Data Komprehensif Infrastruktur Jalan 2015-2019
ini dirilis akhir April 2017 menampilkan data, outlook, kajian,
analisis, dan riset terkait seluruh informasi mengenai infrastruktur
jalan di Indonesia. Data komprehensif ini meng-capture
kondisi teraktual, jaringan, kualitas, kebutuhan pendanaan, backlog,
status, dan kewenangan infrastruktur jalan di Indonesia periode
2015-2019.
Data komprehensif ini dimulai dari outlook ekonomi Indonesia 2017 (halaman 2-3), tren outlook
pertumbuhan ekonomi Indonesia per kuartal periode 2014-2017 (halaman
4), dan tren nilai tambah (value added) ekonomi per daerah (halaman 5).
Pada halaman 6-7 dipaparkan alokasi bujet infrastruktur Indonesia per
sektor, mulai dari infrastruktur jalan, rel kereta, jalur laut, jalur
udara, jalur darat, transportasi urban, infrastruktur listrik,
infrastruktur minyak dan gas, telekomunikasi, penyimpanan air, dan
perumahan, beserta instansi yang berwenang.
Masuk ke
pembahasan khusus, ditampilkan kondisi infrastruktur jalan di Indonesia,
mulai dari persentase transportasi jalan, panjang jaringan jalan
nasional, serta dukungan jalan dalam konektivitas nasional (halaman 8).
Dilanjutkan pada halaman 9, dipaparkan kualitas jalan dan pengaruhnya
terhadap peringkat daya saing nasional (halaman 9).
Pada halaman 10, kebutuhan investasi infrastruktur jalan dari rencana strategis
hingga backlog ditampilkan dari periode 2015 hingga 2019. Berlanjut ke
halaman 11, dijabarkan panjang jaringan jalan nasional, jalan provinsi,
jalan kabupaten/kota, lengkap dengan status kemantapan jalan, dan
instansi yang berwenang.
Kebutuhan investasi jalan
periode 2012-2017 dijelaskan secara detail pada halaman 12. Disambung
prioritas pengembangan infrastruktur jalan dari 35 wilayah strategis
pada halaman 13. Komparasi infrastruktur jalan pada 2015 dan 2019
(target) ditampilkan pada halaman 14. Strategi pengembangan
infrastruktur jalan yang dipadukan dengan moda transportasi lainnya
dipaparkan pada halaman 15, seperti dukungan jalan terhadap 24 pelabuhan
baru dan dukungan jalan terhadap 15 bandara baru. Pada halaman 16,
ditampilkan proyek strategis nasional untuk pengembangan infrastruktur
jalan, mulai dari jalan lintas pantai selatan Jawa hingga trans Papua.
Dukungan
pengembangan jalan untuk program tol laut juga ditampilkan pada halaman
17-19. Disusul kemudian, kondisi infrastruktur jalan di Papua pada
halaman 20, serta master plan jalan trans Papua pada halaman 21-22.
Sebagai penjabaran lebih detail, dijabarkan tentang dukungan akses jalan
ke pelabuhan di 10 provinsi yang menjadi fokus hingga 2019 pada halaman
23. selain itu, ditampilkan secara umum, komparasi tren pengembangan
infrastruktur jalan berbanding rel kereta dan jalur laut pada halaman
24.
Khusus mengenai jalan tol, dijabarkan lebih detail
pada halaman (25-26) mencakup proyeksi pembangunan jalan tol periode
1978-2019 beserta pertumbuhan per tahun, serta estimasi perbaikan jalan
tol di Indonesia pada 2017.
Data komprehensif ini
dilengkapi data-data infrastruktur pendukung transportasi dan logistik
di Indonesia, seperti sebaran bandara hingga 2030 (halaman 27-28).
Jumlah bandara umum saat ini sebanyak 189 bandara, yang terdiri atas 26
bandara komersial (dikelola PT Angkasa Pura) dan 1.643 bandara
nonkomersial pada halaman 29. Pada 2030, akan bertambah 44 bandara baru,
sehingga total jumlah naik menjadi 233 bandara. Juga ditampilkan
ekspansi PT Angkasa Pura I dan II dalam ekspansi bandara, meliputi:
kebutuhan investasi, penambahan kapasitas, dan persentase pertumbuhan
(halaman 30).
Di samping itu, ditampilkan infrastruktur
pelabuhan yang cukup vital mengingat Indonesia memiliki garis pantai
terpanjang keempat di dunia (95.181 km) pada halaman 31. Jumlah
pelabuhan saat ini mencapai 2.392 pelabuhan yang terdiri dari 111
pelabuhan komersial, 1.481 pelabuhan nonkomersial, dan 800 terminal
khusus. Terdapat rencana penambahan 91 pelabuhan baru di Indonesia
bagian timur dengan investasi Rp 3,37 triliun. (halaman 32) Disusul
pembahasan khusus mengenai infrastruktur rel kereta pada halaman 33-36.
Data
komprehensif ini juga menampilkan rasio biaya logistik per subsektor
industri, yang terdiri dari 24 sektor industri mulai dari industri
makanan, gula, rokok, tekstil, kertas, pupuk, kimia, semen, plastik,
karet, logam, baja, perlengkapan listrik, dan otomotif. (halaman 37)
Sebagai
tambahan, ditampilkan rencana pembangunan infrastruktur prioritas
periode 2015-2019 lengkap dengan estimasi biaya serta komparasi market
size industri manufaktur, logistik dan transportasi, konstruksi, agri,
serta jasa lainnya. (halaman 38-43)
Data Komprehensif Infrastruktur Jalan 2015-2019
sebanyak 44 halaman ini berasal dari BPS, Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat (Ditjen Bina Marga), Bappenas, Kementerian
Perindustrian, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Kementerian
Perhubungan, dan diolah duniaindustri.com. Indeks database industri merupakan fitur terbaru di duniaindustri.com
yang menampilkan puluhan data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh
data disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah didownload setelah users
melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik beli (purchase), klik
checkout, dan isi form. Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan. Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada duniaindustri.com.(*)
Sumber: klik di sini
* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 133 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider, klik di sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar