Keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi dalam 6 bulan mendatang mulai melemah, meski masih tetap optimis, sesuai survei yang
dilakukan oleh Bank Indonesia (BI). Sejumlah tekanan ke depan seperti
rencana kenaikan iuran BPJS Kesehatan serta penghapusan subsidi listrik
golongan rumah tangga mampu (RTM) 900 VA diperkirakan ikut mempengaruhi
keyakinan konsumen ke depan.
Survei Konsumen BI
pada Agustus 2019 yang dirilis Kamis (5/9) mengindikasikan optimisme
konsumen tetap terjaga. Hal ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen
(IKK) Agustus 2019 yang tetap berada dalam zona optimis (di atas 100)
yaitu sebesar 123,1, meskipun lebih rendah dibandingkan IKK pada bulan
sebelumnya sebesar 124,8. Angka IKK Agustus juga menjadi yang paling
rendah sejak November 2018, atau terendah dalam tujuh bulan terakhir.
“Ekspektasi
konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan juga masih berada pada level
optimis, meskipun tidak sekuat bulan sebelumnya terutama pada perkiraan
terhadap penghasilan dan ketersediaan lapangan kerja pada 6 bulan
mendatang,” sebut BI dalam laporan survei konsumen.
Menurut laporan tersebut, masih terjaganya optimisme konsumen terutama
ditopang oleh persepsi konsumen yang masih tetap positif terhadap
kondisi ekonomi saat ini. Persepsi konsumen tersebut didukung oleh
keyakinan terhadap ketersediaan lapangan kerja dan pembelian barang
tahan lama (durable goods) yang membaik.
Hasil
survei juga mengindikasikan tekanan kenaikan harga pada 6 bulan
mendatang (Februari 2020) diprakirakan menurun. Hal ini terindikasi dari
penurunan Indeks Ekspektasi Harga 6
bulan yang akan datang dari 174,9 pada bulan sebelumnya menjadi 170,0.
Penurunan tersebut didukung oleh ketersediaan pasokan barang yang
memadai dan kelancaran kegiatan logistik distribusi barang.
Seperti
diketahui, konsumen ikut mencermati sejumlah faktor yang dapat
mempengaruhi ekspektasi dalam 6 bulan ke depan. Sejumlah faktor itu
antara lain kepastian kenaikan iuran BPJS Kesehatan hingga dua kali
lipat serta rencana penghapusan subsidi listrik untuk golongan 900 volt
ampere.
Pemerintah
sebelumnya menjelaskan penerapan kenaikan iuran BPJS Kesehatan masih
menunggu Perpres yang saat ini sudah di meja Presiden Joko Widodo. Jika
Perpres diteken, maka usulan skema kenaikan mulai berlaku sesuai jadwal
kenaikan tiap kelas.
“(Iuran)
yang kelas I dan kelas II, 1 Januari 2020 (naik) jadi Rp 160 ribu dan
Rp 110 ribu sehingga kita bisa sosialisasi untuk masyarakat,” ujar
Mardiasmo, Wakil Menkeu.
Sedangkan
terkait penghapusan subsidi listrik, pemerintah telah mengusulkan agar
pelanggan rumah tangga mampu (RTM) golongan 900 volt ampere (VA) tidak
lagi menerima subsidi. Direktur Jenderal (Dirjen) Ketenagalistrikan
Kementerian ESDM, Rida Mulyana, menyampaikan pencabutan subsidi itu
merupakan hasil kesepakatan dengan Komisi VII DPR.
Dengan
dilepasnya subsidi golongan R1-900 VA-RTM, besaran subsidi listrik
menjadi Rp54,79 triliun. Usulan itu juga telah disetujui oleh anggota
Badan Anggaran (Banggar) DPR RI bersama Direktur Jenderal (Dirjen)
Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Rida Mulyana, dan Kepala Badan
Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Suahasil Nezara.(*)
Sumber: klik di sini
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Annual report
* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 170 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini
Database Riset Data Spesifik Lainnya:
- Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 170 database, klik di sini
- Butuh 23 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
- Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
- Butuh 8 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
- Butuh 9 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
- Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
- Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
- Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
- Butuh copywriter specialist, klik di sini
- Butuh content provider (online branding), klik di sini
- Butuh market report dan market research, klik di sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar