Indonesia
sebagai negara berkembang sangat membutuhkan pembangunan di bidang
infrastruktur utama, seperti infrastruktur fisik, logistik,
transportasi, energi, dan telekomunikasi. Karena itu, tidak heran titik
fokus pemerintah saat ini masih berkutat pada sektor-sektor tersebut.
Untuk membedah data-data di sektor-sektor tersebut, duniaindustri.com memiliki sedikitnya 13 data dan riset
terkait pertumbuhan, titik fokus, dan korelasi tiga sektor tersebut
terhadap pertumbuhan industri di negeri ini. Mari simak ulasannya
berikut ini:
1) Data Komprehensif Infrastruktur Jalan 2015-2019
2) Data dan Outlook Kebutuhan Energi di Sektor Industri 2015-2050 (minyak bumi, gas, batubara, energi terbarukan, listrik)
3) Riset Infrastruktur Industri 2015-2019 (Peluang Basis Produksi Manufaktur 2017)
4) Riset Pasar Seluler dan Data Industri Telekomunikasi 2010-2018 (Peta Persaingan dan Potensi Pertumbuhan)
5) Data Listrik dan Sistem Kelistrikan Nasional 2009-2019
6) Riset Peluang Kerjasama Pemerintah dan Swasta di Proyek Infrastruktur 2015-2019
7) Data dan Outlook Transportasi, Logistik, dan Infrastruktur 2009-2019
8) Data Outlook Sektor Transportasi dan Logistik 2014-2018
9) Data Prospek Investasi dan Kebutuhan Lahan Kawasan Industri
10) Data Daya Saing Industri dilihat dari Sistem Logistik Nasional
11) Data Investasi Infrastruktur, Proyek Pembangunan Pelabuhan, Jalan, Bandara, Kereta Api di Indonesia
12) Data Masterplan Konektivitas Nasional (2010-2030)
13) Data Komprehensif Sistem Logistik Nasional (Sislognas) Indonesia
Berikut penjelasan detail dan outline per halaman:
A) Data Komprehensif Infrastruktur Jalan 2015-2019
ini dirilis akhir April 2017 menampilkan data, outlook, kajian,
analisis, dan riset terkait seluruh informasi mengenai infrastruktur
jalan di Indonesia. Data komprehensif ini meng-capture
kondisi teraktual, jaringan, kualitas, kebutuhan pendanaan, backlog,
status, dan kewenangan infrastruktur jalan di Indonesia periode
2015-2019.
Data komprehensif ini dimulai dari outlook ekonomi Indonesia 2017 (halaman 2-3), tren outlook
pertumbuhan ekonomi Indonesia per kuartal periode 2014-2017 (halaman
4), dan tren nilai tambah (value added) ekonomi per daerah (halaman 5).
Pada halaman 6-7 dipaparkan alokasi bujet infrastruktur Indonesia per
sektor, mulai dari infrastruktur jalan, rel kereta, jalur laut, jalur
udara, jalur darat, transportasi urban, infrastruktur listrik,
infrastruktur minyak dan gas, telekomunikasi, penyimpanan air, dan
perumahan, beserta instansi yang berwenang.
Masuk ke
pembahasan khusus, ditampilkan kondisi infrastruktur jalan di Indonesia,
mulai dari persentase transportasi jalan, panjang jaringan jalan
nasional, serta dukungan jalan dalam konektivitas nasional (halaman 8).
Dilanjutkan pada halaman 9, dipaparkan kualitas jalan dan pengaruhnya
terhadap peringkat daya saing nasional (halaman 9).
Pada halaman 10, kebutuhan investasi infrastruktur jalan dari rencana strategis
hingga backlog ditampilkan dari periode 2015 hingga 2019. Berlanjut ke
halaman 11, dijabarkan panjang jaringan jalan nasional, jalan provinsi,
jalan kabupaten/kota, lengkap dengan status kemantapan jalan, dan
instansi yang berwenang.
Kebutuhan investasi jalan
periode 2012-2017 dijelaskan secara detail pada halaman 12. Disambung
prioritas pengembangan infrastruktur jalan dari 35 wilayah strategis
pada halaman 13. Komparasi infrastruktur jalan pada 2015 dan 2019
(target) ditampilkan pada halaman 14. Strategi pengembangan
infrastruktur jalan yang dipadukan dengan moda transportasi lainnya
dipaparkan pada halaman 15, seperti dukungan jalan terhadap 24 pelabuhan
baru dan dukungan jalan terhadap 15 bandara baru. Pada halaman 16,
ditampilkan proyek strategis nasional untuk pengembangan infrastruktur
jalan, mulai dari jalan lintas pantai selatan Jawa hingga trans Papua.
Dukungan
pengembangan jalan untuk program tol laut juga ditampilkan pada halaman
17-19. Disusul kemudian, kondisi infrastruktur jalan di Papua pada
halaman 20, serta master plan jalan trans Papua pada halaman 21-22.
Sebagai penjabaran lebih detail, dijabarkan tentang dukungan akses jalan
ke pelabuhan di 10 provinsi yang menjadi fokus hingga 2019 pada halaman
23. selain itu, ditampilkan secara umum, komparasi tren pengembangan
infrastruktur jalan berbanding rel kereta dan jalur laut pada halaman
24.
Khusus mengenai jalan tol, dijabarkan lebih detail
pada halaman (25-26) mencakup proyeksi pembangunan jalan tol periode
1978-2019 beserta pertumbuhan per tahun, serta estimasi perbaikan jalan
tol di Indonesia pada 2017.
Data komprehensif ini
dilengkapi data-data infrastruktur pendukung transportasi dan logistik
di Indonesia, seperti sebaran bandara hingga 2030 (halaman 27-28).
Jumlah bandara umum saat ini sebanyak 189 bandara, yang terdiri atas 26
bandara komersial (dikelola PT Angkasa Pura) dan 1.643 bandara
nonkomersial pada halaman 29. Pada 2030, akan bertambah 44 bandara baru,
sehingga total jumlah naik menjadi 233 bandara. Juga ditampilkan
ekspansi PT Angkasa Pura I dan II dalam ekspansi bandara, meliputi:
kebutuhan investasi, penambahan kapasitas, dan persentase pertumbuhan
(halaman 30).
Di samping itu, ditampilkan infrastruktur
pelabuhan yang cukup vital mengingat Indonesia memiliki garis pantai
terpanjang keempat di dunia (95.181 km) pada halaman 31. Jumlah
pelabuhan saat ini mencapai 2.392 pelabuhan yang terdiri dari 111
pelabuhan komersial, 1.481 pelabuhan nonkomersial, dan 800 terminal
khusus. Terdapat rencana penambahan 91 pelabuhan baru di Indonesia
bagian timur dengan investasi Rp 3,37 triliun. (halaman 32) Disusul
pembahasan khusus mengenai infrastruktur rel kereta pada halaman 33-36.
Data
komprehensif ini juga menampilkan rasio biaya logistik per subsektor
industri, yang terdiri dari 24 sektor industri mulai dari industri
makanan, gula, rokok, tekstil, kertas, pupuk, kimia, semen, plastik,
karet, logam, baja, perlengkapan listrik, dan otomotif. (halaman 37)
Sebagai
tambahan, ditampilkan rencana pembangunan infrastruktur prioritas
periode 2015-2019 lengkap dengan estimasi biaya serta komparasi market
size industri manufaktur, logistik dan transportasi, konstruksi, agri,
serta jasa lainnya. (halaman 38-43)
Data Komprehensif Infrastruktur Jalan 2015-2019
sebanyak 44 halaman ini berasal dari BPS, Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat (Ditjen Bina Marga), Bappenas, Kementerian
Perindustrian, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Kementerian
Perhubungan, dan diolah duniaindustri.com. Indeks database industri merupakan fitur terbaru di duniaindustri.com
yang menampilkan puluhan data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh
data disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah didownload setelah users
melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik beli (purchase), klik
checkout, dan isi form. Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan. Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada duniaindustri.com.(*)
Sumber: klik di sini
* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 133 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider, klik di sini
B) Data dan Outlook Kebutuhan Energi di Sektor Industri 2015-2050 (minyak bumi, gas, batubara, energi terbarukan, listrik) ini dirilis Februari 2017 menampilkan data, outlook, proyeksi, estimasi, dan tren produksi energi di Indonesia
serta kebutuhan energi di sektor industri periode 2015-2050. Data ini
bermanfaat bagi para pelaku industri, investor, pengusaha di sektor
energi, akademisi, pemilik perusahaan, dan pemangku kepentingan lainnya.
Data dan Outlook Kebutuhan Energi di Sektor Industri 2015-2050 (minyak bumi, gas, batubara, energi terbarukan, listrik) ini dimulai dengan dengan pemaparan outlook ekonomi Indonesia 2017
pada halaman 2-4. Perekonomian Indonesia pada 2017 diestimasi tumbuh
5,1% dengan sejumlah tantangan baik dari dalam maupun luar negeri
seperti kesenjangan infrastruktur antar daerah serta perlambatan
perekonomian China. Pada halaman 5, ditampilkan tren pertumbuhan ekonomi
nasional periode 2015-2017, beserta sejumlah komponen utama seperti
target nilai tukar rupiah, inflasi, dan lifting migas.
Pada halaman 6 ditampilkan highlight kondisi energi di Indonesia. Ketergantungan bahan bakar fosil masing tinggi. Bauran energi
di Indonesia dapat diklasifikasi minyak bumi (46%), batubara (26%), gas
bumi (23%), serta energi baru dan terbarukan (EBT) (5%).
Pada
halaman 7 dijabarkan kondisi konsumsi listrik per kapita di Indonesia
dibandingkan dengan negara-negara ASEAN. Konsumsi listrik per kapita di
Indonesia lebih rendah dibanding Singapura, Malaysia, Thailand, dan
Vietnam. Dilanjutkan dengan pembahasan energi sebagai modal pembangunan negara pada halaman 8-10.
Potensi
minyak mentah Indonesia 2015-2050 ditampilkan pada halaman 11, disusul
potensi produksi batubara Indonesia 2015-2050 ditampilkan pada halaman
12. Potensi batubara Indonesia 2015-2050 itu dilengkapi dengan porsi ekspor, dan porsi domestik terutama untuk kebutuhan industri, pembangkit, dan gasifikasi.
Khusus
untuk gas dibahas pada halaman 13, terutama produksi gas LPG 2015-2050,
total kebutuhan di Indonesia dan proyeksi impor hingga 2050. Lebih
khusus lagi, pembahasan energi sebagai bahan baku dan bahan penunjang
industri ditampilkan pada halaman 15, terutama untuk gas, bahan bakar
minyak (BBM), liquid petroleum gas (LPG), batubara, bahan bakar nabati
(BBN), biomassa, dan listrik terkait kebutuhan industri periode
2015-2050.
Selain sektor industri,
ditampilkan juga kebutuhan energi untuk sektor transportasi terutama
untuk BBG (gas), bahan bakar minyak (BBM), BBN, dan listrik.
Pada
halaman 17, ditampilkan komparasi kebutuhan energi untuk industri pada
2025 dan 2050. Kebutuhan energi itu mencakup gas bumi, LPG, syngas, BBM,
batubara, BBN, energi terbarukan, dan listrik. Pembahasan itu kemudian
di-breakdown lebih spesifik pada gas bumi di halaman 18.
Pada
halaman 19-27, ditampilkan proyeksi konsumsi energi di sektor sejumlah
sektor mencakup industri, transportasi, rumah tangga, komersial, dan
lainnya serta analisisnya.
Kemudian, data ini
menampilkan highlights khusus untuk perkembangan energi listrik dan
proyeksi kebutuhan industri mulai halaman 28-54. Dimulai dari sistem
kelistrikan nasional 2015-2016 dengan menampilkan kapasitas terpasang
pembangkit (per segmen), panjang jaringan transmisi listrik, konsumsi
tenaga listrik, panjang jaringan distribusi, serta konsumsi listrik per
kapita dan konsumsi listrik per golongan. (halaman 35)
Perkembangan
subsidi listrik dan bauran BBM serta komposisi penjualan listrik 2016
ditampilkan pada halaman 36. Pada halaman 37, ditampilkan perkembangan
biaya (cost), tarif, dan subsidi listrik periode 2003-2016. Wilayah
usaha penyediaan tenaga listrik dari 24 badan usaha ditampilkan dengan
infografis yang menarik pada halaman 38. Data tersebut diperkuat dengan rasio elektrifikasi negara-negara ASEAN (halaman 39).
Sedangkan
komparasi rasio elektrifikasi Indonesia per daerah ditampilkan pada
halaman 40, lengkap dengan tren nasional periode 2010-2019. Terdapat
empat daerah di Indonesia yang rasio elektrifikasi-nya di bawah 70%.
Pada
halaman 41, ditampilkan infografis sistem kelistrikan nasional dengan
data kapasitas terpasang tiap daerah, status pasokan listrik per daerah,
serta cadangan pasokan listrik per daerah dan secara nasional. Data
tersebut dilengkapi dengan proyeksi kebutuhan listrik, konsumsi listrik,
elastisitas, kebutuhan tambahan kapasitas periode 2015-2034. (halaman
42)
Selanjutnya, pada halaman 43 ditampilkan kebutuhan
pengembangan pasokan listrik periode 2015-2034 dibagi sistem non-PLN,
independent power producer (IPP), PLN dan PLN system, serta total
kebutuhan tambahan. Pada halaman 44 ditampilkan bauran energi primer dan
bauran energi pembangkit listrik dengan patokan realisasi 2013-2014 dan
target 2025.
Pada halaman 46, dipaparkan proyeksi
kebutuhan tenaga listrik 2016-2025 per pulau di Indonesia. Pada halaman
49-50, ditampilkan porsi tambahan kapasitas pembangkit per jenis
pembangkit 2015-2025. Data tersebut dilengkapi dengan proyeksi kebutuhan
bahan bakar per jenis pembangkit periode 2016-2025, dibagi dalam empat
bahan bakar yakni gas, batubara, biomass, dan panas bumi. (halaman
48-50)
Sementara kebutuhan tambahan jaringan transmisi
listrik periode 2016-2025 ditampilkan per golongan pada halaman 50.
Kebutuhan tambahan gardu induk per golongan periode 2016-2025
ditampilkan pada halaman 51. Tren kebutuhan tambahan jaringan dan trafo
distribusi periode 2016-2025 dipaparkan dalam infografis yang menarik
pada halaman 52. Sedangkan kebutuhan investasi dari mulai distribusi,
penyaluran, dan pembangkit periode 2016-2025 dipaparkan pada halaman 53.
Proyeksi biaya pokok penyediaan listrik untuk periode 2016-2025
ditampilkan pada halaman 54.
Data dan Outlook Kebutuhan Energi di Sektor Industri 2015-2050 (minyak bumi, gas, batubara, energi terbarukan, listrik)
sebanyak 55 halaman ini berasal dari Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral (ESDM), Dewan Energi Nasional (DEN), Kementerian Perindustrian,
BPS, WHO dan Bank Dunia, dan perusahaan energi di Indonesia, diolah duniaindustri.com. Indeks data industri merupakan fitur terbaru di duniaindustri.com
yang menampilkan puluhan data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh
data disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah didownload setelah users
melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik beli (purchase), klik
checkout, dan isi form. Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan. Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada duniaindustri.com.(*)
C) Riset Infrastruktur Industri 2015-2019 (Peluang Basis Produksi Manufaktur 2017)
ini dirilis akhir Desember 2016 menampilkan data, outlook, kajian,
analisis, dan riset terkait seluruh informasi mengenai infrastruktur
industri manufaktur di Indonesia, mulai dari outlook ekonomi 2017, tren
infrastruktur industri, tren kawasan industri, perkembangan anggaran
infrastruktur, hingga peluang investasi manufaktur di Indonesia.
Riset Infrastruktur Industri 2015-2019 (Peluang Basis Produksi Manufaktur 2017)
ini dimulai dari informasi umum terkait highlight perkembangan ekonomi
Indonesia, mulai dari dampak ketidakpastian ekonomi global, tren
pertumbuhan investasi, pergerakan kurs mata uang, hingga permasalahan
infrastruktur di Indonesia (halaman 2-7). Data itu diperkuat dengan tren
pertumbuhan ekonomi nasional 2007-2016, komparasi dengan negara-negara
industri utama (halaman 8) serta persebaran pertumbuhan ekonomi per
daerah dalam grafis yang menarik periode 2010-2030 (halaman 9).
Berlanjut
pada pembahasan spesifik, duniaindustri.com menampilkan outlook
perekonomian Indonesia 2017 mulai dari tantangan domestik hingga risiko
eksternal dari AS dan China (halaman 10-12) serta tren pergerakan indeks
harga energi periode 2010-2020 (halaman 13). Dengan outlook tersebut,
dapat dijabarkan skenario pertumbuhan ekonomi Indonesia per kuartal
sejak 2014-2017 (halaman 14).
Selain itu, tren peningkatan nilai tambah ekonomi per provinsi dapat dilihat pada halaman 15 dalam sebuah grafis yang menarik.
Kemudian,
beranjak pada pembahasan infrastruktur, Riset Infrastruktur Industri
2015-2019 (Peluang Basis Produksi Manufaktur 2017)ini menampilkan
komparasi anggaran infrastruktur Indonesia dengan tingkat pengangguran
periode 2005-2016 (halaman 16). Juga, komposisi anggaran proyek
infrastruktur di Indonesia 2016 meliputi pembangunan jalan, jalur
kereta, pelabuhan, bandara, transportasi urban, listrik, infrastruktur
migas, telekomunikasi, dan lainnya (halaman 17-19).
Khusus
mengenai jalan tol, dijabarkan lebih detail pada halaman (20-21)
mencakup proyeksi pembangunan jalan tol periode 1978-2019 beserta
pertumbuhan per tahun, serta estimasi perbaikan jalan tol di Indonesia
pada 2017.
Selanjutnya, Riset Infrastruktur Industri
2015-2019 (Peluang Basis Produksi Manufaktur 2017) ini membahas peluang
investasi manufaktur sebagai basis produksi regional pada halaman
(22-23). Sebanyak 14 kawasan industri baru di luar Jawa sedang dan akan
dikembangkan pada 2017, ditampilkan dalam grafis yang menarik pada
halaman 24.
Target dan realisasi pertumbuhan industri
manufaktur periode 2015-2019 ditampilkan pada halaman 25-26, dilengkapi
dengan perbaikan kemudahan bisnis di Indonesia pada halaman 27.
Pada
halaman 28-29, ditampilkan sektor industri prioritas yang mencakup
ketenagalistrikan, industri padat karya, substitusi impor, orientasi
ekspor, dan lainnya lengkap dengan subsektor terkait. Di halaman 30,
dijabarkan tren ekspor 10 produk utama manufaktur Indonesia periode
2009-2013 serta target 2019.
Masuk pada pembahasan
proyek infrastruktur, data ini dilengkapi data-data infrastruktur
pendukung transportasi dan logistik di Indonesia, seperti sebaran
bandara hingga 2030. Jumlah bandara umum saat ini sebanyak 189 bandara,
yang terdiri atas 26 bandara komersial (dikelola PT Angkasa Pura) dan
1.643 bandara nonkomersial. Pada 2030, akan bertambah 44 bandara baru,
sehingga total jumlah naik menjadi 233 bandara. Juga ditampilkan
ekspansi PT Angkasa Pura I dan II dalam ekspansi bandara, meliputi:
kebutuhan investasi, penambahan kapasitas, dan persentase pertumbuhan.
Di
samping itu, ditampilkan infrastruktur pelabuhan yang cukup vital
mengingat Indonesia memiliki garis pantai terpanjang keempat di dunia
(95.181 km). Jumlah pelabuhan saat ini mencapai 2.392 pelabuhan yang
terdiri dari 111 pelabuhan komersial, 1.481 pelabuhan nonkomersial, dan
800 terminal khusus. Terdapat rencana penambahan 91 pelabuhan baru di
Indonesia bagian timur dengan investasi Rp 3,37 triliun. (halaman 31-41)
Riset
Infrastruktur Industri 2015-2019 (Peluang Basis Produksi Manufaktur
2017) ini juga menampilkan rasio biaya logistik per subsektor industri,
yang terdiri dari 24 sektor industri mulai dari industri makanan, gula,
rokok, tekstil, kertas, pupuk, kimia, semen, plastik, karet, logam,
baja, perlengkapan listrik, dan otomotif. (halaman 42)
Sebagai
tambahan, ditampilkan rencana pembangunan infrastruktur prioritas
periode 2015-2019 lengkap dengan estimasi biaya serta komparasi market
size industri manufaktur, logistik, konstruksi, agri, serta jasa
lainnya. (halaman 43-48)
Riset Infrastruktur Industri 2015-2019 (Peluang Basis Produksi Manufaktur 2017)
sebanyak 49 halaman ini berasal dari BPS, Bappenas, Kementerian
Perindustrian, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Kementerian
Perhubungan, dan diolah duniaindustri.com. Indeks database industri
merupakan fitur terbaru di duniaindustri.com yang menampilkan puluhan
data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh data disajikan dalam bentuk
pdf sehingga mudah didownload setelah users melakukan proses sesuai
prosedur, yakni klik beli (purchase), klik checkout, dan isi form.
Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang
disajikan. Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada
duniaindustri.com.(*)
D) Riset Pasar Seluler dan Data Industri Telekomunikasi 2010-2018 (Peta Persaingan dan Potensi Pertumbuhan) ini dirilis Desember 2016 menampilkan riset komprehensif, kompilasi dan komparasi data, analisis, serta tren market size dan potensi pertumbuhan di Indonesia.
Riset Pasar Seluler dan Data Industri Telekomunikasi 2010-2018 (Peta Persaingan dan Potensi Pertumbuhan)
ini dimulai dengan dengan menampilkan highlights ekonomi serta pasar
Indonesia, dilengkapi tren konsumen dan tingkat daya beli. (halaman 2-4)
Potensi pasar di Indonesia dengan penduduk sekitar 255 juta jiwa
dipaparkan pada halaman 5-6.
Selanjutnya, ditampilkan
overview pasar seluler dan industri telekomunikasi Indonesia dengan
kondisi persaingan ketat, namun penetrasi SIM handphone terus meroket
tajam (halaman 7-9).
Pada halaman 10-11, disajikan 12
indikator pasar seluler di Indonesia periode 2010-2020, mulai dari
jumlah pelanggan seluler, penetrasi SIM handphone, hingga Average Revenue Per User (ARPU),
dan lainnya. Sejumlah indikator utama itu kemudian dikomparasi dengan
kondisi di negara lain (halaman 12-13). Data tersebut diperkuat dengan
analisis komparasi dan analisis tren di industri seluler dan
telekomunikasi di Indonesia (halaman 14-18).
Kemudian, peta persaingan dan analisis kompetisi
tiga pemain telekomunikasi terbesar di Indonesia dijabarkan pada
halaman 19-26, meliputi pangsa pasar dari pendapatan, pangsa pasar dari
jumlah pelanggan, kinerja keuangan dan ARPU, traffic data, hingga
teknologi telekomunikasi.
Masuk ke pembahasan selanjutnya, duniaindustri.com
menampilkan market intelligent empat pemain telekomunikasi terbesar di
Indonesia, mulai dari pohon bisnis (segmentasi anak usaha), highlights
kinerja keuangan tiga tahun terakhir, peningkatan layanan data dan
internet, strategi bisnis ke depan, cakupan BTS dan kota, serta jumlah
pelanggan (halaman 27-56).
Riset Pasar Seluler dan Data Industri Telekomunikasi 2010-2018 (Peta Persaingan dan Potensi Pertumbuhan) sebanyak 57 halaman pdf ini berasal dari BPS, sejumlah perusahaan seluler dan telekomunikasi di Indonesia, dan disajikan duniaindustri.com. Download database industri merupakan fitur terbaru di duniaindustri.com
yang menampilkan puluhan data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh
data disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah didownload setelah users
melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik beli (purchase), klik
checkout, dan isi form. Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan. Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada duniaindustri.com.(*)
E) Data Listrik dan Sistem Kelistrikan Nasional 2009-2019
ini dirilis Oktober 2016 menampilkan data, tren pertumbuhan kebutuhan
listrik, proyeksi kebutuhan tambahan kapasitas, rasio elektrifikasi,
tren konsumsi listrik, komparasi elektrifikasi di ASEAN, dan lainnya.
Periode yang jadi fokus 2019-2019, bahkan untuk beberapa pembahasan
terdapat proyeksi hingga 2025.
Data Listrik dan Sistem Kelistrikan Nasional 2009-2019
ini dimulai dengan menampilkan highlight makro ekonomi Indonesia,
meliputi pertumbuhan PDB 2014-2019, tren inflasi, populasi penduduk,
tren konsumen kelas menengah, laju urbanisasi, median usia penduduk,
potensi pasar lokal, serta tren PDB per kapita. (halaman 2-4) Data makro
ekonomi Indonesia ini dilengkapi dengan sebaran pertumbuhan ekonomi per
daerah dengan perhitungan rata-rata PDB 2010-2030 untuk melihat
daerah-daerah mana saja yang memiliki potensi pertumbuhan ekonomi
tertinggi. (halaman 5)
Kemudian, data ini menampilkan highlights
perkembangan sistem kelistrikan nasional 2015-2016 dengan menampilkan
kapasitas terpasang pembangkit (per segmen), panjang jaringan transmisi
listrik, konsumsi tenaga listrik, panjang jaringan distribusi, serta
konsumsi listrik per kapita dan konsumsi listrik per golongan. (halaman
6) Perkembangan subsidi listrik dan bauran BBM serta komposisi penjualan
listrik 2016 ditampilkan pada halaman 7.
Pada halaman 8,
ditampilkan perkembangan biaya (cost), tarif, dan subsidi listrik
periode 2003-2016. Wilayah usaha penyediaan tenaga listrik dari 24 badan
usaha ditampilkan dengan infografis yang menarik pada halaman 9. Data
tersebut diperkuat dengan rasio elektrifikasi negara-negara ASEAN
(halaman 10). Sedangkan komparasi rasio elektrifikasi Indonesia per
daerah ditampilkan pada halaman 11, lengkap dengan tren nasional periode
2010-2019. Terdapat empat daerah di Indonesia yang rasio
elektrifikasi-nya di bawah 70%.
Pada halaman 12, ditampilkan
infografis sistem kelistrikan nasional dengan data kapasitas terpasang
tiap daerah, status pasokan listrik per daerah, serta cadangan pasokan
listrik per daerah dan secara nasional. Data tersebut dilengkapi dengan
proyeksi kebutuhan listrik, konsumsi listrik, elastisitas, kebutuhan
tambahan kapasitas periode 2015-2034. (halaman 13)
Selanjutnya,
pada halaman 14 ditampilkan kebutuhan pengembangan pasokan listrik
periode 2015-2034 dibagi sistem non-PLN, independent power producer
(IPP), PLN dan PLN system, serta total kebutuhan tambahan. Pada halaman
15 ditampilkan bauran energi primer dan bauran energi pembangkit listrik
dengan patokan realisasi 2013-2014 dan target 2025.
Pada
halaman 16-18, diulas landasan hukum pengembangan sistem
ketenagalistrikan nasional. Pada halaman 19, dipaparkan proyeksi
kebutuhan tenaga listrik 2016-2025 per pulau di Indonesia. Pada halaman
20-22, ditampilkan porsi tambahan kapasitas pembangkit per jenis
pembangkit 2015-2025. Data tersebut dilengkapi dengan proyeksi kebutuhan
bahan bakar per jenis pembangkit periode 2016-2025, dibagi dalam empat
bahan bakar yakni gas, batubara, biomass, dan panas bumi. (halaman
23-24)
Sementara kebutuhan tambahan jaringan transmisi listrik
periode 2016-2025 ditampilkan per golongan pada halaman 25. Kebutuhan
tambahan gardu induk per golongan periode 2016-2025 ditampilkan pada
halaman 26. Tren kebutuhan tambahan jaringan dan trafo distribusi
periode 2016-2025 dipaparkan dalam infografis yang menarik pada halaman
27. Sedangkan kebutuhan investasi dari mulai distribusi, penyaluran, dan
pembangkit periode 2016-2025 dipaparkan pada halaman 28. Proyeksi biaya
pokok penyediaan listrik untuk periode 2016-2025 ditampilkan pada
halaman 29.
Terkait kebijakan pemerintah, payung hukum, dan arah
serta strategi pengembangan listrik ke depan ditampilkan pada halaman
30-33. Sementara tantangan dan solusi pengembangan listrik ke depan
ditampilkan pada halaman 34-37.
Data Listrik dan Sistem Kelistrikan Nasional 2009-2019
sebanyak 38 halaman ini berasal dari Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral (ESDM), BPS, WHO dan Bank Dunia, dan perusahaan listrik
terbesar di Indonesia, diolah duniaindustri.com.
Indeks data industri merupakan fitur terbaru di duniaindustri.com yang
menampilkan puluhan data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh data
disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah didownload setelah users
melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik beli (purchase), klik
checkout, dan isi form. Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan. Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada duniaindustri.com.(*)
F) Riset Peluang Kerjasama Pemerintah dan Swasta di Proyek Infrastruktur 2015-2019
ini berisi data, kajian, analisis, laporan, dan outlook proyek-proyek
strategis di sektor infrastruktur di Indonesia. Berbagai proyek
infrastruktur, mulai dari proyek prioritas, proyek strategis, dan proyek
infrastruktur per provinsi ditampilkan dalam riset ini, dipadu dengan
analisis bisnis infrastruktur, market size transportasi dan logistik,
serta analisis anggaran infrastruktur dibanding tingkat pengangguran di
Indonesia.
Riset
ini dimulai dari kondisi perekonomian Indonesia tahun ini diprediksi
masih diliputi ketidakpastian, terutama dari sisi global. Meski demikian
ekonomi Indonesia diyakini akan lebih baik dibanding tahun lalu. Sisi
eksternal yang berpengaruh pada ekonomi domestik, tak bisa dilepaskan
dari harga komoditas yang masih belum pulih dan merosotnya ekonomi China
yang merupakan salah satu pangsa pasar utama ekspor komoditas
Indonesia. (halaman 2)
Penguatan rupiah ini selain
didorong oleh faktor domestik, karena meningkatnya kepercayaan investor
sejalan dengan ekonomi makro yang lebih baik, juga tidak lepas dari
pengaruh eksternal. Pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2015 yang sebesar
5,04% telah meningkatkan kepercayaan investor, karena diyakini titik
terendah pertumbuhan ekonomi telah terlewati. (halaman 3-4)
Pada
halaman 5-7 dibahas data Kementerian Keuangan, anggaran infrastruktur
sejak 2009 hingga 2015 memang terus menunjukkan kenaikan. Tetapi
kenaikan signifikan memang baru terjadi pada 2015, dari Rp 206,6 triliun
pada 2014 menjadi Rp 290,3 triliun. Sedangkan tahun-tahun sebelumnya
kenaikannya hanya di kisaran Rp 9,7 triliun hingga Rp 31,3 triliun. Data
tersebut dipadukan dengan tren pertumbuhan ekonomi nasional dan
ekspektasi ke depan periode 2007-2019. (halaman 8) Di halaman 9,
terdapat riset eksklusif terkait tren kenaikan anggaran infrastruktur
dibanding tingkat pengangguran di Indonesia periode 2005-2016.
Masuk
pada pembahasan proyek infrastruktur, riset ini menampilkan rencana
pembangunan infrastruktur laut (halaman 10), infrastruktur pangan
(halaman 11), dan transportasi darat (halaman 12). Di halaman 13-14
ditampilkan secara eksklusif 38 proyek kerjasama pemerintah & swasta
2015-2016, baik yang telah ditawarkan maupun yang akan ditawarkan. Di
halaman 15-16, dipaparkan 30 proyek infrastruktur prioritas 2016-2019.
Pada halaman 17-19 ditampilkan proyek infrastruktur jalan dan jembatan
per provinsi pada 2016. Khusus terkait kerjasama pemerintah dan swasta
ditampilkan secara detail pada halaman 20-24.
Riset ini
diperkuat dengan data tren pertumbuhan pasar (market size) sektor
transportasi dan logistik di Indonesia 2009-2019. Pada 2014, pasar
sektor transportasi dan logistik diestimasi Rp 1.810 triliun dengan
pertumbuhan 13,2%. Pada 2015, market size tersebut naik 15,2% menjadi Rp
2.086 triliun. Pada 2016, angka tersebut diproyeksi tumbuh 15% menjadi
Rp 2.399 triliun, dan terus naik hingga mencapai Rp 3.680 triliun di
2019. Rata-rata pertumbuhan tahunan (CAGR) sektor transportasi dan
logistik di Indonesia diperkirakan 15,2% periode 2014-2019.
Selain
itu, data ini dilengkapi data-data infrastruktur pendukung transportasi
dan logistik di Indonesia, seperti sebaran bandara hingga 2030. Jumlah
bandara umum saat ini sebanyak 189 bandara, yang terdiri atas 26 bandara
komersial (dikelola PT Angkasa Pura) dan 1.643 bandara nonkomersial.
Pada 2030, akan bertambah 44 bandara baru, sehingga total jumlah naik
menjadi 233 bandara. Juga ditampilkan ekspansi PT Angkasa Pura I dan II
dalam ekspansi bandara, meliputi: kebutuhan investasi, penambahan
kapasitas, dan persentase pertumbuhan.
Di samping itu,
ditampilkan infrastruktur pelabuhan yang cukup vital mengingat Indonesia
memiliki garis pantai terpanjang keempat di dunia (95.181 km). Jumlah
pelabuhan saat ini mencapai 2.392 pelabuhan yang terdiri dari 111
pelabuhan komersial, 1.481 pelabuhan nonkomersial, dan 800 terminal
khusus. Terdapat rencana penambahan 91 pelabuhan baru di Indonesia
bagian timur dengan investasi Rp 3,37 triliun.
Riset sebanyak 41 halaman ini
berasal dari BPS, Kementerian Keuangan, Bappenas, Komite Percepatan
Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), Kementerian Perhubungan,
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian
Perindustrian, Asosiasi Logistik Indonesia, dan diolah
duniaindustri.com. Indeks database industri merupakan fitur terbaru di duniaindustri.com
yang menampilkan puluhan data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh
data disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah didownload setelah users
melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik beli (purchase), klik
checkout, dan isi form. Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan. Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada duniaindustri.com.(*)
G) Data dan Outlook Transportasi, Logistik, dan Infrastruktur 2009-2019
ini menampilkan ukuran pasar (market size) sektor transportasi dan
logistik di Indonesia 2009-2019. Pada 2014, pasar sektor transportasi
dan logistik diestimasi Rp 1.810 triliun dengan pertumbuhan 13,2%. Pada
2015, market size tersebut naik 15,2% menjadi Rp 2.086 triliun. Pada
2016, angka tersebut diproyeksi tumbuh 15% menjadi Rp 2.399 triliun, dan
terus naik hingga mencapai Rp 3.680 triliun di 2019. Rata-rata
pertumbuhan tahunan (CAGR) sektor transportasi dan logistik di Indonesia
diperkirakan 15,2% periode 2014-2019.
Sektor ini
tumbuh secara signifikan sejak 2009-2019. Pada 2009-2014, pertumbuhan
mencapai 13,7% CAGR dari hanya Rp 770 triliun pada 2009.
Segmen
pengangkutan laut masih mendominasi sebesar Rp 1.096,6 triliun di 2015,
disusul kereta api Rp 31,6 triliun, dan udara Rp 1,43 triliun. Segmen
pengangkutan laut diproyeksi tumbuh 6,1% di 2013, 4,3% di 2014, dan 5,1%
pada 2015 secara volume. Pengangkutan kereta api tumbuh 13,3% di 2013,
8,5% di 2014, dan 7,5% pada 2015. Sementara pengangkutan melalui udara
naik 19,6% di 2013, 15,3% di 2014, dan 12,2% pada 2015. Sektor komoditas
menjadi salah satu pendorong sektor transportasi dan logistik mengingat
besarnya investasi antara lain di sektor CPO senilai US$ 2,4 miliar.
Selain
itu, data ini dilengkapi data-data infrastruktur pendukung transportasi
dan logistik di Indonesia, seperti sebaran bandara hingga 2030. Jumlah
bandara umum saat ini sebanyak 189 bandara, yang terdiri atas 26 bandara
komersial (dikelola PT Angkasa Pura) dan 1.643 bandara nonkomersial.
Pada 2030, akan bertambah 44 bandara baru, sehingga total jumlah naik
menjadi 233 bandara. Juga ditampilkan ekspansi PT Angkasa Pura I dan II
dalam ekspansi bandara, meliputi: kebutuhan investasi, penambahan
kapasitas, dan persentase pertumbuhan.
Di samping itu,
ditampilkan infrastruktur pelabuhan yang cukup vital mengingat Indonesia
memiliki garis pantai terpanjang keempat di dunia (95.181 km). Jumlah
pelabuhan saat ini mencapai 2.392 pelabuhan yang terdiri dari 111
pelabuhan komersial, 1.481 pelabuhan nonkomersial, dan 800 terminal
khusus. Terdapat rencana penambahan 91 pelabuhan baru di Indonesia
bagian timur dengan investasi Rp 3,37 triliun.
Juga,
ditampilan infrastruktur jalan dan rel kereta yang menopang pergerakan
transportasi darat. Data ini juga dilengkapi infrastruktur coastal
shipping, Trans Sumatera Railways, rel kereta api perkotaan, high speed
train network hingga 2030.
Tidak ketinggalan, data ini
menampilkan rasio biaya logistik dari berbagai sektor industri di
Indonesia, misalnya untuk industri pengolahan makanan rasio biaya
logistik terhadap input mencapai 35%. Terdapat 24 cabang industri yang
memiliki rasio biaya logistik terhadap input yang cukup tinggi.
Data
sebanyak 33 halaman ini berasal dari BPS, Kementerian Perhubungan,
Kementerian Perindustrian, Asosiasi Logistik Indonesia, sejumlah riset
perusahaan asing antara lain Frost & Sullivan, dan diolah
duniaindustri.com.
Download database industri
merupakan fitur terbaru di duniaindustri.com yang menampilkan puluhan
data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh data disajikan dalam bentuk
pdf sehingga mudah didownload setelah users melakukan proses sesuai
prosedur, yakni klik beli (purchase), klik checkout, dan isi form.
Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang
disajikan. Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada
duniaindustri.com.(*)
H) Data Outlook Sektor Transportasi dan Logistik 2014-2018
ini menampilkan proyeksi pasar sektor transportasi dan logistik
2014-2018. Pada 2013, pasar sektor transportasi dan logistik diestimasi
Rp 1.583 triliun dengan pertumbuhan 14,5%, naik rata-rata 15% sehingga
mencapai Rp 3.185 triliun di 2018. Segmen pengangkutan laut masih
mendominasi sebesar Rp 1.000,6 triliun di 2013, disusul kereta api Rp
26,8 triliun, dan udara Rp 1,16 triliun. Segmen pengangkutan laut
diproyeksi tumbuh 6,1% di 2013 dan 4,3% di 2014 secara volume.
Pengangkutan kereta api tumbuh 13,3% di 2013 dan 8,5% di 2014. Sementara
pengangkutan melalui udara naik 19,6% di 2013 dan 15,3% di 2014. Sektor
komoditas menjadi salah satu pendorong sektor transportasi dan logistik
mengingat besarnya investasi antara lain di sektor CPO senilai US$ 2,4
miliar. Data sebanyak 24 halaman ini berasal dari Asosiasi Logistik
Indonesia, sejumlah riset perusahaan asing antara lain Frost &
Sullivan, dan diolah duniaindustri.com.(*)
I) Data Prospek Investasi dan Kebutuhan Lahan Kawasan Industri
ini menampilkan tren nilai investasi asing dan domestik dikaitkan
dengan kebutuhan lahan industri di Indonesia. Secara kaidah baku, setiap
investasi manufaktur Rp 1 triliun butuh lahan di kawasan industri
setara 12,5 hektare. Selain itu, data ini menampilkan proyeksi kebutuhan
lahan di kawasan industri 2013-2020. Data ini juga menggambarkan total
lahan di kawasan industri yang tersisa saat ini dan proyeksi
ketersediaannya.
Di samping itu ditampilkan penjualan
10 besar kawasan industri di Indonesia, tren keseimbangan pasokan dan
permintaan, tren harga jual lahan di kawasan industri di berbagai kota
di Indonesia 2006-2012. Perbandingan harga jual lahan di kawasan
industri di Indonesia juga dibandingkan dengan 11 negara lain di dunia.
Penyebaran kawasan industri di luar Pulau Jawa, komposisi peran
pemerintah dan swasta dalam mengembangkan kawasan industri. Data ini
juga menggambarkan program pemerintah dalam mengembangkan kawasan
industri di koridor Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, dan sektor
industri sasarannya. Data berisi 41 halaman ini dibuat oleh Kementerian
Perindustrian dan diolah duniaindustri.com.(*)
J) Data Daya Saing Industri dilihat dari Sistem Logistik Nasional
ini menampilkan berbagai data mengenai sasaran dan akselerasi
industrialisasi tahun 2012-2014. Selain itu, daya saing logistik
Indonesia dibanding dengan negara Asia dan secara global. Juga, rasio
biaya logistik terhadap semua jenis industri seperti industri makanan,
minuman, rokok, tekstil, kertas, pupuk, kimia, semen, baja, mesin, dan
pengilangan minyak bumi. Di samping itu, dijabarkan rencana interkoneksi
KEK Sei Mangkei, hub port Bitung.(*)
K) Data Investasi Infrastruktur, Proyek Pembangunan Pelabuhan, Jalan, Bandara, Kereta Api di Indonesia
ini menampilkan berbagai proyek investasi infrastruktur pemerintah baik
yang sedang berjalan maupun yang akan dilakukan pada periode 2013-2030.
Dimulai dari data Investasi Infrastruktur Transportasi (selain jalan)
di Masing-masing Koridor Ekonomi, Rencana Pengembangan Bandara-bandara
Komersial Oleh AP I & AP II, Pembangunan 24 Bandar Udara Baru
(APBN), Sebaran bandara tahun 2030, Struktur Pelabuhan Indonesia, daftar
pelabuhan pemerintah yang beroperasi tahun 2013, Pembangunan Jalur
Ganda KA Jawa, Pengembangan Coastal Shipping Di Pantura, Rencana
Pengembangan Trans Sumatera Railways, Jaringan perkeretaapian tahun
2030, Pembangunan Trans Maluku. Data berisi 16 halaman ini berasal dari
Kementerian Perhubungan, Kadin, Pelindo, diolah duniaindustri.com.(*)
L) Data Masterplan Konektivitas Nasional (2010-2030)
ini menampilkan Persebaran PDB Indonesia per Daerah, Urban Area, dan
Masterplan Konektivitas Nasional (2010-2030). Data terbaru yang dirilis
Oktober 2013 ini berasal dari Kementerian Perhubungan, asosiasi terkait,
serta BPS.(*)
M) Data Komprehensif Sistem Logistik Nasional (Sislognas) Indonesia
ini menampilkan analisis komprehensif tentang rasio biaya logistik
terhadap biaya penjualan di Indonesia dibanding negara maju, porsi biaya
transportasi (meliputi transportasi darat, laut, dan udara),
perbandingan biaya logistik di Indonesia Barat dan Timur, dwelling time
and logistic cost, dan lainnya. Data yang berisi 9 halaman dan dibuat
Oktober 2013 ini disusun Kementerian Perdagangan dan dikompilasi oleh duniaindustri.com.(*)
Sumber: di sini
* Butuh data lebih spesifik, total ada 133 database, ingin request data/riset, klik di sini
** Cari content provider profesional, klik di sini
*** Butuh jasa market intelligence dan request data spesifik, klik di sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar