Pasar oli pelumas mobil di Jakarta diestimasi melampaui Rp 1,2 triliun, menurut perhitungan riset duniaindustri.com. Sungguh menggiurkan.
Perhitungan riset duniaindustri.com
didasari pada jumlah penjualan mobil dan populasi mobil di daerah
tertentu, dikali rata-rata konsumsi oli pelumas. Untuk data lebih
detail, silakan download riset eksklusif duniaindustri.com di sebelah kiri website ini atau klik indeks data industri.
Tingginya nilai pasar (market size) oli pelumas mobil di Provinsi Jakarta
tidak terlepas dari besarnya populasi kendaraan roda empat itu di
Ibukota. Selain sebagai Ibukota pemerintahan, Jakarta juga sebagai pusat
bisnis dan niaga di Indonesia. Tak heran, berbagai latar belakang
penduduk dan orang yang transit membutuhkan moda transportasi, salah
satunya mobil.
Dengan total penduduk diperkirakan mencapai 10,19
juta jiwa, Jakarta merupakan barometer industri dan perdagangan di
Indonesia. Tak heran bisnis oli pelumas mobil juga tumbuh subur di provinsi ini. Jakarta menjadi daya tarik tersendiri bagi para pemain oli pelumas mobil.
Secara umum, pertumbuhan nilai pasar oli pelumas mobil
juga didukung peningkatan penjualan mobil secara nasional. Berdasarkan
data yang diperoleh, penjualan mobil sepanjang tiga bulan 2017
menunjukkan perbaikan, melanjutkan tren pertumbuhan pada 2016 setelah
sempat menurun pada 2014-2015.
Penjualan mobil di Indonesia pada
kuartal I 2017 (Januari-Maret) mencapai 282.596 unit, tumbuh 5,7%
dibanding periode yang sama 2016 sebanyak 267.302 unit. Hal ini
membuktikan ekspektasi positif terhadap prospek pertumbuhan otomotif pada 2017.
Pada
Maret 2017, penjualan mobil di Indonesia tercatat 101.484 unit, tumbuh
6,9% dibanding bulan sebelumnya yakni Februari 2017 sebanyak 94.859
unit. Penjualan mobil pada Maret 2017 juga lebih tinggi 7,85% dibanding
Maret 2016 sebanyak 94.092 unit.
Penjualan mobil di Indonesia
naik sepanjang 2016. Ini mengakhiri masa surut dua tahun berturut-turut
pada 2014 dan 2015. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia
(Gaikindo) mencatat penjualan mobil 2016 mencapai 1,06 juta, naik 4,5
persen dibanding 2015.
“Angka ini melampaui target Gaikindo yakni
1,05 juta unit,” Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara dalam konferensi
pers di Jakarta, 25 Januari 2017.
Kukuh menyatakan dalam lima tahun terakhir, penjualan mobil cenderung tumbuh di wilayah timur Indonesia—
Sulawesi, Nusa Tenggara, Papua. “Pertumbuhan ini sebagian besar
merupakan kontribusi dari penjualan kendaraan dengan harga terjangkau
yang sesuai dengan daya beli masyarakat,” katanya.
Di Papua pada
2016 ada 5.088 unit mobil terjual. Jumlah itu memang hanya 0,48 persen
dari total penjualan mobil di Indonesia namun pertumbuhannya mencapai
59,73 persen dibandingkan tahun 2015. Begitu juga di Nusa Tenggara
Barat, tahun lalu penjualan mobil tumbuh 94,45 persen menjadi 57,24
unit.
Puncak penjualan mobil Indonesia terjadi pada 2013 dengan
1,23 juta unit. Pada 2014 penjualan turun menjadi 1,20 juta unit dan
pada 2015 terus merosot hingga 1,01 unit.
Pada tahun lalu
penjualan mobil masih didominasi oleh penjualan mobil penumpang sebanyak
854 ribu unit. Sementara mobil komersial terjual sebanyak 206 ribu
unit. Adapun penjualan mobil penumpang ditopang oleh penjualan kendaraan kecil jenis low cost green car (LCGC) sebanyak 228.800 unit dengan pertumbuhan sebesar 38,3 persen.
Di
pasar mobil penumpang, Toyota memimpin penjualan (43 persen), disusul
Honda (23,3 persen), dan Daihatsu (17,3 persen). Di pasar pikap dan
small commercial vehicle (SCV) Mitsubishi memimpin (35,9 persen),
disisul Hino (10,5 persen), dan Isuzu (7,2 persen).(*)
Sumber: klik di sini
* Butuh data industri atau riset pasar, total ada 132 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar