Senin, 17 Juli 2017

Pelemahan Pasar Dorong Persaingan Produsen Semen Makin Sengit

Penjualan semen turun signifikan di seluruh wilayah pada Juni 2017 dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya, bahkan secara nasional penurunan mencapai 26,8%. Penurunan bulanan yang signifikan tersebut disebabkan antara lain karena periode libur Lebaran yang cukup panjang (lebih dari 7 hari) serta aktivitas infrastruktur dan properti yang cenderung melambat, menurut analisis Duniaindustri.com.

Berdasarkan data Asosiasi Semen Indonesia (ASI), volume penjualan semen di seluruh Indonesia pada Juni 2017 hanya mencapai 3,73 juta ton, anjlok 26,8% dibanding Juni 2016 sebesar 5,09 juta ton. Sedangkan jika dibandingkan dengan Mei 2017 yang tercatat 5,47 juta ton, penjualan semen pada Juni 2017 anjlok makin dalam, yakni -31,8%.

Seluruh daerah di Pulau Jawa mencatatkan penurunan penjualan di atas 20% pada Juni 2017, dengan penurunan terbesar terjadi di Jakarta (-35,9%), disusul Banten (-33%), Jawa Barat (30,1%), Jawa Timur (-26,7%), Yogyakarta (-23,2%), dan Jawa Tengah (-20,5%). Total penjualan semen di Pulau Jawa pada Juni 2017 tercatat hanya 2,06 juta ton, anjlok 27,9% dibanding Juni 2016 sebesar 2,86 juta ton.

Kondisi serupa terjadi di Sumatera yang mencatatkan penurunan 26,5% pada Juni 2017, Kalimantan (-20,1%), Sulawesi (-28%), Nusa Tenggara (-13,6%), dan Maluku serta Papua (-46,7%).

Hasil mengecewakan pada Juni 2017 itu menyebabkan total penjualan semen sepanjang semester I 2017 menjadi -1,3% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, dari 29,37 juta ton menjadi hanya 28,99 juta ton. Padahal, pada periode Januari-Mei 2017 volume penjualan semen masih tercatat tumbuh 4,1%.

Capaian penjualan semen nasional pada semester I 2017 juga berpotensi mengubah target dan proyeksi penjualan hingga akhir tahun ini. Sebelumnya, ASI menargetkan pertumbuhan penjualan semen tahun ini sekitar 4%-5% menjadi 64.487 ribu ton hingga 65.107 ribu ton dibanding realisasi 2016 sebesar 62.007 ribu ton. Sementara PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), holding BUMN semen pemegang market share terbesar di Indonesia, menargetkan pertumbuhan penjualan semen nasional lebih rendah sekitar 2%-3%.

Bukan hanya itu, pelemahan penjualan semen pada Juni 2017 diperkirakan menghangatkan kembali persaingan antar para pemain, menurut analisis duniaindustri.com. Sebab, pelemahan pasar akan diikuti dengan perubahan strategi pemain untuk dapat mempertahankan pangsa pasar di tengah 'kue pasar' yang mengecil. Strategi itu dapat berupa koreksi harga jual demi mempertahankan atau meningkatkan volume penjualan ataupun strategi promosi baru.

Duniaindustri.com juga menilai pertarungan untuk mengakuisisi pelanggan/distributor utama di daerah penting akan menjadi faktor krusial untuk mempertahankan kesinambungan penjualan dari sisi volume. Bagi pemain baru, strategi diskon harga jual berpotensi untuk terus dilanjutkan, hingga menunggu pemulihan demand secara signifikan.(*)

Sumber: klik di sini
* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 138 database, klik di sini
** Butuh kumpulan data industri semen, 12 database spesifik industri semen, klik di sini
*** Butuh competitor intelligence, klik di sini
**** Butuh copywriter specialist, klik di sini
***** Butuh content provider, klik di sini
****** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar