Indonesia
sebagai negara berkembang sangat membutuhkan pembangunan di bidang
infrastruktur utama, seperti infrastruktur fisik, logistik,
transportasi, energi, dan telekomunikasi. Karena itu, tidak heran titik
fokus pemerintah saat ini masih berkutat pada sektor-sektor tersebut.
Untuk membedah data-data di sektor-sektor tersebut,
duniaindustri.com memiliki sedikitnya
15 data dan riset terkait
pertumbuhan, titik fokus, dan korelasi tiga sektor tersebut terhadap
pertumbuhan industri di negeri ini. Mari simak ulasannya berikut ini:
1)
Data Transportasi, Infrastruktur, dan Logistik di Indonesia Timur (Skema Tol Laut)
2)
Data dan Kajian Pembangunan Infrastruktur 2015-2019 (Alternatif Pendanaan dan Skema Penjaminan)
3)
Data Komprehensif Infrastruktur Jalan 2015-2019
4
) Data dan Outlook Kebutuhan Energi di Sektor Industri 2015-2050 (minyak bumi, gas, batubara, energi terbarukan, listrik)
5)
Riset Infrastruktur Industri 2015-2019 (Peluang Basis Produksi Manufaktur 2017)
6)
Riset Pasar Seluler dan Data Industri Telekomunikasi 2010-2018 (Peta Persaingan dan Potensi Pertumbuhan)
7)
Data Listrik dan Sistem Kelistrikan Nasional 2009-2019
8
) Riset Peluang Kerjasama Pemerintah dan Swasta di Proyek Infrastruktur 2015-2019
9)
Data dan Outlook Transportasi, Logistik, dan Infrastruktur 2009-2019
10)
Data Outlook Sektor Transportasi dan Logistik 2014-2018
11)
Data Prospek Investasi dan Kebutuhan Lahan Kawasan Industri
12)
Data Daya Saing Industri dilihat dari Sistem Logistik Nasional
13)
Data Investasi Infrastruktur, Proyek Pembangunan Pelabuhan, Jalan, Bandara, Kereta Api di Indonesia
14)
Data Masterplan Konektivitas Nasional (2010-2030)
15)
Data Komprehensif Sistem Logistik Nasional (Sislognas) Indonesia
Berikut penjelasan detail dan outline per halaman:
A) Data Transportasi, Infrastruktur, dan Logistik di Indonesia Timur (Skema Tol Laut) ini dirilis akhir September 2017 menampilkan
data, tabel dan infografis
terkait perkembangan transportasi, infrastruktur, dan logistik dengan
fokus skema tol laut periode 2015-2017. Disajikan dalam tabel dan
infografis yang menarik, data ini diharapkan bermanfaat bagi pelaku
industri serta stakeholders terkait.
Data Transportasi, Infrastruktur, dan Logistik di Indonesia Timur (Skema Tol Laut) ini dimulai dengan menampilkan data makro ekonomi Indonesia, data-data dan
outlook ekonomi, tren perdagangan global, hingga
proyeksi
sektor ekonomi di Indonesia pada 2018. (halaman 2 sampai 5) Tidak
ketinggalan, ditampilkan tren ekonomi per daerah (pulau) di Indonesia
beserta tren pendapatan dan pengeluaran daerah (pulau) 2016 serta target
2017. (halaman 6 sampai 10)
Masuk ke pembahasan detail,
ditampilkan data tentang implementasi konsep tol laut, elemen tol laut,
jaringan trayek tol laut 2017, skema pergerakan tol laut di Indonesia
bagian timur, komparasi biaya transportasi tol laut, dan
pelabuhan-pelabuhan prioritas. Mari diulas satu per satu, konsep tol
laut serupa dengan motorways of the sea yang merupakan konsep dalam
kebijakan transportasi Uni Eropa, dengan penekanan pada pentingnya
transportasi laut. (halaman 11)
Beberapa poin utama yang menjadi
elemen tol laut dijabarkan pada halaman 12. Disusul kemudian, jaringan
trayek penyelenggaraan angkutan barang di laut (tol laut) tahun anggaran
2017 pada halaman 13. Juga dijelaskan 13 trayek tol laut (42 pelabuhan
singgah), lengkap dengan jarak (nautical mill), pelayaran round voyage,
dan frekuensinya. Data itu diperkuat dengan skema pelayaran ke Indonesia
bagian timur pada halaman 14 & 15.
Komparasi biaya transportasi laut domestik dan logistik
antara pihak swasta dan skema tol laut dipaparkan pada halaman 16,
sehingga bisa menjadi referensi yang akurat. Skema integrasi antara tol
laut dan distribusi udara menjadi salah satu alternatif di Indonesia
bagian timur, sebagaimana ditampilkan pada halaman 17. Pada halaman 18,
ditampilkan tabel 10 pelabuhan prioritas daerah lengkap dengan jadwal
operasional dan infrastruktur pendukung.
Pada halaman 19 hingga
23 ditampilkan infografis terkait dukungan infrastruktur jalan ke akses
pelabuhan di masing-masing daerah, dan skema pelayaran tol laut di
Indonesia. Data itu diperkuat dengan kondisi pelabuhan saat ini, di mana
terdapat 2.392 pelabuhan di seluruh Indonesia. (halaman 24)
Pada
halaman 25 & 26 ditampilkan alokasi bujet pembangunan infrastruktur
di Indonesia pada 2016 dengan total Rp 959 triliun. Kemudian, data
infrastruktur terkait lainnya seperti jalan, bandara, rel kereta,
coastal shipping, jalan tol Trans Sumatera, serta pengembangan kereta
api perkotaan diulas pada halaman 25 sampai 42.
Data Transportasi, Infrastruktur, dan Logistik di Indonesia Timur (Skema Tol Laut) sebanyak 43 halaman ini berasal dari kompilasi data
Duniaindustri.com
didukung data dari Kementerian Perhubungan, Bappenas, Ditjen Bina Marga
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian
Keuangan dan BPS.
Indeks database industri merupakan fitur terbaru di
duniaindustri.com
yang menampilkan puluhan data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh
data disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah didownload setelah users
melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik beli (purchase), klik
checkout, dan isi form.
Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan. Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada
duniaindustri.com.(*)
B) Data dan Kajian Pembangunan Infrastruktur 2015-2019 (Alternatif Pendanaan dan Skema Penjaminan) ini dirilis akhir Juni 2017 menampilkan
data, outlook, kajian, analisis, dan riset terkait
seluruh informasi mengenai pembangunan infrastruktur di Indonesia,
terutama terkait alternatif pendanaan dan skema penjaminan proyek.
Data ini
memberikan informasi seluas-luasnya terkait proyek-proyek infrastruktur
hasil kerjasama pemerintah dan badan usaha (KPBU) baik BUMN maupun
swasta.
Data komprehensif ini
dimulai dari outlook ekonomi Indonesia 2017 dan tren pertumbuhan
ekonomi Indonesia per kuartal periode 2015-2017 (halaman 2). Serta tren
nilai tambah (value added) ekonomi per daerah (halaman 3).
Berlanjut
ke pembahasan tentang infrastruktur, pada halaman 4 dipaparkan
kebutuhan pendanaan infrastruktur di Indonesia periode 2015-2019
mencapai US$ 358 miliar, mencakup jalan raya, kereta api, transportasi
udara, transportasi laut, air minum, perumahan rakyat, transportasi
perkotaan, transportasi darat, ketenagalistrikan, energi, air limbah,
dan telekomunikasi serta informatika. Dari jumlah tersebut porsi
APBN/APBD hanya 41,3%, disusul BUMN 22,2%, dan swasta (KPBU) 36,5%.
Pada halaman 5 ditampilkan
infografis terkait
porsi masing-masing, skema fiscal tools pemerintah dalam KPBU, dan
rencana 225 proyek strategis nasional. Pada halaman 6, ditampirkan bagan
mulai dari persiapan proyek, proses tender, hingga konstruksi lengkap
dengan managing entity dari masing-masing proses.
Kemudian
di halaman 7 dijabarkan struktur APBN dalam menunjang proyek-proyek
infrastruktur, mulai dari revenue, expenditure, hingga
financing/investment. Pada halaman 8, diterangkan payung hukum untuk
kerjasama pemerintah dan badan usaha (KPBU). Jenis penjaminan
infrastruktur pemerintah ditampilkan dengan pointers pada halaman 9.
Studi kasus proyek infrastruktur ketenagalistrikan dijabarkan pada
halaman 10. Skema pelaksanaan penjaminan infrastruktur di sektor
ketenagalistrikan ditampilkan pada halaman 11 dengan bagan dan chart
yang menarik. Ketentuan khusus pada skema penjaminan infrastruktur
dipaparkan pada halaman 12. Tidak lupa, penjelasan detail terkait
jaminan pemerintah atas pelaksanaan PIK ditampilkan pada halaman 13-14,
mencakup kewajiban finansial, bentuk jaminan, karakteristik, dan periode
penjaminan.
Prosedur penerbitan surat jaminan pinjaman
diterangkan pada halaman 15-16 dalam bentuk bagan dan pointers yang
menarik sehingga dapat dengan mudah dipahami
time table proyek dan
penjaminannya. Daftar penerbitan surat jaminan kelayakan usaha (SKJU)
ketenagalistrikan ditampilkan pada halaman 17, mencakup nama proyek,
estimasi biaya, dan penjelasan SKJU. Peran strategis penjaminan
pemerintah dijabarkan pada halaman 19. Dilanjutkan dengan dasar hukum,
tujuan dan prinsip penjaminan pemerintah. Skema penjaminan dengan
menyertakan BUMN penjamin infrastruktur diterangkan pada bagan pada
halaman 20-21. Selain itu, kriteria proyek penjaminan pemerintah
dijabarkan pada halaman 22-24. Daftar permohonan jaminan pemerintah dan
pinjaman dari BUMN diterangkan pada halaman 25. Terakhir payung hukum
kerjasama pemerintah dan badan usaha (KPBU) dijabarkan pada halaman 26.
Data dan Kajian Pembangunan Infrastruktur 2015-2019 (Alternatif Pendanaan dan Skema Penjaminan) sebanyak
27 halaman ini berasal dari Kementerian Keuangan, Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat (Ditjen Bina Marga), Bappenas, dan diolah
duniaindustri.com.
Indeks database industri merupakan fitur terbaru di
duniaindustri.com yang
menampilkan ratusan data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh data
disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah didownload setelah users
melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik beli (purchase), klik
checkout, dan isi form. Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan
validitas sumber data yang disajikan. Terima kasih atas kepercayaan Anda
kepada duniaindustri.com.(*)
C) Data Komprehensif Infrastruktur Jalan 2015-2019 ini
dirilis akhir April 2017 menampilkan data, outlook, kajian, analisis,
dan riset terkait seluruh informasi mengenai infrastruktur jalan di
Indonesia. Data komprehensif ini
meng-capturekondisi
teraktual, jaringan, kualitas, kebutuhan pendanaan, backlog, status,
dan kewenangan infrastruktur jalan di Indonesia periode 2015-2019.
Data komprehensif ini dimulai dari outlook ekonomi Indonesia 2017 (halaman 2-3),
tren outlook pertumbuhan
ekonomi Indonesia per kuartal periode 2014-2017 (halaman 4), dan tren
nilai tambah (value added) ekonomi per daerah (halaman 5). Pada halaman
6-7 dipaparkan alokasi bujet infrastruktur Indonesia per sektor, mulai
dari infrastruktur jalan, rel kereta, jalur laut, jalur udara, jalur
darat, transportasi urban, infrastruktur listrik, infrastruktur minyak
dan gas, telekomunikasi, penyimpanan air, dan perumahan, beserta
instansi yang berwenang.
Masuk ke pembahasan khusus,
ditampilkan kondisi infrastruktur jalan di Indonesia, mulai dari
persentase transportasi jalan, panjang jaringan jalan nasional, serta
dukungan jalan dalam konektivitas nasional (halaman 8). Dilanjutkan pada
halaman 9, dipaparkan kualitas jalan dan pengaruhnya terhadap peringkat
daya saing nasional (halaman 9).
Pada halaman 10, kebutuhan investasi infrastruktur jalan dari
rencana strategis hingga
backlog ditampilkan dari periode 2015 hingga 2019. Berlanjut ke halaman
11, dijabarkan panjang jaringan jalan nasional, jalan provinsi, jalan
kabupaten/kota, lengkap dengan status kemantapan jalan, dan instansi
yang berwenang.
Kebutuhan investasi jalan periode
2012-2017 dijelaskan secara detail pada halaman 12. Disambung prioritas
pengembangan infrastruktur jalan dari 35 wilayah strategis pada halaman
13. Komparasi infrastruktur jalan pada 2015 dan 2019 (target)
ditampilkan pada halaman 14.
Strategi pengembangan infrastruktur
jalan yang dipadukan dengan moda transportasi lainnya dipaparkan pada
halaman 15, seperti dukungan jalan terhadap 24 pelabuhan baru dan
dukungan jalan terhadap 15 bandara baru. Pada halaman 16, ditampilkan
proyek strategis nasional untuk pengembangan infrastruktur jalan, mulai
dari jalan lintas pantai selatan Jawa hingga trans Papua.
Dukungan
pengembangan jalan untuk program tol laut juga ditampilkan pada halaman
17-19. Disusul kemudian, kondisi infrastruktur jalan di Papua pada
halaman 20, serta master plan jalan trans Papua pada halaman 21-22.
Sebagai penjabaran lebih detail, dijabarkan tentang dukungan akses jalan
ke pelabuhan di 10 provinsi yang menjadi fokus hingga 2019 pada halaman
23. selain itu, ditampilkan secara umum, komparasi tren pengembangan
infrastruktur jalan berbanding rel kereta dan jalur laut pada halaman
24.
Khusus mengenai jalan tol, dijabarkan lebih detail
pada halaman (25-26) mencakup proyeksi pembangunan jalan tol periode
1978-2019 beserta pertumbuhan per tahun, serta estimasi perbaikan jalan
tol di Indonesia pada 2017.
Data komprehensif ini dilengkapi
data-data infrastruktur pendukung transportasi dan logistik di
Indonesia, seperti sebaran bandara hingga 2030 (halaman 27-28). Jumlah
bandara umum saat ini sebanyak 189 bandara, yang terdiri atas 26 bandara
komersial (dikelola PT Angkasa Pura) dan 1.643 bandara nonkomersial
pada halaman 29. Pada 2030, akan bertambah 44 bandara baru, sehingga
total jumlah naik menjadi 233 bandara. Juga ditampilkan ekspansi PT
Angkasa Pura I dan II dalam ekspansi bandara, meliputi: kebutuhan
investasi, penambahan kapasitas, dan persentase pertumbuhan (halaman
30).
Di samping itu, ditampilkan infrastruktur
pelabuhan yang cukup vital mengingat Indonesia memiliki garis pantai
terpanjang keempat di dunia (95.181 km) pada halaman 31. Jumlah
pelabuhan saat ini mencapai 2.392 pelabuhan yang terdiri dari 111
pelabuhan komersial, 1.481 pelabuhan nonkomersial, dan 800 terminal
khusus. Terdapat rencana penambahan 91 pelabuhan baru di Indonesia
bagian timur dengan investasi Rp 3,37 triliun. (halaman 32) Disusul
pembahasan khusus mengenai infrastruktur rel kereta pada halaman 33-36.
Data
komprehensif ini juga menampilkan rasio biaya logistik per subsektor
industri, yang terdiri dari 24 sektor industri mulai dari industri
makanan, gula, rokok, tekstil, kertas, pupuk, kimia, semen, plastik,
karet, logam, baja, perlengkapan listrik, dan otomotif. (halaman 37)
Sebagai
tambahan, ditampilkan rencana pembangunan infrastruktur prioritas
periode 2015-2019 lengkap dengan estimasi biaya serta komparasi market
size industri manufaktur, logistik dan transportasi, konstruksi, agri,
serta jasa lainnya. (halaman 38-43)
Data Komprehensif Infrastruktur Jalan 2015-2019 sebanyak
44 halaman ini berasal dari BPS, Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (Ditjen Bina Marga), Bappenas, Kementerian
Perindustrian, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Kementerian
Perhubungan, dan diolah
duniaindustri.com.
Indeks database industri merupakan fitur terbaru di
duniaindustri.com yang
menampilkan puluhan data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh data
disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah didownload setelah users
melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik beli (purchase), klik
checkout, dan isi form.
Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan. Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada
duniaindustri.com.(*)
D) Data dan Outlook Kebutuhan Energi di Sektor Industri 2015-2050 (minyak bumi, gas, batubara, energi terbarukan, listrik) ini dirilis Februari 2017 menampilkan
data, outlook, proyeksi, estimasi, dan tren produksi energi di Indonesia serta
kebutuhan energi di sektor industri periode 2015-2050. Data ini
bermanfaat bagi para pelaku industri, investor, pengusaha di sektor
energi, akademisi, pemilik perusahaan, dan pemangku kepentingan lainnya.
Data dan Outlook Kebutuhan Energi di Sektor Industri 2015-2050 (minyak bumi, gas, batubara, energi terbarukan, listrik) ini dimulai dengan dengan pemaparan
outlook ekonomi Indonesia 2017 pada
halaman 2-4. Perekonomian Indonesia pada 2017 diestimasi tumbuh 5,1%
dengan sejumlah tantangan baik dari dalam maupun luar negeri seperti
kesenjangan infrastruktur antar daerah serta perlambatan perekonomian
China. Pada halaman 5, ditampilkan tren pertumbuhan ekonomi nasional
periode 2015-2017, beserta sejumlah komponen utama seperti target nilai
tukar rupiah, inflasi, dan lifting migas.
Pada halaman 6 ditampilkan highlight kondisi energi di Indonesia. Ketergantungan bahan bakar fosil masing tinggi.
Bauran energi di
Indonesia dapat diklasifikasi minyak bumi (46%), batubara (26%), gas
bumi (23%), serta energi baru dan terbarukan (EBT) (5%).
Pada
halaman 7 dijabarkan kondisi konsumsi listrik per kapita di Indonesia
dibandingkan dengan negara-negara ASEAN. Konsumsi listrik per kapita di
Indonesia lebih rendah dibanding Singapura, Malaysia, Thailand, dan
Vietnam. Dilanjutkan dengan pembahasan
energi sebagai modal pembangunan negara pada halaman 8-10.
Potensi
minyak mentah Indonesia 2015-2050 ditampilkan pada halaman 11, disusul
potensi produksi batubara Indonesia 2015-2050 ditampilkan pada halaman
12.
Potensi batubara Indonesia 2015-2050 itu dilengkapi dengan porsi ekspor, dan porsi domestik terutama untuk kebutuhan industri, pembangkit, dan gasifikasi.
Khusus
untuk gas dibahas pada halaman 13, terutama produksi gas LPG 2015-2050,
total kebutuhan di Indonesia dan proyeksi impor hingga 2050. Lebih
khusus lagi, pembahasan energi sebagai bahan baku dan bahan penunjang
industri ditampilkan pada halaman 15, terutama untuk gas, bahan bakar
minyak (BBM), liquid petroleum gas (LPG), batubara, bahan bakar nabati
(BBN), biomassa, dan listrik terkait kebutuhan industri periode
2015-2050.
Selain sektor
industri,
ditampilkan juga kebutuhan energi untuk sektor transportasi terutama
untuk BBG (gas), bahan bakar minyak (BBM), BBN, dan listrik.
Pada
halaman 17, ditampilkan komparasi kebutuhan energi untuk industri pada
2025 dan 2050. Kebutuhan energi itu mencakup gas bumi, LPG, syngas, BBM,
batubara, BBN, energi terbarukan, dan listrik. Pembahasan itu kemudian
di-breakdown lebih spesifik pada gas bumi di halaman 18.
Pada
halaman 19-27, ditampilkan proyeksi konsumsi energi di sektor sejumlah
sektor mencakup industri, transportasi, rumah tangga, komersial, dan
lainnya serta analisisnya.
Kemudian,
data ini menampilkan
highlights khusus untuk perkembangan energi listrik dan proyeksi
kebutuhan industri mulai halaman 28-54. Dimulai dari sistem kelistrikan
nasional 2015-2016 dengan menampilkan kapasitas terpasang pembangkit
(per segmen), panjang jaringan transmisi listrik, konsumsi tenaga
listrik, panjang jaringan distribusi, serta konsumsi listrik per kapita
dan konsumsi listrik per golongan. (halaman 35)
Perkembangan
subsidi listrik dan bauran BBM serta komposisi penjualan listrik 2016
ditampilkan pada halaman 36. Pada halaman 37, ditampilkan perkembangan
biaya (cost), tarif, dan subsidi listrik periode 2003-2016. Wilayah
usaha penyediaan tenaga listrik dari 24 badan usaha ditampilkan dengan
infografis yang menarik pada halaman 38.
Data tersebut diperkuat dengan rasio elektrifikasi negara-negara ASEAN (halaman 39).
Sedangkan
komparasi rasio elektrifikasi Indonesia per daerah ditampilkan pada
halaman 40, lengkap dengan tren nasional periode 2010-2019. Terdapat
empat daerah di Indonesia yang rasio elektrifikasi-nya di bawah 70%.
Pada
halaman 41, ditampilkan infografis sistem kelistrikan nasional dengan
data kapasitas terpasang tiap daerah, status pasokan listrik per daerah,
serta cadangan pasokan listrik per daerah dan secara nasional. Data
tersebut dilengkapi dengan proyeksi kebutuhan listrik, konsumsi listrik,
elastisitas, kebutuhan tambahan kapasitas periode 2015-2034. (halaman
42)
Selanjutnya, pada halaman 43 ditampilkan kebutuhan
pengembangan pasokan listrik periode 2015-2034 dibagi sistem non-PLN,
independent power producer (IPP), PLN dan PLN system, serta total
kebutuhan tambahan. Pada halaman 44 ditampilkan bauran energi primer dan
bauran energi pembangkit listrik dengan patokan realisasi 2013-2014 dan
target 2025.
Pada halaman 46, dipaparkan
proyeksi kebutuhan
tenaga listrik 2016-2025 per pulau di Indonesia. Pada halaman 49-50,
ditampilkan porsi tambahan kapasitas pembangkit per jenis pembangkit
2015-2025. Data tersebut dilengkapi dengan proyeksi kebutuhan bahan
bakar per jenis pembangkit periode 2016-2025, dibagi dalam empat bahan
bakar yakni gas, batubara, biomass, dan panas bumi. (halaman 48-50)
Sementara
kebutuhan tambahan jaringan transmisi listrik periode 2016-2025
ditampilkan per golongan pada halaman 50. Kebutuhan tambahan gardu induk
per golongan periode 2016-2025 ditampilkan pada halaman 51. Tren
kebutuhan tambahan jaringan dan trafo distribusi periode 2016-2025
dipaparkan dalam infografis yang menarik pada halaman 52. Sedangkan
kebutuhan investasi dari mulai distribusi, penyaluran, dan pembangkit
periode 2016-2025 dipaparkan pada halaman 53. Proyeksi biaya pokok
penyediaan listrik untuk periode 2016-2025 ditampilkan pada halaman 54.
Data dan Outlook Kebutuhan Energi di Sektor Industri 2015-2050 (minyak bumi, gas, batubara, energi terbarukan, listrik) sebanyak
55 halaman ini berasal dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
(ESDM), Dewan Energi Nasional (DEN), Kementerian Perindustrian, BPS, WHO
dan Bank Dunia, dan perusahaan energi di Indonesia, diolah
duniaindustri.com.
Indeks data industri merupakan fitur terbaru di
duniaindustri.com yang
menampilkan puluhan data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh data
disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah didownload setelah users
melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik beli (purchase), klik
checkout, dan isi form.
Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan. Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada
duniaindustri.com.(*)
E) Riset Infrastruktur Industri 2015-2019 (Peluang Basis Produksi Manufaktur 2017) ini
dirilis akhir Desember 2016 menampilkan data, outlook, kajian,
analisis, dan riset terkait seluruh informasi mengenai infrastruktur
industri manufaktur di Indonesia, mulai dari outlook ekonomi 2017, tren
infrastruktur industri, tren kawasan industri, perkembangan anggaran
infrastruktur, hingga peluang investasi manufaktur di Indonesia.
Riset Infrastruktur Industri 2015-2019 (Peluang Basis Produksi Manufaktur 2017) ini
dimulai dari informasi umum terkait highlight perkembangan ekonomi
Indonesia, mulai dari dampak ketidakpastian ekonomi global, tren
pertumbuhan investasi, pergerakan kurs mata uang, hingga permasalahan
infrastruktur di Indonesia (halaman 2-7). Data itu diperkuat dengan tren
pertumbuhan ekonomi nasional 2007-2016, komparasi dengan negara-negara
industri utama (halaman 8) serta persebaran pertumbuhan ekonomi per
daerah dalam grafis yang menarik periode 2010-2030 (halaman 9).
Berlanjut
pada pembahasan spesifik, duniaindustri.com menampilkan outlook
perekonomian Indonesia 2017 mulai dari tantangan domestik hingga risiko
eksternal dari AS dan China (halaman 10-12) serta tren pergerakan indeks
harga energi periode 2010-2020 (halaman 13). Dengan outlook tersebut,
dapat dijabarkan skenario pertumbuhan ekonomi Indonesia per kuartal
sejak 2014-2017 (halaman 14).
Selain itu, tren peningkatan nilai tambah ekonomi per provinsi dapat dilihat pada halaman 15 dalam sebuah grafis yang menarik.
Kemudian,
beranjak pada pembahasan infrastruktur, Riset Infrastruktur Industri
2015-2019 (Peluang Basis Produksi Manufaktur 2017)ini menampilkan
komparasi anggaran infrastruktur Indonesia dengan tingkat pengangguran
periode 2005-2016 (halaman 16). Juga, komposisi anggaran proyek
infrastruktur di Indonesia 2016 meliputi pembangunan jalan, jalur
kereta, pelabuhan, bandara, transportasi urban, listrik, infrastruktur
migas, telekomunikasi, dan lainnya (halaman 17-19).
Khusus
mengenai jalan tol, dijabarkan lebih detail pada halaman (20-21)
mencakup proyeksi pembangunan jalan tol periode 1978-2019 beserta
pertumbuhan per tahun, serta estimasi perbaikan jalan tol di Indonesia
pada 2017.
Selanjutnya, Riset Infrastruktur Industri
2015-2019 (Peluang Basis Produksi Manufaktur 2017) ini membahas peluang
investasi manufaktur sebagai basis produksi regional pada halaman
(22-23). Sebanyak 14 kawasan industri baru di luar Jawa sedang dan akan
dikembangkan pada 2017, ditampilkan dalam grafis yang menarik pada
halaman 24.
Target dan realisasi pertumbuhan industri
manufaktur periode 2015-2019 ditampilkan pada halaman 25-26, dilengkapi
dengan perbaikan kemudahan bisnis di Indonesia pada halaman 27.
Pada
halaman 28-29, ditampilkan sektor industri prioritas yang mencakup
ketenagalistrikan, industri padat karya, substitusi impor, orientasi
ekspor, dan lainnya lengkap dengan subsektor terkait. Di halaman 30,
dijabarkan tren ekspor 10 produk utama manufaktur Indonesia periode
2009-2013 serta target 2019.
Masuk pada pembahasan
proyek infrastruktur, data ini dilengkapi data-data infrastruktur
pendukung transportasi dan logistik di Indonesia, seperti sebaran
bandara hingga 2030. Jumlah bandara umum saat ini sebanyak 189 bandara,
yang terdiri atas 26 bandara komersial (dikelola PT Angkasa Pura) dan
1.643 bandara nonkomersial. Pada 2030, akan bertambah 44 bandara baru,
sehingga total jumlah naik menjadi 233 bandara. Juga ditampilkan
ekspansi PT Angkasa Pura I dan II dalam ekspansi bandara, meliputi:
kebutuhan investasi, penambahan kapasitas, dan persentase pertumbuhan.
Di
samping itu, ditampilkan infrastruktur pelabuhan yang cukup vital
mengingat Indonesia memiliki garis pantai terpanjang keempat di dunia
(95.181 km). Jumlah pelabuhan saat ini mencapai 2.392 pelabuhan yang
terdiri dari 111 pelabuhan komersial, 1.481 pelabuhan nonkomersial, dan
800 terminal khusus. Terdapat rencana penambahan 91 pelabuhan baru di
Indonesia bagian timur dengan investasi Rp 3,37 triliun. (halaman 31-41)
Riset
Infrastruktur Industri 2015-2019 (Peluang Basis Produksi Manufaktur
2017) ini juga menampilkan rasio biaya logistik per subsektor industri,
yang terdiri dari 24 sektor industri mulai dari industri makanan, gula,
rokok, tekstil, kertas, pupuk, kimia, semen, plastik, karet, logam,
baja, perlengkapan listrik, dan otomotif. (halaman 42)
Sebagai
tambahan, ditampilkan rencana pembangunan infrastruktur prioritas
periode 2015-2019 lengkap dengan estimasi biaya serta komparasi market
size industri manufaktur, logistik, konstruksi, agri, serta jasa
lainnya. (halaman 43-48)
Riset Infrastruktur Industri 2015-2019 (Peluang Basis Produksi Manufaktur 2017) sebanyak
49 halaman ini berasal dari BPS, Bappenas, Kementerian Perindustrian,
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Kementerian Perhubungan, dan
diolah duniaindustri.com. Indeks database industri merupakan fitur
terbaru di duniaindustri.com yang menampilkan puluhan data pilihan
sesuai kebutuhan users. Seluruh data disajikan dalam bentuk pdf sehingga
mudah didownload setelah users melakukan proses sesuai prosedur, yakni
klik beli (purchase), klik checkout, dan isi form. Duniaindustri.com
mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan. Terima
kasih atas kepercayaan Anda kepada duniaindustri.com.(*)
F) Riset Pasar Seluler dan Data Industri Telekomunikasi 2010-2018 (Peta Persaingan dan Potensi Pertumbuhan) ini dirilis Desember 2016 menampilkan
riset komprehensif, kompilasi dan komparasi data, analisis, serta tren market size dan potensi pertumbuhan di Indonesia.
Riset Pasar Seluler dan Data Industri Telekomunikasi 2010-2018 (Peta Persaingan dan Potensi Pertumbuhan) ini
dimulai dengan dengan menampilkan highlights ekonomi serta pasar
Indonesia, dilengkapi tren konsumen dan tingkat daya beli. (halaman 2-4)
Potensi pasar di Indonesia dengan penduduk sekitar 255 juta jiwa
dipaparkan pada halaman 5-6.
Selanjutnya, ditampilkan
overview pasar seluler dan industri telekomunikasi Indonesia dengan
kondisi persaingan ketat, namun penetrasi SIM handphone terus meroket
tajam (halaman 7-9).
Pada halaman 10-11, disajikan 12
indikator pasar seluler di Indonesia periode 2010-2020, mulai dari
jumlah pelanggan seluler, penetrasi SIM handphone, hingga
Average Revenue Per User (ARPU),
dan lainnya. Sejumlah indikator utama itu kemudian dikomparasi dengan
kondisi di negara lain (halaman 12-13). Data tersebut diperkuat dengan
analisis komparasi dan analisis tren di industri seluler dan
telekomunikasi di Indonesia (halaman 14-18).
Kemudian,
peta persaingan dan analisis kompetisi tiga
pemain telekomunikasi terbesar di Indonesia dijabarkan pada halaman
19-26, meliputi pangsa pasar dari pendapatan, pangsa pasar dari jumlah
pelanggan, kinerja keuangan dan ARPU, traffic data, hingga teknologi
telekomunikasi.
Masuk ke pembahasan selanjutnya,
duniaindustri.com menampilkan
market intelligent empat pemain telekomunikasi terbesar di Indonesia,
mulai dari pohon bisnis (segmentasi anak usaha), highlights kinerja
keuangan tiga tahun terakhir, peningkatan layanan data dan internet,
strategi bisnis ke depan, cakupan BTS dan kota, serta jumlah pelanggan
(halaman 27-56).
Riset Pasar Seluler dan Data Industri Telekomunikasi 2010-2018 (Peta Persaingan dan Potensi Pertumbuhan) sebanyak 57 halaman pdf ini berasal dari BPS, sejumlah perusahaan seluler dan telekomunikasi di Indonesia, dan disajikan
duniaindustri.com. Download database industri merupakan fitur terbaru di
duniaindustri.com yang
menampilkan puluhan data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh data
disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah didownload setelah users
melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik beli (purchase), klik
checkout, dan isi form.
Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan. Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada
duniaindustri.com.(*)
G) Data Listrik dan Sistem Kelistrikan Nasional 2009-2019 ini
dirilis Oktober 2016 menampilkan data, tren pertumbuhan kebutuhan
listrik, proyeksi kebutuhan tambahan kapasitas, rasio elektrifikasi,
tren konsumsi listrik, komparasi elektrifikasi di ASEAN, dan lainnya.
Periode yang jadi fokus 2019-2019, bahkan untuk beberapa pembahasan
terdapat proyeksi hingga 2025.
Data Listrik dan Sistem Kelistrikan Nasional 2009-2019 ini
dimulai dengan menampilkan highlight makro ekonomi Indonesia, meliputi
pertumbuhan PDB 2014-2019, tren inflasi, populasi penduduk, tren
konsumen kelas menengah, laju urbanisasi, median usia penduduk, potensi
pasar lokal, serta tren PDB per kapita. (halaman 2-4) Data makro ekonomi
Indonesia ini dilengkapi dengan sebaran pertumbuhan ekonomi per daerah
dengan perhitungan rata-rata PDB 2010-2030 untuk melihat daerah-daerah
mana saja yang memiliki potensi pertumbuhan ekonomi tertinggi. (halaman
5)
Kemudian, data ini menampilkan highlights
perkembangan sistem kelistrikan nasional 2015-2016 dengan menampilkan
kapasitas terpasang pembangkit (per segmen), panjang jaringan transmisi
listrik, konsumsi tenaga listrik, panjang jaringan distribusi, serta
konsumsi listrik per kapita dan konsumsi listrik per golongan. (halaman
6) Perkembangan subsidi listrik dan bauran BBM serta komposisi penjualan
listrik 2016 ditampilkan pada halaman 7.
Pada
halaman 8, ditampilkan perkembangan biaya (cost), tarif, dan subsidi
listrik periode 2003-2016. Wilayah usaha penyediaan tenaga listrik dari
24 badan usaha ditampilkan dengan infografis yang menarik pada halaman
9. Data tersebut diperkuat dengan rasio elektrifikasi negara-negara
ASEAN (halaman 10). Sedangkan komparasi rasio elektrifikasi Indonesia
per daerah ditampilkan pada halaman 11, lengkap dengan tren nasional
periode 2010-2019. Terdapat empat daerah di Indonesia yang rasio
elektrifikasi-nya di bawah 70%.
Pada halaman 12,
ditampilkan infografis sistem kelistrikan nasional dengan data kapasitas
terpasang tiap daerah, status pasokan listrik per daerah, serta
cadangan pasokan listrik per daerah dan secara nasional. Data tersebut
dilengkapi dengan proyeksi kebutuhan listrik, konsumsi listrik,
elastisitas, kebutuhan tambahan kapasitas periode 2015-2034. (halaman
13)
Selanjutnya, pada halaman 14 ditampilkan kebutuhan
pengembangan pasokan listrik periode 2015-2034 dibagi sistem non-PLN,
independent power producer (IPP), PLN dan PLN system, serta total
kebutuhan tambahan. Pada halaman 15 ditampilkan bauran energi primer dan
bauran energi pembangkit listrik dengan patokan realisasi 2013-2014 dan
target 2025.
Pada halaman 16-18, diulas landasan hukum
pengembangan sistem ketenagalistrikan nasional. Pada halaman 19,
dipaparkan proyeksi kebutuhan tenaga listrik 2016-2025 per pulau di
Indonesia. Pada halaman 20-22, ditampilkan porsi tambahan kapasitas
pembangkit per jenis pembangkit 2015-2025. Data tersebut dilengkapi
dengan proyeksi kebutuhan bahan bakar per jenis pembangkit periode
2016-2025, dibagi dalam empat bahan bakar yakni gas, batubara, biomass,
dan panas bumi. (halaman 23-24)
Sementara kebutuhan
tambahan jaringan transmisi listrik periode 2016-2025 ditampilkan per
golongan pada halaman 25. Kebutuhan tambahan gardu induk per golongan
periode 2016-2025 ditampilkan pada halaman 26. Tren kebutuhan tambahan
jaringan dan trafo distribusi periode 2016-2025 dipaparkan dalam
infografis yang menarik pada halaman 27. Sedangkan kebutuhan investasi
dari mulai distribusi, penyaluran, dan pembangkit periode 2016-2025
dipaparkan pada halaman 28. Proyeksi biaya pokok penyediaan listrik
untuk periode 2016-2025 ditampilkan pada halaman 29.
Terkait
kebijakan pemerintah, payung hukum, dan arah serta strategi
pengembangan listrik ke depan ditampilkan pada halaman 30-33. Sementara
tantangan dan solusi pengembangan listrik ke depan ditampilkan pada
halaman 34-37.
Data Listrik dan Sistem Kelistrikan Nasional 2009-2019 sebanyak
38 halaman ini berasal dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
(ESDM), BPS, WHO dan Bank Dunia, dan perusahaan listrik terbesar di
Indonesia, diolah
duniaindustri.com.
Indeks data industri merupakan fitur terbaru di duniaindustri.com yang
menampilkan puluhan data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh data
disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah didownload setelah users
melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik beli (purchase), klik
checkout, dan isi form.
Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan. Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada
duniaindustri.com.(*)
H) Riset Peluang Kerjasama Pemerintah dan Swasta di Proyek Infrastruktur 2015-2019 ini
berisi data, kajian, analisis, laporan, dan outlook proyek-proyek
strategis di sektor infrastruktur di Indonesia. Berbagai proyek
infrastruktur, mulai dari proyek prioritas, proyek strategis, dan proyek
infrastruktur per provinsi ditampilkan dalam riset ini, dipadu dengan
analisis bisnis infrastruktur, market size transportasi dan logistik,
serta analisis anggaran infrastruktur dibanding tingkat pengangguran di
Indonesia.
Riset ini
dimulai dari kondisi perekonomian Indonesia tahun ini diprediksi masih
diliputi ketidakpastian, terutama dari sisi global. Meski demikian
ekonomi Indonesia diyakini akan lebih baik dibanding tahun lalu. Sisi
eksternal yang berpengaruh pada ekonomi domestik, tak bisa dilepaskan
dari harga komoditas yang masih belum pulih dan merosotnya ekonomi China
yang merupakan salah satu pangsa pasar utama ekspor komoditas
Indonesia. (halaman 2)
Penguatan rupiah ini selain
didorong oleh faktor domestik, karena meningkatnya kepercayaan investor
sejalan dengan ekonomi makro yang lebih baik, juga tidak lepas dari
pengaruh eksternal. Pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2015 yang sebesar
5,04% telah meningkatkan kepercayaan investor, karena diyakini titik
terendah pertumbuhan ekonomi telah terlewati. (halaman 3-4)
Pada
halaman 5-7 dibahas data Kementerian Keuangan, anggaran infrastruktur
sejak 2009 hingga 2015 memang terus menunjukkan kenaikan. Tetapi
kenaikan signifikan memang baru terjadi pada 2015, dari Rp 206,6 triliun
pada 2014 menjadi Rp 290,3 triliun. Sedangkan tahun-tahun sebelumnya
kenaikannya hanya di kisaran Rp 9,7 triliun hingga Rp 31,3 triliun. Data
tersebut dipadukan dengan tren pertumbuhan ekonomi nasional dan
ekspektasi ke depan periode 2007-2019. (halaman 8) Di halaman 9,
terdapat riset eksklusif terkait tren kenaikan anggaran infrastruktur
dibanding tingkat pengangguran di Indonesia periode 2005-2016.
Masuk
pada pembahasan proyek infrastruktur, riset ini menampilkan rencana
pembangunan infrastruktur laut (halaman 10), infrastruktur pangan
(halaman 11), dan transportasi darat (halaman 12). Di halaman 13-14
ditampilkan secara eksklusif 38 proyek kerjasama pemerintah & swasta
2015-2016, baik yang telah ditawarkan maupun yang akan ditawarkan. Di
halaman 15-16, dipaparkan 30 proyek infrastruktur prioritas 2016-2019.
Pada halaman 17-19 ditampilkan proyek infrastruktur jalan dan jembatan
per provinsi pada 2016. Khusus terkait kerjasama pemerintah dan swasta
ditampilkan secara detail pada halaman 20-24.
Riset ini
diperkuat dengan data tren pertumbuhan pasar (market size) sektor
transportasi dan logistik di Indonesia 2009-2019. Pada 2014, pasar
sektor transportasi dan logistik diestimasi Rp 1.810 triliun dengan
pertumbuhan 13,2%. Pada 2015, market size tersebut naik 15,2% menjadi Rp
2.086 triliun. Pada 2016, angka tersebut diproyeksi tumbuh 15% menjadi
Rp 2.399 triliun, dan terus naik hingga mencapai Rp 3.680 triliun di
2019. Rata-rata pertumbuhan tahunan (CAGR) sektor transportasi dan
logistik di Indonesia diperkirakan 15,2% periode 2014-2019.
Selain
itu, data ini dilengkapi data-data infrastruktur pendukung transportasi
dan logistik di Indonesia, seperti sebaran bandara hingga 2030. Jumlah
bandara umum saat ini sebanyak 189 bandara, yang terdiri atas 26 bandara
komersial (dikelola PT Angkasa Pura) dan 1.643 bandara nonkomersial.
Pada 2030, akan bertambah 44 bandara baru, sehingga total jumlah naik
menjadi 233 bandara. Juga ditampilkan ekspansi PT Angkasa Pura I dan II
dalam ekspansi bandara, meliputi: kebutuhan investasi, penambahan
kapasitas, dan persentase pertumbuhan.
Di samping itu,
ditampilkan infrastruktur pelabuhan yang cukup vital mengingat Indonesia
memiliki garis pantai terpanjang keempat di dunia (95.181 km). Jumlah
pelabuhan saat ini mencapai 2.392 pelabuhan yang terdiri dari 111
pelabuhan komersial, 1.481 pelabuhan nonkomersial, dan 800 terminal
khusus. Terdapat rencana penambahan 91 pelabuhan baru di Indonesia
bagian timur dengan investasi Rp 3,37 triliun.
Riset sebanyak 41 halaman ini berasal
dari BPS, Kementerian Keuangan, Bappenas, Komite Percepatan Penyediaan
Infrastruktur Prioritas (KPPIP), Kementerian Perhubungan, Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Perindustrian, Asosiasi
Logistik Indonesia, dan diolah duniaindustri.com.
Indeks database industri merupakan fitur terbaru di
duniaindustri.comyang
menampilkan puluhan data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh data
disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah didownload setelah users
melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik beli (purchase), klik
checkout, dan isi form.
Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan. Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada
duniaindustri.com.(*)
I) Data dan Outlook Transportasi, Logistik, dan Infrastruktur 2009-2019 ini
menampilkan ukuran pasar (market size) sektor transportasi dan logistik
di Indonesia 2009-2019. Pada 2014, pasar sektor transportasi dan
logistik diestimasi Rp 1.810 triliun dengan pertumbuhan 13,2%. Pada
2015, market size tersebut naik 15,2% menjadi Rp 2.086 triliun. Pada
2016, angka tersebut diproyeksi tumbuh 15% menjadi Rp 2.399 triliun, dan
terus naik hingga mencapai Rp 3.680 triliun di 2019. Rata-rata
pertumbuhan tahunan (CAGR) sektor transportasi dan logistik di Indonesia
diperkirakan 15,2% periode 2014-2019.
Sektor ini
tumbuh secara signifikan sejak 2009-2019. Pada 2009-2014, pertumbuhan
mencapai 13,7% CAGR dari hanya Rp 770 triliun pada 2009.
Segmen
pengangkutan laut masih mendominasi sebesar Rp 1.096,6 triliun di 2015,
disusul kereta api Rp 31,6 triliun, dan udara Rp 1,43 triliun. Segmen
pengangkutan laut diproyeksi tumbuh 6,1% di 2013, 4,3% di 2014, dan 5,1%
pada 2015 secara volume. Pengangkutan kereta api tumbuh 13,3% di 2013,
8,5% di 2014, dan 7,5% pada 2015. Sementara pengangkutan melalui udara
naik 19,6% di 2013, 15,3% di 2014, dan 12,2% pada 2015. Sektor komoditas
menjadi salah satu pendorong sektor transportasi dan logistik mengingat
besarnya investasi antara lain di sektor CPO senilai US$ 2,4 miliar.
Selain
itu, data ini dilengkapi data-data infrastruktur pendukung transportasi
dan logistik di Indonesia, seperti sebaran bandara hingga 2030. Jumlah
bandara umum saat ini sebanyak 189 bandara, yang terdiri atas 26 bandara
komersial (dikelola PT Angkasa Pura) dan 1.643 bandara nonkomersial.
Pada 2030, akan bertambah 44 bandara baru, sehingga total jumlah naik
menjadi 233 bandara. Juga ditampilkan ekspansi PT Angkasa Pura I dan II
dalam ekspansi bandara, meliputi: kebutuhan investasi, penambahan
kapasitas, dan persentase pertumbuhan.
Di samping itu,
ditampilkan infrastruktur pelabuhan yang cukup vital mengingat Indonesia
memiliki garis pantai terpanjang keempat di dunia (95.181 km). Jumlah
pelabuhan saat ini mencapai 2.392 pelabuhan yang terdiri dari 111
pelabuhan komersial, 1.481 pelabuhan nonkomersial, dan 800 terminal
khusus. Terdapat rencana penambahan 91 pelabuhan baru di Indonesia
bagian timur dengan investasi Rp 3,37 triliun.
Juga,
ditampilan infrastruktur jalan dan rel kereta yang menopang pergerakan
transportasi darat. Data ini juga dilengkapi infrastruktur coastal
shipping, Trans Sumatera Railways, rel kereta api perkotaan, high speed
train network hingga 2030.
Tidak ketinggalan, data ini
menampilkan rasio biaya logistik dari berbagai sektor industri di
Indonesia, misalnya untuk industri pengolahan makanan rasio biaya
logistik terhadap input mencapai 35%. Terdapat 24 cabang industri yang
memiliki rasio biaya logistik terhadap input yang cukup tinggi.
Data sebanyak
33 halaman ini berasal dari BPS, Kementerian Perhubungan, Kementerian
Perindustrian, Asosiasi Logistik Indonesia, sejumlah riset perusahaan
asing antara lain Frost & Sullivan, dan diolah duniaindustri.com.
Download database industri merupakan
fitur terbaru di duniaindustri.com yang menampilkan puluhan data
pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh data disajikan dalam bentuk pdf
sehingga mudah didownload setelah users melakukan proses sesuai
prosedur, yakni klik beli (purchase), klik checkout, dan isi form.
Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang
disajikan. Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada
duniaindustri.com.(*)
J) Data Outlook Sektor Transportasi dan Logistik 2014-2018 ini
menampilkan proyeksi pasar sektor transportasi dan logistik 2014-2018.
Pada 2013, pasar sektor transportasi dan logistik diestimasi Rp 1.583
triliun dengan pertumbuhan 14,5%, naik rata-rata 15% sehingga mencapai
Rp 3.185 triliun di 2018. Segmen pengangkutan laut masih mendominasi
sebesar Rp 1.000,6 triliun di 2013, disusul kereta api Rp 26,8 triliun,
dan udara Rp 1,16 triliun. Segmen pengangkutan laut diproyeksi tumbuh
6,1% di 2013 dan 4,3% di 2014 secara volume. Pengangkutan kereta api
tumbuh 13,3% di 2013 dan 8,5% di 2014. Sementara pengangkutan melalui
udara naik 19,6% di 2013 dan 15,3% di 2014. Sektor komoditas menjadi
salah satu pendorong sektor transportasi dan logistik mengingat besarnya
investasi antara lain di sektor CPO senilai US$ 2,4 miliar. Data
sebanyak 24 halaman ini berasal dari Asosiasi Logistik Indonesia,
sejumlah riset perusahaan asing antara lain Frost & Sullivan, dan
diolah
duniaindustri.com.(*)
K) Data Prospek Investasi dan Kebutuhan Lahan Kawasan Industri ini
menampilkan tren nilai investasi asing dan domestik dikaitkan dengan
kebutuhan lahan industri di Indonesia. Secara kaidah baku, setiap
investasi manufaktur Rp 1 triliun butuh lahan di kawasan industri setara
12,5 hektare. Selain itu, data ini menampilkan proyeksi kebutuhan lahan
di kawasan industri 2013-2020. Data ini juga menggambarkan total lahan
di kawasan industri yang tersisa saat ini dan proyeksi ketersediaannya.
Di
samping itu ditampilkan penjualan 10 besar kawasan industri di
Indonesia, tren keseimbangan pasokan dan permintaan, tren harga jual
lahan di kawasan industri di berbagai kota di Indonesia 2006-2012.
Perbandingan harga jual lahan di kawasan industri di Indonesia juga
dibandingkan dengan 11 negara lain di dunia. Penyebaran kawasan industri
di luar Pulau Jawa, komposisi peran pemerintah dan swasta dalam
mengembangkan kawasan industri. Data ini juga menggambarkan program
pemerintah dalam mengembangkan kawasan industri di koridor Jawa,
Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, dan sektor industri sasarannya. Data
berisi 41 halaman ini dibuat oleh Kementerian Perindustrian dan diolah
duniaindustri.com.(*)
L) Data Daya Saing Industri dilihat dari Sistem Logistik Nasional ini
menampilkan berbagai data mengenai sasaran dan akselerasi
industrialisasi tahun 2012-2014. Selain itu, daya saing logistik
Indonesia dibanding dengan negara Asia dan secara global. Juga, rasio
biaya logistik terhadap semua jenis industri seperti industri makanan,
minuman, rokok, tekstil, kertas, pupuk, kimia, semen, baja, mesin, dan
pengilangan minyak bumi. Di samping itu, dijabarkan rencana interkoneksi
KEK Sei Mangkei, hub port Bitung.(*)
M) Data Investasi Infrastruktur, Proyek Pembangunan Pelabuhan, Jalan, Bandara, Kereta Api di Indonesia ini
menampilkan berbagai proyek investasi infrastruktur pemerintah baik
yang sedang berjalan maupun yang akan dilakukan pada periode 2013-2030.
Dimulai dari data Investasi Infrastruktur Transportasi (selain jalan)
di Masing-masing Koridor Ekonomi, Rencana Pengembangan Bandara-bandara
Komersial Oleh AP I & AP II, Pembangunan 24 Bandar Udara Baru
(APBN), Sebaran bandara tahun 2030, Struktur Pelabuhan Indonesia, daftar
pelabuhan pemerintah yang beroperasi tahun 2013, Pembangunan Jalur
Ganda KA Jawa, Pengembangan Coastal Shipping Di Pantura, Rencana
Pengembangan Trans Sumatera Railways, Jaringan perkeretaapian tahun
2030, Pembangunan Trans Maluku. Data berisi 16 halaman ini berasal dari
Kementerian Perhubungan, Kadin, Pelindo, diolah
duniaindustri.com.(*)
N) Data Masterplan Konektivitas Nasional (2010-2030) ini
menampilkan Persebaran PDB Indonesia per Daerah, Urban Area, dan
Masterplan Konektivitas Nasional (2010-2030). Data terbaru yang dirilis
Oktober 2013 ini berasal dari Kementerian Perhubungan, asosiasi
terkait, serta BPS.(*)
O) Data Komprehensif Sistem Logistik Nasional (Sislognas) Indonesia ini
menampilkan analisis komprehensif tentang rasio biaya logistik terhadap
biaya penjualan di Indonesia dibanding negara maju, porsi biaya
transportasi (meliputi transportasi darat, laut, dan udara),
perbandingan biaya logistik di Indonesia Barat dan Timur, dwelling time
and logistic cost, dan lainnya. Data yang berisi 9 halaman dan dibuat
Oktober 2013 ini disusun Kementerian Perdagangan dan dikompilasi oleh
duniaindustri.com.(*)
Sumber:
klik di sini
* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 144 database, klik di sini
** Butuh 18 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
*** Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini