Penjualan sepeda motor
merek Yamaha dan Kawasaki tercatat melonjak pada kuartal 1 2018 secara
tahunan, melampaui tiga merek lainnya yang tercatat membukukan
pertumbuhan penjualan negatif. Penjualan sepeda motor merek Yamaha
tercatat naik sebesar 19,56% dan Kawasaki tumbuh 31,58%.
Berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), total penjualan kendaraan roda dua
di Indonesia pada kuartal 1 2018 tumbuh sebesar 4% menjadi 1,46 juta
unit dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu 1,4 juta unit.
Kenaikan penjualan ditopang gencarnya promosi yang dilakukan merek serta
hadirnya model baru yang mendorong minat beli konsumen.
Dari jumlah itu, ternyata peta persaingan
merek sepeda motor makin menghangat. Sepeda motor merek Honda, market
leader di Indonesia, justru mencatat penurunan penjualan di kuartal 1
2018 sebesar 0,36% menjadi 1,069 juta unit dibandingkan periode yang
sama tahun lalu, yakni 1,073 juta unit.
Sedangkan Yamaha, market leader
kedua, mencatatkan kinerja positif sebesar 19,56% menjadi 341.544 unit
di kuartal 1 2018 dibanding periode yang sama tahun lalu 285.668 unit.
Demikian juga Kawasaki yang membukukan pertumbuhan 31,58% menjadi 31.934
unit dari sebelumnya 24.269 unit.
Sementara penjualan tiga merek
kendaraan roda dua lainnya pada tiga bulan pertama tahun ini tercatat
lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Distribusi
penjualan Suzuki tercatat lebih rendah 18,80% dibandingkan periode yang
sama tahun lalu, yakni dari 18.015 unit menjadi 14.628 unit. Adapun
penjualan kendaraan roda dua merek TVS mencatatkan kinerja lebih rendah
77,11% pada tiga bulan pertama tahun ini dibandingkan dengan periode
yang sama tahun lalu.
Pada
Januari-Maret 2018, TVS tercatat hanya menjual 92 unit kendaraan roda
duanya di pasar Indonesia. Sementara pada Januari-Maret 2017, TVS
melakukan distribusi hingga 402 unit sepeda motor.
Meski
tercatat menurun, PT Astra Honda Motor (AHM) masih optimistis meraup
pertumbuhan penjualan positif tahun ini. Thomas Wijaya, Direktur
Marketing PT Astra Honda Motor menilai masuk kuartal II 2018 pasar mulai
tampak naik. “Kami lihat di semester satu ini, terutama kuartal dua
cenderung ada kenaikan,” ungkapnya.
Masuk
kuartal II dengan momentum lebaran, Astra Honda Motor berharap dapat
menggenjot penjualan sepeda motor. “Untuk itu kami masih optimis volume
sekitar 4,4 juta-4,6 juta unit tahun ini,” tutur Thomas.
Review Penjualan 2017
Penjualan sepeda motor
domestik mencapai 5.886.103 unit pada 2017, turun 0,7% dari 2016
sebanyak 5.931.285 unit. Jumlah itu sedikit di bawah target yang dipatok
Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) sebanyak 5,9 juta unit.
Pasar
sepeda motor domestik sebenarnya membaik memasuki paruh kedua tahun
2017. AISI menaikkan target penjualan motor dari 5,75 juta unit menjadi
5,9 juta unit. Namun, jebloknya penjualan pada Desember 2017 membuat
target baru AISI tak tercapai.
Berdasarkan
data AISI, penjualan motor pada Desember 2017 hanya 415.996 unit,
terendah sejak Juni 2017. Jumlah itu melorot 24,4% dari November 2017
sebanyak 550.303 unit dan 5% dari bulan sama 2016 sebanyak 437.764 unit.
Hal itu dipicu pendeknya hari kerja pada bulan Desember 2017 seiring
dengan adanya libur Natal dan menjelang Tahun Baru 2018.
Sementara
itu, ekspor sepeda motor pada 2017 mencapai 431.187 unit. Secara total
penjualan domestik maupun ekspor mencapai 6.317.290 unit, naik 1,64%
dibandingkan 2016 sebanyak 6.215.350 unit. Data itu menyebutkan, Honda
mencetak penjualan 4.385.888 unit, tertinggi di Indonesia, dengan pangsa
pasar 74,5%, diikuti Yamaha 1.348.211 unit, Kawasaki 78.637 unit,
Suzuki 72.191 unit, dan TVS 1.176 unit.
Segmen
motor terlaris masih dipegang skuter otomatik (skutik). Pada 2017,
penjualan skutik mencapai 4.848.540 unit atau 82,37%, diiikuti sport
541.159 unit (9,2%), bebek 496.104 unit (8,43%). Skutik diminati
lantaran praktis dan cocok dengan kondisi jalanan di perkotaan. Selain
itu, saat ini, skutik makin irit bahan bakar, seiring dirilisnya
teknologi injeksi.
Ketua
Bidang Komersial AISI, Sigit Kumala, menilai penjualan motor domestik
tahun lalu cukup baik, walau sedikit di bawah target. Karenanya, AISI
sempat mengoreksi target penjualan menjadi 5,75 juta unit dari 5,9 juta
unit, seiring jebloknya penjualan semester I. Hal itu salah satunya
dipicu kenaikan biaya pengurusan surat-surat kendaraan bermotor, seperti
BPKB dan STNK.
Tahun
2018, AISI menargetkan penjualan motor domestik 6,1 juta unit. Target
ini realistis, jika melihat kondisi penjualan yang mulai stabil semester
II-2017. Target tersebut bisa tercapai asalkan situasi tetap kondusif,
terutama di tahun politik. Sementara itu, ekspor ditargetkan naik
30-40%, karena produk Indonesia masih cukup kompetitif untuk bersaing di
pasar global.
“Pemerintah
sudah berjanji tidak ada kenaikan harga listrik dan BBM. Selain itu,
tidak ada kenaikan biaya pengurusan STNK ataupun BPKP, sehingga
diharapkan bisa membangkitkan daya beli,” ujar Sigit Kumala.(*)
Sumber: klik di sini
* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 153 database, klik di sini
*** Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
Jaringan supermarket Inggris, UK Iceland Co,
dinilai bertindak diskriminatif terhadap industri kelapa sawit
Indonesia dengan melakukan kampanye penghentian penggunaan minyak sawit
pada merknya di akhir 2018. Tindakan tersebut berpotensi mendiskreditkan
citra positif kelapa sawit secara global serta menyesatkan konsumen, sekaligus menjadi kampanye negatif terhadap industri kelapa sawit di dunia.
Atas
dasar itu, Council of Palm Oil Producer Countries (CPOPC) atau Dewan
Negara Produsen Kelapa Sawit yang beranggotakan 10 negara memprotes
kebijakan UK Iceland Co karena dinilai diskriminatif dan mendiskreditkan
citra positif kelapa sawit di Eropa. Protes tersebut dilayangkan
Direktur Eksekutif CPOPC Mahendra Siregar kepada Managing Director
Iceland Foods Ltd, Richard Walker, dalam suratnya pada pertengahan April
2018.
Mahendra
Siregar menyatakan CPOPC menilai kebijakan UK Iceland Co akan
menyesatkan konsumen secara global. Perlu disadari, produktivitas minyak
sawit terbukti menjadi minyak nabati yang paling berkelanjutan dan faktor kunci untuk melindungi lahan global terutama karena permintaan minyak nabati
terus tumbuh. Misalnya, rape seed menghasilkan 0,3 ton minyak per
hektar, kedelai dan bunga matahari 0,6 ton per hektare, dibandingkan
dengan minyak sawit yang sekarang berproduksi di kisaran 6 ton per
hektare.
“Karena
itu, kampanye penghentian penggunaan minyak sawit oleh Iceland Co
justru akan menyebabkan perubahan penggunaan lahan baru yang lebih besar
untuk menggantikan jumlah lahan pertanian kelapa sawit yang sama, yang
tidak mungkin dalam skala global apalagi di Eropa. Dari perspektif
negara produsen minyak sawit, inilah yang kami anggap sebagai sifat
diskriminatif yang justru menyebabkan degradasi tanah yang parah,
perusakan flora dan fauna, pencemaran air tanah dan lautan, serta
peningkatan emisi CO2 dari penggunaan lahan alternatif,” ujar Mahendra.
Selain
faktor-faktor di atas, menurut dia, kampanye penghentian penggunaan
minyak sawit oleh Iceland Co juga akan memicu konsumsi air yang lebih
besar. Sebab, produksi minyak sawit terbukti menghemat lebih banyak air
dibanding minyak nabati lainnya.
Iceland Co merupakan salah satu jaringan
supermarket terbesar di Eropa dengan total jumlah gerai mencapai 857
unit di seluruh Eropa, mayoritas di Inggris. Iceland Co juga memproduksi
dan menjual makanan beku, termasuk makanan siap saji dan sayuran.
Perusahaan ritel ini memiliki sekitar 2,2% pangsa pasar makanan di Inggris.
“Kami
percaya bahwa CPOPC dan UK Iceland dapat berbagi kepedulian yang sama
terhadap lingkungan. Tentu saja, negara-negara penghasil kelapa sawit
ingin melindungi warisan alam mereka sendiri selama beberapa generasi
yang Anda sebutkan sebagai permata mahkota planet kita,” ucap Mahendra.
Dia
menegaskan upaya yang dilakukan untuk mencapai keberlanjutan dalam
minyak sawit cukup besar. Presiden Indonesia Joko Widodo sedang
memelopori kampanye penanaman kembali varietas kelapa sawit unggul di
lahan pertanian yang ada untuk mendukung petani kecil dengan tujuan
meningkatkan kesejahteraan mereka, sementara tidak memperluas lahan
pertanian.
“Anda
menyebutkan kunjungan terakhir Anda ke Indonesia, dan CPOPC memahami
bahwa masih ada pekerjaan yang sedang berlangsung tentang keberlanjutan,
tetapi kami dengan hormat menekankan perlunya menyeimbangkan narasi.
Penting juga untuk diingat bahwa minyak sawit telah meningkatkan mata
pencaharian puluhan juta petani kecil dan pekerja di lebih dari 12
negara di seluruh dunia. Dalam hal ini, negara-negara penghasil kelapa
sawit berkomitmen penuh terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)
Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 2030, untuk menyeimbangkan kemajuan
ekonomi dan sosial dengan masalah lingkungan,” tuturnya.
Di
sisi lain, Mahendra mempertanyakan kebijakan UK Iceland Co yang
mendengarkan 85% konsumen bahwa mereka menentang penggunaan minyak
sawit. “Saya tidak terkejut dengan angka ini mengingat kampanye bersama
di Uni Eropa yang memilih untuk membedakan minyak sawit dari minyak
nabati lainnya. Namun, CPOPC menganggap bahwa klaim yang dibuat terhadap
minyak sawit menyesatkan konsumen atas manfaat lingkungan dari minyak
nabati lainnya, dan jaringan ritel (supermarket) di seluruh Uni Eropa harus mengingat hal ini,” paparnya.
Mahendra
menegaskan tindakan UK Iceland Co yang menghentikan penggunakan kelapa
sawit tidak akan mencapai tujuan. Pasalnya, pasokan minyak sawit
Indonesia ke Uni Eropa terus menurun. “Patut dipertanyakan tindakan UK
Iceland Co apakah akan mencapai tujuan yang dicari? Karena pasokan
minyak sawit Indonesia ke UE terus menurun dari sekitar 75 persen pada
tahun 1990 menjadi 18 persen pada tahun 2017, mengingat permintaan
domestik dan regional di negara-negara berkembang meningkat,” ucapnya.
Dia
menerangkan CPOPC mengakui bahwa ada pekerjaan yang harus dilakukan
untuk mencapai dan mempromosikan keberlanjutan lebih lanjut untuk minyak
sawit. “Tetapi kami juga percaya bahwa bukan maksud dari UK Iceland
untuk melemahkan upaya saat ini yang sedang dilakukan. Karena itu saya
berharap mengundang Managing Director Iceland Foods Ltd, Richard
Walker,untuk bertemu CPOPC untuk melihat bagaimana dapat bekerja sama di
masa depan,” katanya.(*)
Sumber: klik di sini
* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 153 database, klik di sini
*** Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
Penjualan Semen Curah Melonjak 19%, Terdorong Ratusan Proyek Infrastruktur
JAKARTA
- Penjualan semen di Indonesia pada kuartal I 2018 mencapai 15,72 juta
ton tumbuh 6,6% dibanding kuartal I 2017 sebanyak 14,75 juta ton.
Seiring dengan itu, penjualan semen curah (bulk) melonjak 19% di kuartal I 2018 secara tahunan, terdorong percepatan realisasi ratusan proyek infrastruktur pemerintah.
Seperti diprediksi Duniaindustri.com,
pertumbuhan penjualan semen di Indonesia pada kuartal I 2018 didorong
peningkatan pesat di daerah Sumatera yang tumbuh 11,7%, persentase
pertumbuhan tertinggi secara kawasan di Indonesia. Penjualan semen di
Sumatera pada kuartal I 2018 tumbuh menjadi 3,43 juta ton.
Disusul kemudian pasar semen
di Kalimantan yang tumbuh 11,5% menjadi 1,03 juta ton pada kuartal I
2017 secara tahunan. Pasar semen di Jawa tercatat tumbuh tertinggi
ketiga, dengan persentase pertumbuhan 6,1% menjadi 8,78 juta ton pada
kuartal I 2018. Dilanjutkan pasar semen di Sulawesi yang tumbuh 5,9%
menjadi 1,27 juta ton.
Realisasi
proyek infrastruktur pemerintah yang dipercepat ikut mendorong pasar
semen di Indonesia hingga kuartal I 2018. Terbukti, pertumbuhan
penjualan semen curah (bulk) melampaui penjualan semen kemasan (bag).
Pada kuartal I 2018, pertumbuhan penjualan semen curah melonjak 19%
secara tahunan, didorong percepatan realisasi proyek-proyek
infrastruktur pemerintah. Lebih detail lagi, lonjakan penjualan semen
curah terlihat pada Maret 2018 yang meroket 40% secara tahunan,
berdasarkan data yang dikumpulkan dari market leader industri semen.
Sedangkan
kenaikan penjualan semen kemasan (bag) lebih tipis, hanya membukukan
pertumbuhan 3% di kuartal I 2018. Meski demikian, tim Duniaindustri.com
menilai, justru persaingan sengit terjadi di segmen kemasan (bag),
mengingat para pemain baru (new comers) gencar melakukan penetrasi pasar
dan promosi. Hal ini membuat market leader industri semen terpaksa
membuat strategi tandingan untuk menghalang para new comers.
Pada
Maret 2018, penjualan semen di Indonesia tumbuh 3,5% menjadi 5,2 juta
ton dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya 5,02 juta ton.
Pertumbuhan tertinggi penjualan semen pada Maret 2018 tetap dipegang
Sumatera dengan persentase pertumbuhan 8,8%, disusul Kalimantan 7%, dan
Jawa 4,3%. Sementara pertumbuhan penjualan di Nusa Tenggara dan Maluku –
Papua tercatat negatif.
Pengaruh Proyek Infrastruktur
Ratusan proyek
infrastruktur dengan estimasi nilai total Rp 990 triliun telah
diselesaikan pemerintah sebagai bagian dari percepatan realisasi proyek
strategis nasional (PSN). Tercatat dalam rentang waktu 2015-2017,
alokasi dana pemerintah untuk pembangunan infrastruktur mencapai Rp 990
triliun. Rinciannya, Rp 290 triliun pada 2015, Rp 313 triliun pada 2016,
dan melonjak menjadi Rp 387 triliun pada 2017. Tahun ini, gebrakan
pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla belum kendur. Anggaran
pembangunan infrastruktur tambah ‘gila’ lagi, mencapai Rp 409 triliun.
Apa
yang sudah dibangun dengan uang sebanyak itu? Pemerintah mengklaim 300
kilometer jalan tol telah terbangun, juga 2.623 kilometer jalan nasional
mulai dari Trans-Papua, Kalimantan, dan Nusa Tenggara Timur. Ada pula
pembangunan jembatan yang mencapai 25.149 meter, 81 pelabuhan, tujuh
bandara baru, pembenahan 439 bandara, pembangunan ratusan kilometer rel
kereta api, hingga 33 waduk.
Meski
demikian, pemerintah mengakui, Rp 990 triliun bukanlah uang yang cukup
untuk mengejar ketertinggalan infrastuktur Indonesia dari negara lain.
Hingga 2019 mendatang, pembangunan Indonesia membutuhkan setidaknya Rp
4.197 triliun yang terangkum dalam 245 proyek strategis nasional (PSN).
Dari total kebutuhan anggaran itu, pemerintah hanya mampu membiayai 33%
atau sekitar Rp 1.551 triliun saja. Adapun, 25% atau Rp 1.175
triliun-nya berasal BUMN. Sisanya, sebesar 42% atau Rp 1.974 triliun
didorong berasal dari swasta.
Secara
teoritis, memang proyek infrastruktur bisa menjadi mesin penggerak
pertumbuhan sektor-sektor ekonomi. Proyek infrastruktur dalam
menimbulkan efek berantai (multiplier effect) ke semua lini yang memutar
perekonomian lebih kencang. Namun, sekali lagi, kerja belum usai. Masih
banyak proyek infrastuktur yang harus direalisasikan hingga 2019. Di
sisi lain, masih ada sedikitnya dua pekerjaan rumah (PR) yang mesti
dibenahi pemerintah.
Mengutip
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny
Sri Hartati, ada dua hal yang dapat mengoptimalkan efek berantai
dari proyek-proyek infrastruktur pemerintah. Pertama, keberpihakan
pemerintah terhadap industri lokal sebagai pendukung proyek
infrastruktur.
“Kalau
kita lihat di 2017, kita banyak mengerjakan proyek infrastruktur, tapi
terjadi over suplai semen. Dan tidak ada satu baja pun dari dalam
negeri. Karena apa? Karena mereka (BUMN karya) cari jalan instan. Yang
murah impor. Ini yang akhirnya percepatan proyek infrastruktur tidak
punya multiplier effect dalam jangka pendek. Karena semua capital
insentive, apalagi di-support dari barang-barang impor,” kata Enny.
Dan
kedua, lanjut dia, pemerintah perlu membangkitkan produktivitas serta
output masyarakat daerah sehingga memanfaatkan proyek infrastruktur.
Pembangunan infrastruktur fisik merupakan bagian integral dari
pembangunan perekonomian yang bertumpu pada peningkatan produktivitas.
Di sinilah peran pemerintah untuk mendorong produktivitas.(*)
Sumber: di sini
* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 153 database, klik di sini
** Butuh 20 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
*** Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
Membahas persaingan industri
seakan tidak ada habisnya. Di dunia yang semakin canggih ini,
persaingan bergerak sangat dinamis. Inovasi seakan terus bergerak dari
satu merek ke merek yang lain. Konsumen pun saat ini diberikan banyak
pilihan lantaran pelaku industrinya semakin banyak. Itulah fenomena yang
tengah terjadi. Namun, seperti apa arah persaingan bisnis ke depannya?
Dalam persaingan bisnis, pasti ada pihak yang unggul dan ada yang tertinggal. Kita bisa menjadikan persaingan menjadi sebuah booster bagi
bisnis kita untuk maju karena dengan adanya persaingan, maka akan
membuat kita semakin tertantang untuk membuktikan bahwa bisnis kitalah
yang terbaik.
Inovasi
Setelah
memiliki merek, maka kita membutuhkan sebuah faktor pembeda dengan
bisnis lain. Perbedaan antara produk kita dengan produk orang lain. Apa
yang bisa kita unggulkan dari produk kita, entah harganya yang lebih
murah, kualitas yang terjamin, layanan tambahan, dan lain-lain. Karena
bagi masyarakat, mereka akan memilih produk yang memiliki kualitas yang terbaik
dengan harga yang bisa mereka jangkau. Kita harus memilikinya dalam
produk atau jasa kita. Pelayanan apa yang bisa kita berikan kepada
masyarakat yang bisnis lainnya tidak bisa berikan.
Target Pasar yang Tepat Sasaran
Fokuslah pada segmen pasar
yang menjadi target kita. Contohnya kita menarget masyarakat kalangan
menengah, maka sesuaikanlah produk kita sesuai kemampuan mereka. Jangan
sampai kita salah dalam menarget pasar, dengan menawarkan produk yang
tidak sesuai dengan target pasar tersebut.
Lebih
parah lagi bila produk tersebut tidak cocok untuk berbagai kalangan,
misalnya bagi kalangan atas mutu produk kita terlalu rendah, dan bagi
kalangan bawah terlalu tinggi harganya. Ini akan membuat produk kita
tidak laku di berbagai kalangan, baik atas, menengah atapun bawah.
Fokuslah pada satu segmen yang kita tuju, dan buatlah segmen tersebut
merasa nyaman menggunakan produk kita.
Perhatikan Kepuasan Pelanggan
Pelanggan adalah raja,
banyak pebisnis yang bilang begitu. Memang betul, jika tidak ada
pelanggan, maka siapa yang akan membeli produk kita atau memakai jasa
kita? Memang betul juga kalau pelanggan adalah raja yang harus
diperlakukan dengan baik.
Kita
harus bisa membuat sebuah produk kita dikenali dan digunakan oleh
masyarakat. Buatlah mereka merasa bahwa produk kita itu lebih baik dari
yang lain. Mulai dari segi kualitas produk kita / keunggulan, lalu harga
yang mudah dijangkau masyarakat. Karena jika masyarakat merasa senang
saat menggunakan produk atau jasa kita, maka mereka tidak akan pernah
meninggalkan kita.
Ikuti Tren/Perkembangan
Tren memang seperti sebuah musim, silih berganti dan terkadang kembali lagi. Tetapi ada baiknya kita juga ikut masuk dalam arus tren yang sedang heboh
saat itu. Masyarakat akan selalu mengikuti tren yang sedang meriah saat
itu, dan itu merupakan ladang penghasilan bagi kita para pebisnis jika
kita bisa menarik mereka untuk menggunakan produk atau jasa kita yang
menyesuaikan tren yang ada.
Belajar dari Pesaing
Mungkin
kita sering melihat iklan di Televisi, sebuah produk yang melakukan
“plagiat” dari produk lain yang sudah ada sebelumnya. Sebenarnya itu
tidak bisa disalahkan sepenuhnya. Mengapa? Karena mereka para pebisnis
melakukan pengamatan kepada pesaing bisnis mereka, dan mengambil
pelajaran dari sana.
Dengan
demikian, mereka bisa memperbaiki produk mereka dan mengembangkan apa
kekurangan dari produk mereka. Bahkan, ada juga yang sampai meniru
keunggulan produk lain untuk ditanamkan ke dalam produknya.
Setelah memperhatikan sejumlah faktor di atas, pelaku bisnis juga perlu mencermati tren yang sedang berkembang saat ini.
Persaingan antar
perusahaan semakin ketat. Kemampuan perusahaan untuk mengendalikan
harga jual pun kini menjadi terbatas. Tidak lagi mudah bagi produsen
mematok laba yang tinggi dengan menaikkan harga. Sebab harga yang tinggi
membuat produk tersebut akan dijauhi oleh pembelinya. Pembeli akan
lebih beralih ke produk yang berkualitas baik,
namun berharga murah, serta mempunyai layanan purna jual cepat dan
mudah. Ironisnya, dengan kondisi pasar yang semakin sulit ini, manajemen
justru dituntut untuk meningkatkan laba perusahaan. Tidak ada pilihan
lain, bahwa tuntutan itu hanya bisa dilakukan jika perusahaan mampu
menurunkan biaya (cost reduction) dan menghilangkan proses-proses yang
tidak memberikan nilai tambah.
Berbicara nilai tambah, makin banyak perusahaan yang memanfaatkan teknologi informatika terkini untuk meningkatkan kemampuan dan strategi penetrasi pasar. Tak ketinggalan teknologi big data.
Karena itu, Duniaindustri.com,
sebuah startup khusus di segmen industri, berupaya untuk memfasilitas
hal tersebut dengan terus mengupdate database industri. Selain itu, Duniaindustri.com juga meningkatkan
pelayanan bagi pelanggan dan keamanan bertransaksi online dengan
mengadopsi teknologi "easy digital download". Dengan teknologi ini, user
atau pelanggan dapat dengan mudah bertransaksi serta mengakses database
industri secara lebih cepat, praktis, kapanpun dan di manapun berada.
Saat ini lebih dari 153 data historis industri dari
berbagai sektor industri manufaktur (tekstil, agro, kimia,
makanan-minuman, elektronik, farmasi, otomotif, rokok, semen,
perkapalan, dan lainnya), komoditas, pertanian, perkebunan, sumber daya
mineral, logistik, infrastruktur, properti, perbankan, reksadana, media,
consumer, hingga makro-ekonomi, menjadi kumpulan database di
duniaindustri.com.
Per awal April 2017, detektif industri juga
dilengkapi tools (instrumen analisis) untuk melakukan market
intelligence (competitor intelligence) dengan lebih terukur,
komprehensif, dan berkesinambungan. Duniaindustri.com juga
memperluas coverage basis data dan database spesifik guna menangkap
seluruh aktivitas industri di seluruh sektor usaha di Indonesia.
- Riset Populasi Jumlah Sepeda Motor 1950-2025 (Market Analysis Provinsi Paling Potensial)
- Database 1.452 Direktori Perusahaan Tekstil, Garmen, Pakaian, Handuk, Karpet Otomotif, Jaket, Peralatan Medis, dan lainnya
- Data Spesifik Industri Minuman Kesehatan 2015-2018
- Data Komprehensif Industri Perikanan dan Hasil Laut 2012-2017 (Tren Konsumsi Ikan & Peluang Pasar)
- Data dan Outlook Industri Beton Pracetak (Riset Tren Pasar 2008-2022)
- Data Cryptocurrency & Regulasinya di Indonesia (Sisi Positif & Negatif Bitcoin)
- Data dan Outlook Industri Perkapalan, Pelayaran, & Pelabuhan (Riset Tren Armada Kapal 2005-2020)
- Riset Tren Pertumbuhan Minimarket, Supermarket, Hypermarket 2015-2018 (Data Komprehensif 5 Market Leader Industri Ritel)
- Riset Tren Pasar Oli Motor Per Provinsi 2014-2016 (Proyeksi Market Size 2017)
- Data Transportasi, Infrastruktur, dan Logistik di Indonesia Timur (Skema Tol Laut)
- Riset Tren Pasar Obat Generik, Etikal, dan OTC 2012-2018 (Data Industri Healthcare)
- Riset Tren Pertumbuhan Industri Rokok 2005-2018 (Tren PangsaPasar Market Leader)
- Riset Tren Ekspansi Industri Semen 2015-2017 (Kajian Peta Kompetisi dan Strategi Penetrasi Pasar)
- Riset Eksklusif Industri Tinta Cetak (Printing Ink) 2008-2020 (Market Size and Demand Forecast)
- Riset Spesifik Market Size Industri Oli Pelumas (Tren Penjualan Dua Market Leader) new version
- Data dan Riset Eksklusif Industri Pipa Baja 2012-2018 (Demand Trends dan Market Leader)
- Data dan Kajian Pembangunan Infrastruktur 2015-2019 (Alternatif Pendanaan dan Skema Penjaminan)
Data dan Market Brief Industri Baja (Tren Pangsa Pasar dan Demand Growth 2016-2017)
Data dan Kajian Harga Jual Semen Per Wilayah (Analisis Pasar Semen di Indonesia Timur 2017-2020)
Data Komparasi Biaya Pokok Penyediaan Tenaga Listrik Per Wilayah (RUPTL 2017-2026)
Data Komprehensif Infrastruktur Jalan 2015-2019
- Riset Eksklusif Pasar Oli Pelumas Mobil Per Provinsi (Tren Pertumbuhan 2015-2017)
- Riset Persaingan Merek Mobil 2016 (Tren Penjualan Per Model dan Pangsa Pasar) Analisis Persaingan Industri Semen dan Tren Harga Jual 2017-2018
- Outlook Industri Consumer Goods 2017 dan Tren Harga Bahan Baku
Data dan Outlook Kebutuhan Energi di Sektor Industri 2015-2050
- Riset Tren Pertumbuhan dan Persaingan Pasar Semen (Analisis Pasar dan Outlook 2017-2018)
- Riset Peta Persaingan Merek Motor Per Provinsi (Tren Penjualan Per Tipe Motor)
- Riset Pasar dan Tren Harga Petrokimia 2009-2021 (Market Leader di Indonesia)
- Riset Tren Produksi Kelapa Sawit 2009-2017 (Analisis Pasar Ekspor CPO)
- Riset Infrastruktur Industri 2015-2019 (Peluang Basis Produksi Manufaktur 2017)
- Riset Pasar Seluler dan Data Industri Telekomunikasi 2010-2018 (Peta Persaingan dan Potensi Pertumbuhan)
- Riset Pasar dan Database 500 Perusahaan Tekstil (Data Industri Tekstil Hulu-Hilir)
- Riset Tren Produksi Market Leader Rokok 2005-2016 (Kompetisi Pasar dan Tren Konsumsi Rokok)
- Riset Tren Distribusi Sepeda Motor Per Wilayah (Data Penjualan Per Tipe Per CC Mesin)
- Riset Pasar dan Data Outlook Kosmetik 2009-2017 (Top 10 Perusahaan Kosmetik di Indonesia)
- Data Listrik dan Sistem Kelistrikan Nasional 2009-2019
- Riset Pasar dan Data Oli Pelumas Otomotif 2011-2016
- Riset Pasar dan Tren Harga Baja (Hulu-Hilir) 2010-2016
- Riset Pasar Ponsel, Komputer, dan Elektronik Home Appliance (Tren Market Size dan Pangsa Pasar)
- Riset Pasar dan Data Industri Sepeda Motor (Tren Penjualan Per Merek Per Daerah)
- Riset Pasar dan Data Industri Mobil (2005-2019)
- Riset Pasar dan Analisis Oversupply Semen (2016-2019)
- Riset Pasar Consumer Goods dan Tren Online Shopping (2009-2017)
- Riset Pasar dan Data Industri Biskuit 2010-2016 (Peta Persaingan dan Tren Market Leader)
- Riset Pasar dan Analisis Industri Kosmetik (Tren Pertumbuhan dan 5 Merek Paling Laris)
- Riset Pasar dan Analisis Peta Persaingan Industri Semen (NEW Version)
- Riset Eksklusif Industri Kemasan Plastik (Tren Pertumbuhan dan Analisis Cukai)
- Riset Eksklusif dan Data Industri Minyak Goreng Sawit (Tren Persaingan Market Leader)
- Riset dan Data Industri Pariwisata Indonesia 2010-2020
- Riset dan Analisis Eksklusif Farmasi (Tren Persaingan Obat Bebas, Generik, Herbal dan Daftar Obat Paling Laku)
- Riset Pasar Obat Bebas, Obat Generik, dan Obat herbal
- Data Industri Elektronik Home Appliances 2005-2015
- Riset Industri Manufaktur; Peluang Investasi dan Basis Produksi 2015-2019
- Riset Peluang Kerjasama Pemerintah dan Swasta di Proyek Infrastruktur 2015-2019
- Riset Tren Produksi Oleokimia dan Biodiesel 2011-2017
- Riset Persaingan Brand Rokok di Indonesia 2014-2016
- Riset Komprehensif Industri Baja 2007-2017
- Riset Peta Persaingan Industri Semen 2015-2017
- Data dan Analisis Industri Oli Pelumas 2007-2016
- Riset Komprehensif Industri Susu Olahan 2013-2016
- Data dan Outlook Industri Susu & Teh Siap Minum 2013-2016
- Data dan Outlook Industri Farmasi 2010-2019
- Data dan Outlook Industri Batubara 2011-2030
- Data dan Outlook Industri Semen 2003-2019
- Data dan Outlook Industri Rokok 2005-2016
- Data dan Outlook Industri Petrokimia 2009-2016
- Data dan Outlook Transportasi, Logistik, dan Infrastruktur 2009-2019
- Data Industri Minimarket, Supermarket, Hypermarket, dan Modern Trade di Indonesia 2012-2015
- Data dan Outlook Industri Oleokimia dan Biodiesel 2015-2016
- Data dan Outlook Industri Consumer Goods 2016
- Tren Fashion dan Data Industri Tekstil
- Data industri sepeda motor dan velg motor di Indonesia
- Outlook Industri Otomotif 2016-2018
- Outlook Industri CPO 2016
- Data Pasar Surat Utang di Indonesia dan ASEAN
- Data Kejatuhan Harga Komoditas Ekspor Indonesia dan Depresiasi Rupiah
- Data Investasi, Insentif, serta Kawasan Ekonomi Khusus Perkebunan Sawit 2010-2015
- Data Luas Lahan Sawit, Produksi, serta Ekspor CPO 2009-2015
- Data dan Analisis Industri Elektronik Menghadapi ASEAN Community
- Data dan Analisis Industri Pakan Ternak dan Perunggasan 2007-2017
- Data dan Analisis Industri Baja Periode 2000-2014
- Data Investasi Baru, Kapasitas, serta Tren Penjualan Semen 2013-2017
- Data Market Insight Private Equity di Asia Tenggara
- Data Hilirisasi Industri Sawit, dari Regulasi hingga Persebaran Investasi
- Data Sumberdaya Batubara, Tren Harga, serta Biaya Produksi per Ton
- Data Industri Semen di Asia Tenggara, Pangsa Pemain, dan Pertumbuhan Pasar
- Data Industri Properti dan Perbandingan Harga di Indonesia
- Data Industri Perbankan, Reksadana, Asuransi, dan Multifinance di Indonesia
- Data Industri Televisi Berlangganan di Indonesia
- Data Industri Media dan Belanja Iklan di Indonesia
- Data Industri Angkutan Darat (Taksi) di Indonesia
- Data Tingkat Kepemilikan dan Minat Beli Mobil di Indonesia
- Data Energi Terbarukan (Sawit dan Biofuel) Indonesia
- Data Perkebunan Sawit dan Produsen Hilir Terbesar Dunia
- Data Outlook Pasar Minyak Nabati China
- Data Perubahan Iklim Terkait Sektor Perkebunan di Indonesia
- Data Outlook Sektor Transportasi dan Logistik 2014-2018
- Data Pasokan dan Permintaan Batubara Termal Global
- Data Pasar Minimarket dan Restoran Cepat Saji di Indonesia
- Data Produksi, Defisit Pasokan, serta Harga Timah
- Data Penjualan Per Merek Mobil
- Data dan Analisis Outlook Industri Otomotif
- Data dan Analisis Penjualan Motor dan Mobil (LCGC)
- Data Strategi Pengembangan Sawit dan Batubara di Indonesia
- Data Industri Perkapalan Indonesia
- Data Penjualan Mobil Per Segmen Kendaraan
- Data Produksi, Ekspor, dan Investasi 15 Komoditas Utama Indonesia
- Data Komprehensif Industri Otomotif dan Kebijakan Pemerintah
- Data Tren Harga dan Produksi Minyak Nabati Utama
- Data Keseimbangan Pasokan-Kebutuhan Sawit dan Dampaknya ke Harga
- Data Komprehensif Industri Biofuels dan Produk Hilir CPO
- Data Industri Petrokimia, Kimia Dasar, dan Logam Dasar
- Data Daya Saing Industri Indonesia di Asean Community 2015
- Data Prospek Investasi dan Kebutuhan Lahan Kawasan Industri
- Data Industri Makanan-Minuman dan Program Hilirisasi
- Data Komprehensif Sasaran, Fokus, dan Kinerja Industri Pengolahan
- Data Komprehensif Industri Baja di Indonesia
- Data Peranan Industri Sawit sebagai Penghasil Devisa Ekspor
- Data Daya Saing Industri dilihat dari Sistem Logistik Nasional
- Data Segmentasi dan Jumlah Konsumen Kelas Menengah di Indonesia (2012-2030)
- Data Industri Batubata (Brick) di Indonesia dan Malaysia
- Data Investasi Infrastruktur, Proyek Pembangunan Pelabuhan, Jalan, Bandara, Kereta Api di Indonesia
- Data Masterplan Konektivitas Nasional (2010-2030)
- Data Konsumsi dan Impor Susu di Indonesia (periode lima tahun terakhir)
- Data Komparasi Konsumsi Semen dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (10 tahun terakhir)
- Data Produksi dan Ekspor-Impor Industri Aneka
- Data Komprehensif Industri Farmasi Indonesia (Periode Lima Tahun Terakhir)
- Data Komprehensif Sistem Logistik Nasional (Sislognas) Indonesia
- Data Komprehensif Industri Tekstil Indonesia (periode tiga tahun terakhir)
- Data Top 20 Produsen Obat Generik di Indonesia
- Data Pasar Kosmetik Indonesia (periode empat tahun terakhir)
- Data Volume dan Nilai Ekspor CPO, Tarif Bea Keluar, HPE
- Data Omzet dan Top 10 Player Industri Makanan-Minuman
- Data Pasar Alat Kesehatan di Asia Pasifik
- Data Produksi dan Utilisasi 4 Produsen Kertas Terbesar di Indonesia
- Data Pangsa Pasar Top 10 Perusahaan Benang dan Serat
- Data Industri Alat Musik, Mainan, dan Perhiasan
- Data Permintaan Baja di Indonesia (sepuluh tahun terakhir)
- Strategi Ekspansi dan Kapasitas Produksi BUMN Semen Terbesar
- Data Produksi Gula, Tebu, dan Area Lahan
- Data Buyer Agent Tekstil Terbesar dan Representative Office di Indonesia
- Data Jumlah Kendaraan Bermotor, dan Panjang Jalan di Indonesia
- Data Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor Berdasarkan Jenis
- Data Pangsa Pasar Lima Produsen Ban di Indonesia
- Data Produksi dan Ekspor-Impor Industri Aneka
- Data Penjualan dan Pangsa Pasar 4 Perusahaan Rokok Terbesar
- Data Pasar Farmasi di Asia Pasifik
- Data Belanja Alat Kesehatan di Indonesia
- Data Kapasitas dan Utilisasi Industri Aneka
- Kajian Komprehensif Tiga Pemimpin Pasar Semen Indonesia
- Kajian Komprehensif Industri Kertas di Indonesia
- Data Produksi dan Pangsa Pasar 4 Pemimpin Pasar Baja Canai Panas (HRC)
* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 153 database, klik di sini
*** Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini