta ton. Tambahan kapasitas dari 4 pemain baru pada 2016 sebesar 8,7 juta ton menjadi 89,7 juta ton. (halaman 2)
Pada halaman 3 ditampilkan chart (infografik) terkait lokasi pabrik-pabrik pemain baru dan pemain existing di industri semen. Data itu dijabarkan kembali pada halaman 4 dengan tabel yang lengkap terkait kapasitas terpasang pemain existing semen periode 2013-2017, terkait ekspansi pemain existing, nilai investasi, kapasitas tambahan, kapasitas terpasang, dan jenis proyek. Di samping itu, juga dijabarkan pemain baru 2013-2017 lengkap dengan lokasi pabrik, kapasitas terpasang, nilai investasi, tahapan operasional, serta mitra usaha dan jenis proyek.
Di halaman 4 ditampilkan tren pertumbuhan konsumsi semen domestik dan pangsa pasar pemain-pemain existing periode 2014-2015 per daerah. Dengan hadirnya pemain baru yang membangun pabrik baru, peta persaingan akan makin ketat seperti ditampilkan pada halaman 5-6. Persaingan pangsa pasar semen di Pulau Jawa ditampilkan lebih detail pada halaman 7. Di halaman 8-13 ditampilkan profil singkat pemain-pemain baru di industri semen Indonesia, mencakup nama perusahaan, merek semen, tahun berdiri, kapasitas produksi per tahun, hingga jaringan distribusi.
Di halaman 14-18, duniaindustri.com secara eksklusif membuat kajian atau analisis independen terkait peta persaingan dan proyeksi pangsa pasar per daerah, serta strategi pasar dari pemain baru. Pulau Jawa dan Pulau Kalimantan akan menjadi fokus persaingan pangsa pasar semen antara pemain baru versus pemain existing.
Di halaman 19 ditampilkan proyeksi pertumbuhan permintaan domestik, kapasitas produksi, kapasitas terpasang, serta pergerakan laju perekonomian Indonesia periode 2014-2019. Di halaman 20-21 dijabarkan segmentasi pasar semen nasional serta tren konsumsi semen per kapita di Indonesia.
Riset Peta Persaingan Industri Semen 2015-2017 sebanyak 23 halaman ini berasal dari riset duniaindustri.com dengan dukungan data yang berasal dari Kementerian Perindustrian, Asosiasi Semen Indonesia (ASI), BPS, WHO dan Bank Dunia, dan sejumlah perusahaan semen di Indonesia.(*)
4) Data dan Outlook Industri Semen 2003-2019 ini menampilkan data dan outlook secara komprehensif terkait seluruh informasi mengenai industri semen di Indonesia, mulai dari tren pertumbuhan pasar semen di Indonesia, pangsa pasar, kompetisi pasar, pemain baru dan ekspansi pemain existing, segmentasi pasar, harga jual rata-rata semen, pasar semen Asean (supply-demand), hingga pemimpin pasar, para pemain terbesar, strategi ekspansi ke depan, serta kinerja keuangan para pemain semen di negeri ini.
Data ini dimulai dari informasi umum terkait perkembangan Indonesia, mulai dari proyeksi pertumbuhan ekonomi periode 2014-2019, jumlah penduduk, segmentasi penduduk, dan peluang pasar di Indonesia (halaman 2). Selanjutnya, ditampilkan tren pertumbuhan infrastruktur sebagai salah satu penyerap semen terbesar, mulai dari anggaran belanja infrastruktur 2015-2019 (halaman
3). Juga, pertumbuhan infrastruktur jalan (roads) dan pelabuhan (ports) di Indonesia dibanding negara-negara Asean serta China, Taiwan, Jepang, dan Korea (halaman 4). Indonesia masih dikategorikan kurang belanja infrastruktur (underspending on infrastucture development). Meski anggaran infrastruktur Indonesia meningkat hingga di atas 2% dari PDB dari 1,7% pada 2011, dana tersebut masih relatif rendah dibanding kompetitor dengan rata-rata 4,1%. Selain itu ditampilkan proyek-proyek infrastruktur yang sedang dilakukan pemerintah hingga 2019 (halaman 5).
Di halaman 6, secara khusus ditampilkan tren kapasitas terpasang, kapasitas produksi, pertumbuhan pasar industri semen sejak 2014-2019. Semen kantong mendominasi pasar pengguna semen dengan komposisi 90% untuk perumahan dan 10% semen untuk industri, sedangkan semen curah mendominasi 23,3% di antaranya beton jadi (infrastruktur) 60%, beton pracetak, semen fiber, dan paving 35%, mortar dan render 5%. Ikut ditampilkan perbandingan konsumsi semen domestik, pertumbuhan konsumsi, serta kapasitas domestik semen periode 2003-2015 di halaman 8.
Di halaman 9, ditampilkan pertumbuhan konsumsi semen per kapita yang tumbuh dari 172 kilogram per kapita pada 2010 menjadi 238 per kapita pada 2015. Di halaman 10, dijabarkan rasio konsumsi semen dan pertumbuhannya terhadap laju ekonomi nasional periode 2002-2015. Di halaman 11, ditampilkan rasio konsumsi semen kantong dan semen curah periode 1997-2015.
Selanjutnya, pada halaman 12 ditampilkan pangsa pasar produsen semen per daerah. Di halaman 13, pangsa pasar tersebut dijabarkan secara lebih detail per daerah dan per pulau di Indonesia.
Kemudian di halaman 14, ditampilkan kapasitas semen beserta lokasi pabrik masing-masing produsen. Pada 2015, kapasitas semen domestik mencapai 80,4 juta ton, dan diperkirakan naik menjadi 89,7 juta ton pada 2016 dengan tambahan pabrik dari Semen Merah Putih, Anhui Conch, Siam Cement, dan Semen Pan Asia. Penambahan kapasitas produksi dari pemain baru dijelaskan lebih detail pada halaman 15 dengan total penambahan 9 pemain baru dan 6 ekapnsi dari pemain existing. Dengan adanya penambahan kapasitas pabrik baru, kompetisi pasar semen lokal makin ketat seperti ditampilkan pada halaman 16. Tidak heran jika produsen semen lokal mulai melirik pasar semen di ASEAN yang ikut dijelaskan pada halaman 17.
Pada halaman 18 mulai ditampilkan data market leader industri semen nasional, mulai dari sejarah berdiri, kapasitas produksi, komposisi pemegang saham, anak usaha, lokasi pabrik semen (cement mill, kiln, packing plant), strategi ekspansi ke depan, volume penjualan dan kinerja keuangan. Juga ikut ditampilkan struktur beban produksi (beban pabrikasi) produsen semen serta harga jual rata-rata semen. Data sebanyak 48 halaman ini berasal dari BPS, Kementerian Perindustrian, Asosiasi Semen Indonesia (ASI), sejumlah perusahaan semen di Indonesia, dan diolah duniaindustri.com.(*)
5) Data Investasi Baru, Kapasitas, serta Tren Penjualan Semen 2013-2017 ini menampilkan tren investasi baru dan investasi tambahan produsen semen 2013-2017. Menurut data ini, total investasi tambahan dari produsen semen existing senilai US$ 4,13 miliar periode 2013-2017 dengan total rencana kapasitas 36,2 juta ton. Sementara rencana investasi pemain baru dari 9 produsen senilai US$ 4,47 miliar dengan total kapasitas 40,3 juta ton periode 2013-2017. Selain itu, ditampilkan komparasi konsumsi semen per kapita di Indonesia 2013 sebesar 229 kilogram, dibanding negara tetangga. Juga dipaparkan populasi distribusi penjualan semen berdasarkan daerah di Indonesia, Pulau Jawa menyerap semen sebesar 57,5%, disusul Sumatera 21,3%, dan daerah lainnya. Data berjumlah 29 halaman ini berasal dari Kementerian Perindustrian, Asosiasi Semen Indonesia, serta sejumlah produsen semen terbesar di Indonesia.(*)
6) Data Industri Semen di Asia Tenggara, Pangsa Pemain, dan Pertumbuhan Pasar ini menampilkan perbandingan kapasitas produsen semen di Asia Tenggara (7 negara) dan pangsa pasarnya. Di 7 negara Asia Tenggara, terdapat 7 pemain besar yang menguasai 99% pasar. Holcim sebelum merger dengan Lafarge memiliki kapasitas 41,9 juta ton di Asia Tenggara dan memiliki basis produksi di Indonesia (9,9 juta ton), Malaysia (1,2 juta ton), Filipina (9,1 juta ton), Thailand (16,5 juta ton), serta Vietnam (5,2 juta ton). Disusul PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) yang memiliki kapasitas 31,8 juta ton terdiri atas di Indonesia (29,5 juta ton) dan Vietnam (2,3 juta ton).
Siam Cement menguasai 23,5 juta ton kapasitas dari Thailand (23 juta ton) dan Kamboja (0,5 juta ton). Lafarge memiliki kapasitas 21,1 juta ton di Asia Tenggara, yakni Indonesia (1,6 juta ton), Malaysia (12,5 juta ton), Filipina (6,5 juta ton), dan Vietnam (0,5 juta ton). Sedangkan Heidelberg menguasai 21,05 juta ton kapasitas di Asia Tenggara terdiri dari Indonesia (20,5 juta ton) dan Brunei (0,55 juta ton). Selain itu, ditampilkan data pertumbuhan pasar semen Indonesia serta pangsa pasar pemain lokal, yakni Semen Indonesia, Indocement, Holcim, Semen Bosowa, Semen Andalas, Semen Baturaja, dan Semen Kupang. Data sebanyak 25 halaman ini berasal dari salah satu penguasa pasar semen di Asia Tenggara diolah duniaindustri.com.(*)
7) Data Komparasi Konsumsi Semen dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (10 tahun terakhir) ini menampilkan pertumbuhan konsumsi semen di Indonesia sepuluh tahun terakhir dikomparasikan dengan pertumbuhan ekonomi nasional. Data ini berasal dari Asosiasi Semen Indonesia (ASI) dan lembaga pemerintah terkait.(*)
8) Strategi Ekspansi dan Kapasitas Produksi BUMN Semen Terbesar (1957-2015). Data ini menggambarkan desain kapasitas dan strategi ekspansi BUMN semen periode 1957-2015.(*)
9) Kajian Komprehensif Tiga Pemimpin Pasar Semen Indonesia. Kajian mencakup design capacity, domestic growth, utilization, supply, market by geography, kinerja penjualan dan margin keuntungan. Periode lima tahun terakhir.(*)
Sumber: di sini
* Butuh data yang lebih spesifik, ingin request data/riset, klik di sini
Untuk mendukung hal itu, Duniaindustri.com memiliki sedikitnya tujuh data dan riset industri semen yang dapat dengan mudah didownload. Simak ulasannya berikut ini:
(1) Riset Pasar dan Analisis Oversupply Semen (2016-2019)
(2) Riset Pasar dan Analisis Peta Persaingan Industri Semen (NEW Version)
(3) Riset Peta Persaingan Industri Semen 2015-2017
(4) Data dan Outlook Industri Semen 2003-2019
(5) Data Investasi Baru, Kapasitas, serta Tren Penjualan Semen 2013-2017
(6) Data Industri Semen di Asia Tenggara, Pangsa Pemain, dan Pertumbuhan Pasar
(7) Data Komparasi Konsumsi Semen dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (10 tahun terakhir)
(8) Strategi Ekspansi dan Kapasitas Produksi BUMN Semen Terbesar
(9) Kajian Komprehensif Tiga Pemimpin Pasar Semen Indonesia
Berikut ini rinciannya satu per satu:
1) Riset Pasar dan Analisis Oversupply Semen (2016-2019) ini dirilis per Agustus 2016 menampilkan seluruh informasi mengenai kondisi kelebihan pasokan (oversupply) industri semen di Indonesia. Fokus utama pembahasan dalam riset independen, data, analisis, kajian, dan outlook komprehensif ini terkait kondisi oversupply semen dan strategi para pemain.
Riset Pasar dan Analisis Oversupply Semen (2016-2019) ini dimulai dengan tren permintaan (demand) semen 2003-2016, dikaitkan dengan kapasitas terpasang (instaled capacity), serta pertumbuhan konsumsi. (halaman 2) Dengan melihat tren jangka panjang sejak 2003, terlihat kapasitas semen domestik terus di atas tingkat konsumsi lokal, sehingga Indonesia tidak defisit pasokan semen. Oversupply terjadi saat pertumbuhan permintaan di bawah ekspektasi.
Pada halaman 3 ditampilkan grafis terkait proyeksi kondisi oversupply semen 2016-2020. Pertumbuhan kapasitas terpasang semen akan terjadi paling tinggi pada 2017, sementara estimasi produksi riil akan menyesuaikan. Tingkat permintaan semen diproyeksi tumbuh berkisar 4% (estimasi terendah), 6% (estimasi moderat), dan 8% (estimasi tertinggi) periode 2016-2020.
Kondisi oversupply semen juga dijabarkan lebih lanjut pada halaman 4 dengan komparasi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia periode 1993-2015. Duniaindustri.com membuat analisis eksklusif terkait kondisi oversupply semen untuk proyeksi 2016-2017. (halaman 5-6)
Pada halaman 7, dipaparkan faktor kunci pendorong tingkat permintaan (demand) semen di Indonesia, antara lain anggaran infrastruktur, perumahan, potensi pasar, serta bonus demografi penduduk kelas menengah. Pengembangan proyek-proyek infrastruktur dijabarkan lebih detail pada halaman 8-9 dan dilengkapi dengan korelasinya terhadap tingkat konsumsi semen per kapita di Indonesia.
Pengaruh proyek infrastruktur terhadap konsumsi semen juga terlihat dari perubahan porsi penjualan semen dari kemasan zak (bag) kepada partai besar (bulk) periode 1997-2016. (halaman 11-12)
Riset Pasar dan Analisis Oversupply Semen (2016-2019) ini juga dilengkapi dengan data peta persaingan merek semen per daerah, market leader per daerah, serta perubahan dan pertumbuhannya hingga 2016. (halaman 13)
Pada halaman 14-20, dijelaskan strategi market leader semen untuk mengatasi kondisi oversupply dan persaingan yang makin ketat. Pada halaman 21 ditampilkan tingkat konsumsi semen di negara-negara ASEAN. Riset ini juga dilengkapi dengan strategi pemain dengan pangsa pasar kedua dan ketiga dalam menghadapi kondisi oversupply semen di pasar lokal.
Riset Pasar dan Analisis Oversupply Semen (2016-2019) sebanyak 32 halaman ini berasal dari riset duniaindustri.com dengan dukungan data yang berasal dari Kementerian Perindustrian, Asosiasi Semen Indonesia (ASI), BPS, Bank Dunia, dan sejumlah perusahaan semen di Indonesia. Indeks data industri merupakan fitur terbaru di duniaindustri.com yang menampilkan puluhan data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh data disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah didownload setelah users melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik beli (purchase), klik checkout, dan isi form. Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan. Terima kasih.(*)
2) Riset Pasar dan Analisis Peta Persaingan Industri Semen (NEW Version) ini dirilis per Juni 2016 menampilkan riset independen, data, analisis, kajian, dan outlook secara komprehensif terkait seluruh informasi mengenai peta persaingan di industri semen di Indonesia, mencakup highlights dan profil ringkas pemain-pemain baru di industri ini sejak 2015-2017, tren permintaan/kebutuhan (demand) di pasar lokal, perkembangan investasi atau ekspansi baru, hingga analisis prediksi persaingan pangsa pasar pemain baru dan pemain existing, serta prospek dan tantangan industi ini ke depan.
Data ini dimulai dengan menampilkan highlights industri semen sejak 2014-2016, mencakup kapasitas terpasang, kapasitas produksi, pertumbuhan pasar semen domestik, utilisasi pabrik semen domestik, serta konsumsi domestik, ekspor, dan impor. Kapasitas domestik pada 2015 dengan 9 pemain mencapai 80,4 juta ton. Tambahan kapasitas dari 4 pemain baru pada 2016 sebesar 8,7 juta ton menjadi 89,7 juta ton. (halaman 2)
Pada halaman 3 ditampilkan chart (infografik) terkait lokasi pabrik-pabrik pemain baru dan pemain existing di industri semen. Data itu dijabarkan kembali pada halaman 4 dengan tabel yang lengkap terkait kapasitas terpasang pemain existing semen periode 2013-2017, terkait ekspansi pemain existing, nilai investasi, kapasitas tambahan, kapasitas terpasang, dan jenis proyek. Di samping itu, juga dijabarkan pemain baru 2013-2017 lengkap dengan lokasi pabrik, kapasitas terpasang, nilai investasi, tahapan operasional, serta mitra usaha dan jenis proyek.
Di halaman 4 ditampilkan tren pertumbuhan konsumsi semen domestik dan pangsa pasar pemain-pemain existing periode 2014-2015 per daerah. Dengan hadirnya pemain baru yang membangun pabrik baru, peta persaingan akan makin ketat seperti ditampilkan pada halaman 5-6. Persaingan pangsa pasar semen di Pulau Jawa ditampilkan lebih detail pada halaman 7. Di halaman 8-13 ditampilkan profil singkat pemain-pemain baru di industri semen Indonesia, mencakup nama perusahaan, merek semen, tahun berdiri, kapasitas produksi per tahun, hingga jaringan distribusi.
Di halaman 14-18, duniaindustri.com secara eksklusif membuat kajian atau analisis independen terkait peta persaingan dan proyeksi pangsa pasar per daerah, serta strategi pasar dari pemain baru. Pulau Jawa dan Pulau Kalimantan akan menjadi fokus persaingan pangsa pasar semen antara pemain baru versus pemain existing.
Di halaman 19 ditampilkan proyeksi pertumbuhan permintaan domestik, kapasitas produksi, kapasitas terpasang, serta pergerakan laju perekonomian Indonesia periode 2014-2019. Di halaman 20-21 dijabarkan segmentasi pasar semen nasional serta tren konsumsi semen per kapita di Indonesia.
Riset ini diberi labe new version karena terdapat sejumlah pembaruan, misalnya gambaran khusus (market intelligence) terhadap pemain baru yang kinerjanya meroket, terutama karena pangsa pasarnya naik signifikan. Pada halaman 23-24, ditampilkan hasil market intelligence dari duniaindustri.com terhadap pemain baru semen yang berpotensi mengubah pangsa pasar nasional.
Kemudian, hasil market intelligence itu dikomparasi dengan strategi para market leader yang telah lebih dahulu exist sehingga memberikan gambaran terhadap perkembangan masa depan. Juga ditampilkan data market leader industri semen nasional, mulai dari sejarah berdiri, kapasitas produksi, komposisi pemegang saham, anak usaha, lokasi pabrik semen (cement mill, kiln, packing plant), strategi ekspansi ke depan, volume penjualan dan kinerja keuangan.
Riset Peta Persaingan Industri Semen (NEW Version) sebanyak 44 halaman ini berasal dari riset duniaindustri.com dengan dukungan data yang berasal dari Kementerian Perindustrian, Asosiasi Semen Indonesia (ASI), BPS, WHO dan Bank Dunia, dan sejumlah perusahaan semen di Indonesia. Indeks data industri merupakan fitur terbaru di duniaindustri.com yang menampilkan puluhan data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh data disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah didownload setelah users melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik beli (purchase), klik checkout, dan isi form. Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan. Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada duniaindustri.com.
Indeks database industri merupakan fitur terbaru di duniaindustri.com yang menampilkan puluhan data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh data disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah didownload setelah users melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik beli (purchase), klik checkout, dan isi form. Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan. Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada duniaindustri.com.(*)
3) Riset Peta Persaingan Industri Semen 2015-2017 (pemain existing versus pemain baru) ini menampilkan riset independen, data, analisis, kajian, dan outlook secara komprehensif terkait seluruh informasi mengenai peta persaingan di industri semen di Indonesia, mencakup highlights dan profil ringkas pemain-pemain baru di industri ini sejak 2015-2017, tren permintaan/kebutuhan (demand) di pasar lokal, perkembangan investasi atau ekspansi baru, hingga analisis prediksi persaingan pangsa pasar pemain baru dan pemain existing, serta prospek dan tantangan industi ini ke depan.
Data ini dimulai dengan menampilkan highlights industri semen sejak 2014-2016, mencakup kapasitas terpasang, kapasitas produksi, pertumbuhan pasar semen domestik, utilisasi pabrik semen domestik, serta konsumsi domestik, ekspor, dan impor. Kapasitas domestik pada 2015 dengan 9 pemain mencapai 80,4 juta ton. Tambahan kapasitas dari 4 pemain baru pada 2016 sebesar 8,7 juta ton menjadi 89,7 juta ton. (halaman 2)
Pada halaman 3 ditampilkan chart (infografik) terkait lokasi pabrik-pabrik pemain baru dan pemain existing di industri semen. Data itu dijabarkan kembali pada halaman 4 dengan tabel yang lengkap terkait kapasitas terpasang pemain existing semen periode 2013-2017, terkait ekspansi pemain existing, nilai investasi, kapasitas tambahan, kapasitas terpasang, dan jenis proyek. Di samping itu, juga dijabarkan pemain baru 2013-2017 lengkap dengan lokasi pabrik, kapasitas terpasang, nilai investasi, tahapan operasional, serta mitra usaha dan jenis proyek.
Di halaman 4 ditampilkan tren pertumbuhan konsumsi semen domestik dan pangsa pasar pemain-pemain existing periode 2014-2015 per daerah. Dengan hadirnya pemain baru yang membangun pabrik baru, peta persaingan akan makin ketat seperti ditampilkan pada halaman 5-6. Persaingan pangsa pasar semen di Pulau Jawa ditampilkan lebih detail pada halaman 7. Di halaman 8-13 ditampilkan profil singkat pemain-pemain baru di industri semen Indonesia, mencakup nama perusahaan, merek semen, tahun berdiri, kapasitas produksi per tahun, hingga jaringan distribusi.
Di halaman 14-18, duniaindustri.com secara eksklusif membuat kajian atau analisis independen terkait peta persaingan dan proyeksi pangsa pasar per daerah, serta strategi pasar dari pemain baru. Pulau Jawa dan Pulau Kalimantan akan menjadi fokus persaingan pangsa pasar semen antara pemain baru versus pemain existing.
Di halaman 19 ditampilkan proyeksi pertumbuhan permintaan domestik, kapasitas produksi, kapasitas terpasang, serta pergerakan laju perekonomian Indonesia periode 2014-2019. Di halaman 20-21 dijabarkan segmentasi pasar semen nasional serta tren konsumsi semen per kapita di Indonesia.
Riset Peta Persaingan Industri Semen 2015-2017 sebanyak 23 halaman ini berasal dari riset duniaindustri.com dengan dukungan data yang berasal dari Kementerian Perindustrian, Asosiasi Semen Indonesia (ASI), BPS, WHO dan Bank Dunia, dan sejumlah perusahaan semen di Indonesia.(*)
4) Data dan Outlook Industri Semen 2003-2019 ini menampilkan data dan outlook secara komprehensif terkait seluruh informasi mengenai industri semen di Indonesia, mulai dari tren pertumbuhan pasar semen di Indonesia, pangsa pasar, kompetisi pasar, pemain baru dan ekspansi pemain existing, segmentasi pasar, harga jual rata-rata semen, pasar semen Asean (supply-demand), hingga pemimpin pasar, para pemain terbesar, strategi ekspansi ke depan, serta kinerja keuangan para pemain semen di negeri ini.
Data ini dimulai dari informasi umum terkait perkembangan Indonesia, mulai dari proyeksi pertumbuhan ekonomi periode 2014-2019, jumlah penduduk, segmentasi penduduk, dan peluang pasar di Indonesia (halaman 2). Selanjutnya, ditampilkan tren pertumbuhan infrastruktur sebagai salah satu penyerap semen terbesar, mulai dari anggaran belanja infrastruktur 2015-2019 (halaman
3). Juga, pertumbuhan infrastruktur jalan (roads) dan pelabuhan (ports) di Indonesia dibanding negara-negara Asean serta China, Taiwan, Jepang, dan Korea (halaman 4). Indonesia masih dikategorikan kurang belanja infrastruktur (underspending on infrastucture development). Meski anggaran infrastruktur Indonesia meningkat hingga di atas 2% dari PDB dari 1,7% pada 2011, dana tersebut masih relatif rendah dibanding kompetitor dengan rata-rata 4,1%. Selain itu ditampilkan proyek-proyek infrastruktur yang sedang dilakukan pemerintah hingga 2019 (halaman 5).
Di halaman 6, secara khusus ditampilkan tren kapasitas terpasang, kapasitas produksi, pertumbuhan pasar industri semen sejak 2014-2019. Semen kantong mendominasi pasar pengguna semen dengan komposisi 90% untuk perumahan dan 10% semen untuk industri, sedangkan semen curah mendominasi 23,3% di antaranya beton jadi (infrastruktur) 60%, beton pracetak, semen fiber, dan paving 35%, mortar dan render 5%. Ikut ditampilkan perbandingan konsumsi semen domestik, pertumbuhan konsumsi, serta kapasitas domestik semen periode 2003-2015 di halaman 8.
Di halaman 9, ditampilkan pertumbuhan konsumsi semen per kapita yang tumbuh dari 172 kilogram per kapita pada 2010 menjadi 238 per kapita pada 2015. Di halaman 10, dijabarkan rasio konsumsi semen dan pertumbuhannya terhadap laju ekonomi nasional periode 2002-2015. Di halaman 11, ditampilkan rasio konsumsi semen kantong dan semen curah periode 1997-2015.
Selanjutnya, pada halaman 12 ditampilkan pangsa pasar produsen semen per daerah. Di halaman 13, pangsa pasar tersebut dijabarkan secara lebih detail per daerah dan per pulau di Indonesia.
Kemudian di halaman 14, ditampilkan kapasitas semen beserta lokasi pabrik masing-masing produsen. Pada 2015, kapasitas semen domestik mencapai 80,4 juta ton, dan diperkirakan naik menjadi 89,7 juta ton pada 2016 dengan tambahan pabrik dari Semen Merah Putih, Anhui Conch, Siam Cement, dan Semen Pan Asia. Penambahan kapasitas produksi dari pemain baru dijelaskan lebih detail pada halaman 15 dengan total penambahan 9 pemain baru dan 6 ekapnsi dari pemain existing. Dengan adanya penambahan kapasitas pabrik baru, kompetisi pasar semen lokal makin ketat seperti ditampilkan pada halaman 16. Tidak heran jika produsen semen lokal mulai melirik pasar semen di ASEAN yang ikut dijelaskan pada halaman 17.
Pada halaman 18 mulai ditampilkan data market leader industri semen nasional, mulai dari sejarah berdiri, kapasitas produksi, komposisi pemegang saham, anak usaha, lokasi pabrik semen (cement mill, kiln, packing plant), strategi ekspansi ke depan, volume penjualan dan kinerja keuangan. Juga ikut ditampilkan struktur beban produksi (beban pabrikasi) produsen semen serta harga jual rata-rata semen. Data sebanyak 48 halaman ini berasal dari BPS, Kementerian Perindustrian, Asosiasi Semen Indonesia (ASI), sejumlah perusahaan semen di Indonesia, dan diolah duniaindustri.com.(*)
5) Data Investasi Baru, Kapasitas, serta Tren Penjualan Semen 2013-2017 ini menampilkan tren investasi baru dan investasi tambahan produsen semen 2013-2017. Menurut data ini, total investasi tambahan dari produsen semen existing senilai US$ 4,13 miliar periode 2013-2017 dengan total rencana kapasitas 36,2 juta ton. Sementara rencana investasi pemain baru dari 9 produsen senilai US$ 4,47 miliar dengan total kapasitas 40,3 juta ton periode 2013-2017. Selain itu, ditampilkan komparasi konsumsi semen per kapita di Indonesia 2013 sebesar 229 kilogram, dibanding negara tetangga. Juga dipaparkan populasi distribusi penjualan semen berdasarkan daerah di Indonesia, Pulau Jawa menyerap semen sebesar 57,5%, disusul Sumatera 21,3%, dan daerah lainnya. Data berjumlah 29 halaman ini berasal dari Kementerian Perindustrian, Asosiasi Semen Indonesia, serta sejumlah produsen semen terbesar di Indonesia.(*)
6) Data Industri Semen di Asia Tenggara, Pangsa Pemain, dan Pertumbuhan Pasar ini menampilkan perbandingan kapasitas produsen semen di Asia Tenggara (7 negara) dan pangsa pasarnya. Di 7 negara Asia Tenggara, terdapat 7 pemain besar yang menguasai 99% pasar. Holcim sebelum merger dengan Lafarge memiliki kapasitas 41,9 juta ton di Asia Tenggara dan memiliki basis produksi di Indonesia (9,9 juta ton), Malaysia (1,2 juta ton), Filipina (9,1 juta ton), Thailand (16,5 juta ton), serta Vietnam (5,2 juta ton). Disusul PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) yang memiliki kapasitas 31,8 juta ton terdiri atas di Indonesia (29,5 juta ton) dan Vietnam (2,3 juta ton).
Siam Cement menguasai 23,5 juta ton kapasitas dari Thailand (23 juta ton) dan Kamboja (0,5 juta ton). Lafarge memiliki kapasitas 21,1 juta ton di Asia Tenggara, yakni Indonesia (1,6 juta ton), Malaysia (12,5 juta ton), Filipina (6,5 juta ton), dan Vietnam (0,5 juta ton). Sedangkan Heidelberg menguasai 21,05 juta ton kapasitas di Asia Tenggara terdiri dari Indonesia (20,5 juta ton) dan Brunei (0,55 juta ton). Selain itu, ditampilkan data pertumbuhan pasar semen Indonesia serta pangsa pasar pemain lokal, yakni Semen Indonesia, Indocement, Holcim, Semen Bosowa, Semen Andalas, Semen Baturaja, dan Semen Kupang. Data sebanyak 25 halaman ini berasal dari salah satu penguasa pasar semen di Asia Tenggara diolah duniaindustri.com.(*)
7) Data Komparasi Konsumsi Semen dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (10 tahun terakhir) ini menampilkan pertumbuhan konsumsi semen di Indonesia sepuluh tahun terakhir dikomparasikan dengan pertumbuhan ekonomi nasional. Data ini berasal dari Asosiasi Semen Indonesia (ASI) dan lembaga pemerintah terkait.(*)
8) Strategi Ekspansi dan Kapasitas Produksi BUMN Semen Terbesar (1957-2015). Data ini menggambarkan desain kapasitas dan strategi ekspansi BUMN semen periode 1957-2015.(*)
9) Kajian Komprehensif Tiga Pemimpin Pasar Semen Indonesia. Kajian mencakup design capacity, domestic growth, utilization, supply, market by geography, kinerja penjualan dan margin keuntungan. Periode lima tahun terakhir.(*)
Sumber: di sini
* Butuh data yang lebih spesifik, ingin request data/riset, klik di sini
Kamis, 18 Agustus 2016
Tren Akuisisi Terbaru di Industri Farmasi dan Consumer Goods
PT Kimia Farma (Persero) Tbk (KAEF), emiten BUMN produsen farmasi, berencana mengakuisisi sebagian saham Dwaa Ltd Co yang mempunyai 30 jaringan apotek di Arab Saudi. Kimia Farma telah menandatangani MoU dengan perusahaan Arab Saudi untuk memfasilitasi para jemaah haji dan umroh dari Indonesia, sekaligus untuk memperluas distribusi produk Kimia Farma ke pasar internasional.
Direktur Utama Kimia Farma Rusdi Rosman menandatangani MoU dengan Dwaa Ltd Co bertempat di kantor Dwaa Ltd Co di Mekah, Arab Saudi, dengan disaksikan oleh perwakilan dari pihak Kimia Farma dan Dwaa Ltd Co. Penandatanganan itu dilakukan oleh Direktur Utama Kimia Farma (Rusdi Rosman), CEO dan Executive Manager DWAA LTD CO (Dr. Mahfouz Bin Marei Bin Mahfouz) DWAA Board Member (Tn Hassan Abdullah A Jabarti dan Tn Lutfi AbdulFattah S Alghifari) dan Dwaa General Manager (Mr. Ahmed Bin Marei Bin Mahfouz).
Rencana akuisisi 30 jaringan apotek tersebut dimaksudkan agar Kimia Farma dapat melayani jemaah haji dan umroh di Indonesia sekaligus sebagai step-stone untuk memperluas distribusi produk-produk Kimia Farma ke pasar internasional.
Selain itu, untuk pengembangan bisnis ke depan, Kimia Farma dan Dwaa Ltd Co akan membangun jaringan klinik hingga rumah sakit yang bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan untuk mempermudah jemaah haji dan umroh dalam memperoleh layanan kesehatannya.
Pada semester I 2016, pendapatan ekspor Kimia Farma mencapai Rp 96,6 miliar atau sekitar 3,9% dari total pendapatan konsolidasian perseroan yang mencapai Rp2,48 triliun. Dari total ekspor tersebut, produk garam kina berkontribusi paling besar yaitu mencapai Rp92,13 miliar.
Berbeda dengan Kimia Farma, emiten farmasi dan consumer goods lainnya, yakni PT Kino Indonesia Tbk (KINO), mengakuisisi 80% saham Ristra Group. Setelah akuisisi itu, Kino dan Ristra Group membuat anak usaha bersama bernama PT Ristra Laboratoris Indonesia.
Pembentukan perusahaan patungan ini merupakan langkah Kino dalam mengembangkan portofolio segmen personal care. Nilai akuisisi 80% saham Ristra Group mencapai Rp 80 miliar.
Ristra Group merupakan salah satu pelopor Cosmeceutical and Evidence Based Safe Cosmetic di Indonesia dengan pengalaman yang dalam dan heritage brand yang tinggi di bidang kosmetik. Merek kosmetik milik Ristra antara lain Ristra, Platinum, dan Trustee yang menyasar konsumen menengah atas. Sebelum mencaplok Ristra Group, Kino juga menggelontorkan Rp 29 miliar untuk mengakuisisi merek Dua Putri Dewi dari PT Surya Herbal.
Akuisisi yang dilakukan Kimia Farma dan Kino Indonesia menambah panjang tren akuisisi di industri farmasi nasional dan ekspansi global. Sebelumnya, Mitsui & Co (Asia Pacific) Pte Ltd dan Fujimori Kogyo Co Ltd mengakuisisi 79,4% saham pengendali di PT Champion Pacific Indonesia Tbk (IGAR) yang dimiliki Champion Pacific Limited dan PT Kingsford Holdings. Mitsui dan Fujimori telah menandatangani perjanjian jual beli saham bersyarat (conditional share purchase agreement) dengan Champion Limited dan Kingsford Holdings.
Antonius Muhartoyo, Direktur Utama Champion Pacific Indonesia, dalam keterbukaan informasi menjelaskan perjanjian jual beli saham bersyarat telah ditandatangani pada 23 Juni 2016. “Para calon pengendali baru (Mitsui dan Fujimori) berencana melakukan pengambilalihan secara tidak langsung terhadap perseroan, melalui pengambilalihan 7.650.275 saham di Kingsford, yang saat ini mewakili 79,4% dari seluruh saham yang disetor dan ditempatkan di dalam perseroan,” ujarnya dalam keterangan tertulis.
Menurut dia, pengambilalihan ini akan mengakibatkan perubahan pengendali dalam perseroan. Karena itu, para calon pengendali baru akan melakukan penawaran tender wajib sesuai dengan ketentuan Peraturan Bapepam dan LK No IX.H.1 tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka.
Kepemilikan saham Champion Pacific Indonesia saat ini adalah PT Kingsford Holdings (79,42%), PT Kalbe Farma Tbk (5,40%), publik (15,18%). Champion Pacific Indonesia didirikan pada 1975 dan listing di bursa saham pada 1990. Semula bernama PT Kageo Igar Jaya Tbk, kemudian berubah menjadi PT Champion Pacific Indonesia Tbk pada 2010. Perseroan bergerak di bidang industri kemasan dengan konsentrasi di industri farmasi, consumer goods, pertanian, dan konstruksi. Perusahaan memiliki dua anak usaha yakni PT Avesta Continental Pack (dengan kepemilikan saham 76,47%) dan PT Indogravure (39%).(*)
Sumber: di sini
* Butuh data industri dan riset pasar, klik di sini
** Contoh riset pasar dan peta persaingan merek obat, klik di sini
Direktur Utama Kimia Farma Rusdi Rosman menandatangani MoU dengan Dwaa Ltd Co bertempat di kantor Dwaa Ltd Co di Mekah, Arab Saudi, dengan disaksikan oleh perwakilan dari pihak Kimia Farma dan Dwaa Ltd Co. Penandatanganan itu dilakukan oleh Direktur Utama Kimia Farma (Rusdi Rosman), CEO dan Executive Manager DWAA LTD CO (Dr. Mahfouz Bin Marei Bin Mahfouz) DWAA Board Member (Tn Hassan Abdullah A Jabarti dan Tn Lutfi AbdulFattah S Alghifari) dan Dwaa General Manager (Mr. Ahmed Bin Marei Bin Mahfouz).
Rencana akuisisi 30 jaringan apotek tersebut dimaksudkan agar Kimia Farma dapat melayani jemaah haji dan umroh di Indonesia sekaligus sebagai step-stone untuk memperluas distribusi produk-produk Kimia Farma ke pasar internasional.
Selain itu, untuk pengembangan bisnis ke depan, Kimia Farma dan Dwaa Ltd Co akan membangun jaringan klinik hingga rumah sakit yang bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan untuk mempermudah jemaah haji dan umroh dalam memperoleh layanan kesehatannya.
Pada semester I 2016, pendapatan ekspor Kimia Farma mencapai Rp 96,6 miliar atau sekitar 3,9% dari total pendapatan konsolidasian perseroan yang mencapai Rp2,48 triliun. Dari total ekspor tersebut, produk garam kina berkontribusi paling besar yaitu mencapai Rp92,13 miliar.
Berbeda dengan Kimia Farma, emiten farmasi dan consumer goods lainnya, yakni PT Kino Indonesia Tbk (KINO), mengakuisisi 80% saham Ristra Group. Setelah akuisisi itu, Kino dan Ristra Group membuat anak usaha bersama bernama PT Ristra Laboratoris Indonesia.
Pembentukan perusahaan patungan ini merupakan langkah Kino dalam mengembangkan portofolio segmen personal care. Nilai akuisisi 80% saham Ristra Group mencapai Rp 80 miliar.
Ristra Group merupakan salah satu pelopor Cosmeceutical and Evidence Based Safe Cosmetic di Indonesia dengan pengalaman yang dalam dan heritage brand yang tinggi di bidang kosmetik. Merek kosmetik milik Ristra antara lain Ristra, Platinum, dan Trustee yang menyasar konsumen menengah atas. Sebelum mencaplok Ristra Group, Kino juga menggelontorkan Rp 29 miliar untuk mengakuisisi merek Dua Putri Dewi dari PT Surya Herbal.
Akuisisi yang dilakukan Kimia Farma dan Kino Indonesia menambah panjang tren akuisisi di industri farmasi nasional dan ekspansi global. Sebelumnya, Mitsui & Co (Asia Pacific) Pte Ltd dan Fujimori Kogyo Co Ltd mengakuisisi 79,4% saham pengendali di PT Champion Pacific Indonesia Tbk (IGAR) yang dimiliki Champion Pacific Limited dan PT Kingsford Holdings. Mitsui dan Fujimori telah menandatangani perjanjian jual beli saham bersyarat (conditional share purchase agreement) dengan Champion Limited dan Kingsford Holdings.
Antonius Muhartoyo, Direktur Utama Champion Pacific Indonesia, dalam keterbukaan informasi menjelaskan perjanjian jual beli saham bersyarat telah ditandatangani pada 23 Juni 2016. “Para calon pengendali baru (Mitsui dan Fujimori) berencana melakukan pengambilalihan secara tidak langsung terhadap perseroan, melalui pengambilalihan 7.650.275 saham di Kingsford, yang saat ini mewakili 79,4% dari seluruh saham yang disetor dan ditempatkan di dalam perseroan,” ujarnya dalam keterangan tertulis.
Menurut dia, pengambilalihan ini akan mengakibatkan perubahan pengendali dalam perseroan. Karena itu, para calon pengendali baru akan melakukan penawaran tender wajib sesuai dengan ketentuan Peraturan Bapepam dan LK No IX.H.1 tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka.
Kepemilikan saham Champion Pacific Indonesia saat ini adalah PT Kingsford Holdings (79,42%), PT Kalbe Farma Tbk (5,40%), publik (15,18%). Champion Pacific Indonesia didirikan pada 1975 dan listing di bursa saham pada 1990. Semula bernama PT Kageo Igar Jaya Tbk, kemudian berubah menjadi PT Champion Pacific Indonesia Tbk pada 2010. Perseroan bergerak di bidang industri kemasan dengan konsentrasi di industri farmasi, consumer goods, pertanian, dan konstruksi. Perusahaan memiliki dua anak usaha yakni PT Avesta Continental Pack (dengan kepemilikan saham 76,47%) dan PT Indogravure (39%).(*)
Sumber: di sini
* Butuh data industri dan riset pasar, klik di sini
** Contoh riset pasar dan peta persaingan merek obat, klik di sini
Senin, 15 Agustus 2016
Indonesia Automobile Market Research & Historical Trends
Market Research and Data Automobile Industry (2005-2019) which was released in August 2016 showing all information, data, independent research, as well as projections and trends in the Indonesian car market. From the start of the largest market share, the installed capacity of the car manufacturer, to data on the number of cars and motorcycles that operate research and data presented in this industry.
Market Research and Data Automobile Industry (2005-2019) was started from the beginning by showing highlights macroeconomic Indonesia, covering 2014-2019 GDP growth, inflation trends, population, middle-class consumer trends, the potential of the local market, as well as trends in GDP per capita. (Page 2-4)
Furthermore, market research showing trends of sales of cars and motorcycles in Indonesia 2005-2019 (estimate) in an interesting graphic. (Page 5) Visible car sales grew historically high since 2009 to 2013 from 486 thousand units to 1.23 million units.
Trends in the competitive landscape of the market share per brand cars and motorcycles are clearly presented with an interesting diagram on page 6-7. The structure of the automotive components industry are also shown from start to single agent (ATPM) to tier 2 and 3 (page 8)
Data on the number of vehicles (cars and motorcycles) operating in Indonesia period 2006-2016 are presented in full on page 9, complete with business opportunities as well as the consumer's income classification. Market research and industry data of this car also comes with a set of projections about the automobile industry outlook. (Page 10)
A number of automotive businesses (market leader-collected in person quote) estimates that 2016 will not be different from 2015, with car sales of around 950 thousand units to 1 million units, lower than the estimated 1.2 million foreign research institutions units. Car sales still positive growth in 2016, supported by positive growth in the national economy, though relatively slow. 70% of car sales are passenger cars, join a new segment cars sustained cheap and environmentally friendly (low cost green car / LCGC). Principal Japanese cars still dominate the local automotive market. The car market share still held by Astra Group with a target market share of above 50%.
Enter into discussion more detail, market research it describes Indonesia as a production base of potential for automobiles in Asia Pacific, the potential of the local market is promising, a map of the major players, historical market trends, the direction of government policy, global market trends, regulatory luxury tax, and potential per car market area. (Pages 11-18)
Do not miss the penetration of cars per 1,000 inhabitants, which reached 43 units, and motorcycle ownership ratio which reached 140 units per 1,000 inhabitants. (Page 19) In addition, displayed the production capacity and the installed capacity of automotive players in Indonesia, including the Astra Group, Indomobil Group, Kramayudha Group. Market competition as well as the automotive industry in ASEAN, including Indonesia, Thailand, and Malaysia. (Pages 20-25)
In addition, market research and industry data is complemented top 15 best-selling car brand and the top 15 highest selling car brand in Indonesia. (Pages 26-28)
Data about 30 pages pdf is derived from various sources such as industry associations namely the Association of Indonesian Automotive Industries (Gaikindo), the Association of Indonesian Motorcycle Industries (AISI), the regulator in Indonesia such as BPS, Ministry of Industry, Investment Coordinating Board, the World Bank, as well as a number of companies automotive. Index of industry data is a new feature in duniaindustri.com featuring dozens of selected data according to the needs of users. All data is presented in pdf form so easily downloaded after users perform processes according to the procedure, ie click buy (purchase), click checkout, and fill out the form. Duniaindustri.com priority to the legitimacy and validity of the source of the data presented. thanks.(*)
Sources: click here
* Need assistant trading hub in Indonesia, click here
Minggu, 14 Agustus 2016
Menghitung Nilai Pasar Industri Deterjen
Nilai pasar (market size) industri deterjen di Indonesia diestimasi tumbuh 3,5% menjadi Rp 10,11 triliun pada 2016 dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 9,77 triliun, menurut riset duniaindustri.com.
Momentum perbaikan perekonomian Indonesia dan daya beli konsumen akan
menopang pertumbuhan market size industri deterjen tahun ini.
Dalam empat tahun terakhir, pertumbuhan market size industri deterjen cukup fluktuatif. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada 2014 sebesar 6% menjadi Rp 9,54 triliun.
Namun, perlambatan perekonomian nasional, depresiasi kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, serta kejatuhan harga komoditas dunia ikut berpengaruh terhadap pertumbuhan industri deterjen pada 2015. Tahun lalu, market size industri deterjen diperkirakan tumbuh melambat menjadi 2,5%.
Tiga raksasa consumer goods di Indonesia, yakni Wings Group, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), dan PT Kao Indonesia, makin ketat bersaing di pasar deterjen di indonesia.
Berdasarkan penelusuran Duniaindustri.com, Wings Group masih menguasai pasar deterjen nasional (mencakup deterjen bubuk dan krim) dengan pangsa 52,6%. Wings Group mengandalkan produk utama seperti Wings, Ekonomi, Daia, dan So Klin untuk bersaing dengan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) yang menguasai 33% pasar deterjen nasional. Unilever mengandalkan produk deterjen seperti Rinso, Surf, dan Omo.
Sedangkan produsen lainnya, seperti PT Kao Indonesia dengan merek Attack dan Dino, menguasai 10%-11% pasar deterjen nasional. Sisanya dikuasai sejumlah produsen seperti PT Sinar Antjol dengan merek B-29, dan PT Jayabaya Raya dengan merek Suroboyo, yang menguasai 4,4% pasar deterjen di Indonesia.
Persaingan di industri deterjen sangat tinggi. Penguasaan pasar suatu produk dapat berubah dengan cepat. Perpaduan pemasaran, mulai dari produk, promosi, harga, hingga akses jangkauan oleh konsumen menjadi strategi penting bagi perusahaan-perusahaan produsen deterjen untuk mempertahankan volume penjualan serta posisi pangsa pasar.
Salah satu faktor yang akan dihadapi oleh industri deterjen saat ini adalah kenaikan bahan baku dan kemasan. Perusahaan harus mampu menyeimbangkan kenaikan harga dengan daya beli konsumen serta strategi pesaing. Industri deterjen juga menghadapi peralihan pilihan merek oleh konsumen yang cepat.
Unilever dan Wings Group memiliki strategi yang berbeda untuk mempertahankan dominasi di pasar deterjen nasional. Jika Unilever menggandeng produsen elektronik terutama mesin cuci untuk memasarkan produk barunya, Wings Group justru memperkuat ekspansi ke sektor hulu, yakni bahan baku deterjen.
Lewat anak usahanya yakni PT Unggul Indah Cahaya, Wings Group memiliki pabrik bahan baku deterjen berupa alkylbenzene terbesar di Asia Pasifik, dengan kapasitas terpasang lebih dari 200 ribu metrik ton per tahun. Selain itu, Wings Group menjalin kerja sama dengan Djarum Group dan Lautan Luas Group untuk membeli Ecogreen Oleochemicals dari Salim Group, yang merupakan produsen bahan baku deterjen, sabun, dan body care dengan kapasitas 100 ribu ton per tahun.(*/)
Sumber: di sini
* Cari data industri dan riset persaingan pasar, klik di sini
** Butuh copywriter andal, klik di sini
*** Butuh content provider profesional, klik di sini
Dalam empat tahun terakhir, pertumbuhan market size industri deterjen cukup fluktuatif. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada 2014 sebesar 6% menjadi Rp 9,54 triliun.
Namun, perlambatan perekonomian nasional, depresiasi kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, serta kejatuhan harga komoditas dunia ikut berpengaruh terhadap pertumbuhan industri deterjen pada 2015. Tahun lalu, market size industri deterjen diperkirakan tumbuh melambat menjadi 2,5%.
Tiga raksasa consumer goods di Indonesia, yakni Wings Group, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), dan PT Kao Indonesia, makin ketat bersaing di pasar deterjen di indonesia.
Berdasarkan penelusuran Duniaindustri.com, Wings Group masih menguasai pasar deterjen nasional (mencakup deterjen bubuk dan krim) dengan pangsa 52,6%. Wings Group mengandalkan produk utama seperti Wings, Ekonomi, Daia, dan So Klin untuk bersaing dengan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) yang menguasai 33% pasar deterjen nasional. Unilever mengandalkan produk deterjen seperti Rinso, Surf, dan Omo.
Sedangkan produsen lainnya, seperti PT Kao Indonesia dengan merek Attack dan Dino, menguasai 10%-11% pasar deterjen nasional. Sisanya dikuasai sejumlah produsen seperti PT Sinar Antjol dengan merek B-29, dan PT Jayabaya Raya dengan merek Suroboyo, yang menguasai 4,4% pasar deterjen di Indonesia.
Persaingan di industri deterjen sangat tinggi. Penguasaan pasar suatu produk dapat berubah dengan cepat. Perpaduan pemasaran, mulai dari produk, promosi, harga, hingga akses jangkauan oleh konsumen menjadi strategi penting bagi perusahaan-perusahaan produsen deterjen untuk mempertahankan volume penjualan serta posisi pangsa pasar.
Salah satu faktor yang akan dihadapi oleh industri deterjen saat ini adalah kenaikan bahan baku dan kemasan. Perusahaan harus mampu menyeimbangkan kenaikan harga dengan daya beli konsumen serta strategi pesaing. Industri deterjen juga menghadapi peralihan pilihan merek oleh konsumen yang cepat.
Unilever dan Wings Group memiliki strategi yang berbeda untuk mempertahankan dominasi di pasar deterjen nasional. Jika Unilever menggandeng produsen elektronik terutama mesin cuci untuk memasarkan produk barunya, Wings Group justru memperkuat ekspansi ke sektor hulu, yakni bahan baku deterjen.
Lewat anak usahanya yakni PT Unggul Indah Cahaya, Wings Group memiliki pabrik bahan baku deterjen berupa alkylbenzene terbesar di Asia Pasifik, dengan kapasitas terpasang lebih dari 200 ribu metrik ton per tahun. Selain itu, Wings Group menjalin kerja sama dengan Djarum Group dan Lautan Luas Group untuk membeli Ecogreen Oleochemicals dari Salim Group, yang merupakan produsen bahan baku deterjen, sabun, dan body care dengan kapasitas 100 ribu ton per tahun.(*/)
Sumber: di sini
* Cari data industri dan riset persaingan pasar, klik di sini
** Butuh copywriter andal, klik di sini
*** Butuh content provider profesional, klik di sini
Langganan:
Postingan (Atom)